ela
ika keluar dari kamar dan menatap dari ujung tangga,
malam hari," jawab Paman dengan gaya s
engan bergaya bagai seorang sahabat
gkok? Apakah perlu mengenalkannya pada kehidupan malam di sini
bahkan jika kami sesama alpha?" t
tu menyangkut
ma kami. Bukankah dia memiliki tujuan pada Third?" tanya J
antara mereka!" ucapku lirih dengan merengut ke
apa yang ada di dalam
bahwa meski second gender mereka adalah alpha domi
ub yang akan menjadi t
ki tubuh lebih ramping dariku, wajah lebih cantik dariku–yang aku pun belum tentu dapat membedakan first
miliki toleransi alkohol tinggi, tapi tidak jika itu menyangkut omega, aku tidak yakin. Terutama omega yang tiba-tiba mengalami
g kumaksud dengan segala a
lepas dari rasa suka dan pemujaanku terhadap jiwa alpha-nya, bahkan jika dia berada di
ku seorang s
h ada di kehidupan yang saat
yang masih be
bisa mengikis ikatan alami saat salah
npa sadar kakiku telah sampai dan memijak anak tangga terakhir
bagaimana aku menjadi roda ket
h?" jawabk
k membiarkanmu sendiri di rumah sementara aku
penggila kehidupan malam? Katakan,
wa telah berhasil memprovokasi aku hingga marah. Sedangka
li jawaban dari rasa penasaran yang mengusik pikiranku. Tanpa kata dan suara, hanya hembusan napas ringan den
J.H,' batinku m
olah mendengar apa
rjap, kurasakan wajahku sedikit mema
__
aktu Th
anan kota Bangkok di malam hari ini. Meski terdengar aneh untuk dua orang y
ia menjemputku serta mengantarkanku pulang setelah kelas selesai, belum pernah dia melajukan motornya secepat ini. Meski tanpa dia tahu bahwa aku bukan omega
ang posesif terhadapku. Lihat saja saat ini aku memakai jaket kulit b
eh karena angin malam!" uc
keras dan memilih memakai slip on, sebuah sepatu tanpa tali. Nyaman, a
pemberontakku keluar, kurasa dia a
terperangah ketika melihat Paman membawa keluar motor serupa mili
nya saat bebas?" bisik J.H
miliknya, sementara Paman dengan berat hati berk
ng menata hatin
___
uk menjemput pria omega tersebut. Bukankah terlalu kasihan melihat sang omega yang
ah. Paman bahkan tidak menjatuhkan hatinya pada siapapun. Pemikiran ba
ginan?" teriak J.
a menahannya!" jawabku
an tubuhku dengan melepas sedikit aromanya. Bau mint yang tercium samar olehku membawa rasa hangat, juga sebuah perasaan yang se
kjubkan. Dua puluh menit dari rumahku adalah salah satu pilihan terbaik, yaitu sebuah night club
aca ekstra besar. Ini adalah klub Chic dengan jajaran DJ internasional & restoran Jepang/California, plus pemandangan kota. Des
g yang bagus dan paling menginspirasi, terlebih karena saat
kan?" tanyaku saat
koktail di tempat yang mewah. Pemandangan luar biasa ke l
kan?" sahut Paman Third dengan senyum smirk, "lalu hal-hal yang bermanfaat dan h
h lautan manusia yang mulai menggerakkan t
ana bergemuruh–yang menggiring setiap tubuh di dalamnya untuk bergerak, menari dan berjingkrak, bahkan tak jarang setiap dari
ti dari bergerak, gelak tawa telah mengh
eriak J.H karena suara
pupuku berkunjung!
m alkohol?" ta
in saja, kenapa?" tanyaku sem
r tatapan matanya pada Paman yang hanya duduk di kursi menikmati s
emperhatikan pasangan yang terlihat serasi, tetapi mirip dua roda yang tidak sejalan. Dari yang kutangkap
.H membangunkanku dar
it berjengit untuk tindakannya yang cukup berani malam ini, didukung oleh bergantinya musik menjadi lebih pelan dengan kesan sensual–kembali
tajam dari Paman, sesaat lalu dia hendak berdiri
ut pada Paman,
ang dia?" tanyanya dengan tenang. Tida
bahkan tanpa filter," jawa
berbicara, Kae!" ucapnya dengan me
sebentar!" ucapku lirih semba
k tanganku lalu kami berjalan ke s
tangannya yang masih melingkari pinggangku. Tatapan aneh dari
bisiknya dengan suara rendah. Hanya dengan mendengarnya tubuhku terasa ta
hal-hal kecil yang mungkin tidak dia pikirka
bau fer
ubuhku, sementara aroma mengintimidasi telah dia keluarka
akan ikut masuk ke d
k seduktif yang membuat tengkukku
awabku sembari berjala
berdiam sebentar untuk menatap wajahku sendiri di depan cermin besar. Sebuah benda pipih yang tak pernah bisa berbohong
idak dapat kupungkiri bahwa aku pun berpikiran sama layaknya gadis lain, kadang mer
"bahkan J.H menempel setiap waktu padaku!" lanjutku bermonolog di depan cermin. Tatapan mata
dengan ingatan yang terlempar pada
mbur telingaku. Lalu berpikir bahwa dia dengan bibirnya tetap berada di sana untuk membis
r basahnya sesekali mengecup untuk sebuah hisapan dalam, dengan ujung lidahnya yang menjilat
ndam atas dirinya. Sebuah keinginan akan sentuhannya agar diriku merasa nyam
r, kubawa tubuhku dengan langkah gontai kembali memasu
__
.., Mi
belai pendengaranku, tertangkap olehku dia
u kembali kurasakan lembut sebuah ibu jari yang bergerak untuk mengusap pipiku dari lelehan air mataku. Kupaksa mataku untuk t
bahkan terlontar dari mulut
api tidak dengan hidung dan hatiku karena aku bahkan tak pe
pha!" jawabnya dengan suara rendah yang kembali memanaskan
an panas!" rintihku, tubuhku b
agi kau meminum pil pen
awabku lirih. Detik berikutnya aku kembali menjatuhkan p
akan memba
.. say! Say i
mata mengabur, selanjutnya tubuhku telah menyerah a
k sesapan nikmat. Aku menyerah, membiarkan mulutku melontarkan rintihan-rintihan memohon atas sentuhannya.
anku sebagai suara seduktif. Mataku berusaha untuk menatap apa yang dia lakukan saat i
gh
kukan semuanya ... den
a kebersamaan selama tiga minggu bukan waktu yang cukup untuk saling melengkapkan titik nikmat kami. Tapi sumpah, aku bahkan tak dapat lagi mengendalikan tubuhku. Kurasa kontrol atas otakku telah mengab
i lakukan. Secara lembut tangannya menyingkap kaos kasual yang membungkus tubuhku
g sebentar. Selanjutnya dia telah mengangkat kedua kakiku agar menyampir di sekitar lehernya, bertumpu
seolah itu begitu berharga. Lidahnya mulai mengambil bagian dengan menjilat
sadaranku yang mungkin hanya beberapa persen, kubawa tanganku membekap mulutku
makin menguar bebas mengubur feromonku yang kurasa telah menguar bebas. Otakku menangkap bahwa dia tengah
ah dipenuhi oleh rintihan
sa merespon dengan bersorak bahagia untuk setiap sentuhannya yang menggetarkan sukmaku. Memberi rangsangan di sekitar selangkanganku hingga menjadikan otot-otot yang tersebar di sana semakin menegang. Untu
Lalu, seakan tahu bahwa aku segera sampai, bibirnya mengecup untuk sesapan kuat pada liang p*ssy-ku. Tubuhku bergetar kuat
r pada gelom
__
ini salah? Aku merasa
dang meringkuk di pelukannya. Lalu otakku samar menyadari bahw
perasaan lebih baik!" bisiknya di depan wajahku. Setetes bulir
isak lirihku. Ingatanku telah begitu jelas. Seti
at bibir J.H melumat lembut bibirku dengan melepaskan sedikit feromonnya–yang mem
alphak
memberi apa yang kau butuhkan. Mulai sekarang tidak
kalimat penenang sebelum aku benar
b