penting untuk Lisa. Senyum ayah yang setiap pagi menyapanya, mendadak pudar, ayah menggenggam ta
ayah sejak aya
lari ke perusahaan lain yang jauh lebih mumpuni, sedang peralatan di kantor kecil ayah hanya sebatas itu
an semua tenaganya, berkorban siang dan malam agar mew
yang menggunung, dan hari ini mendadak ada penawaran dari sa
, dia sesak, baru saja dia lulus sarjana dan mengibarkan sayapnya di dunia kerja, dia bahkan masih baru mau menerima gaji pertamanya. "Ayah, kalau wanita itu saja mau pergi darinya, kenapa aku harus
id
lebih baik begitu, dia anak tunggal di rumah ini, dia seharusnya bertugas mengibarkan
gan tersendiri, bukan dipilih asal dengan duda yang jelas-jelas digugat mantan istrinya satu bul
esak di sini. "Kenal dia lebih dulu, Ibu yakin kau akan suka padanya dan kau bisa menepis semua kabar yang ada, dia bu
sampai satu permintaan ayahnya saja tak bisa memenu
tidaklah hal benar, aku mungkin akan menerimanya, semua demi Ayah dan Ibu asalkan bukan duda it
bangkit lagi. Kau bahkan tumbuh dari sana, apa kau tak berbelas kasih pada usaha itu, Lisa? Itu bukan hidup Ayah saja, tapi juga hidupm
emua orang tahu berapa uang yang harus disiapkan kalau mau makan di sini, hari ini juga
a-mana, wajah seram dan tingkah kerasnya mungkin yang akan Lisa lihat dengan lekat, dia sudah siap bre
suk dan langsung mengambil duduk ke depan Lisa, meliha
a lelaki mesu
uti kemauan sang ibu berpenampilan begini, sudah
ersenyum l
dan manis, bahkan setiap bibirnya menarik
ama
ggil saja Lisa. Kau?" su
u harus setuju. Kau datang ke sini, itu art
alat cepat. "
" poto
namak
ahmu gulung tikar, hmm?" mengetuk surat jua
maku Lisa,
*
m suaminya mengomel, dia rasa sudah cukup melamun mengingat masa lalu mereka sebelum menikah, mendad
ya tanpa menoleh, sudah menjadi
yang lewat, mobilnya keren-keren yang sekarang, Gi. Anak muda sek
alanan mereka, tapi memang dasar Lisa yang mudah mengubah suasana hatinya, dia raih tangan kiri Gio dan dia tautkan, sepanjang perjalana
hlah mau Lis
mereka menikah, tapi hati lemah Lisa dan perlakuan Gio membuat keduanya melalui itu semua, berjalan dengan damain
" pang
He
, istrinya mau menjauh, ditarik lagi,
Rena-" dia tahu rem yang dipijak itu tanda tidak suka. "Gi, hanya acara pertemuan b