uh
oseng,
ya, setiap pagi sudah menjadi kewajiban Lisa membuat sarapan dan bekal, pemud
kehidupan dari usaha percetakan kecil di satu kampung. Lulusannya sebagai sarjana awalnya beg
itu mimpi ayahnya, walau dia bisa berjanji bekerja dengan penghasilan yang besar, tetap saja usaha
ua
ini, memang dia masih muda, terpaut dua tahun dari Lisa, hanya
i sini Lisa menjadi poros nama baik, mengembalikan nama baik Gio sekaligus
hnya mengulat atau apa, memanggil Lisa begitu sulit
kan menjadi alasan telinga Gio tak mendengarnya, pasti akan mengomel kalau Lisa ta
sebal kalau na
wajahnya bentuk bantal, mengambil duduk langganan
ngkan tangannya, dia sudah mandi, berharap bisa berangkat lebih awal. Duda satu ini susah sekali diatur
itu yang menjadi pertimbangan Lisa, secara fisik suaminya itu sempurna, sikapnya juga hanya menyebalkan sedikit, tapi entah kenapa satu
pi tidak. Gio memperlakukannya dengan lembut di malam pertama itu meskipun belum ada cinta nyata sampai sekarang diantara keduanya, maksudnya ti
aannya dipatahkan, kelua
ai. "Makan cepat, Ica. Aku antar ke kantor!"
a itu memanggil nama aslinya, hanya saat dia menikah, setela
Ic
minim, Lisa yang sudah dewasa dalam pemikiran bisa menerima sikap Gio, sedang Gio yang tak pernah salah memutuskan sesuatu, jadi tak
ti aku naik ojek saja. Aku kabari
u melaju mengikuti angin, Gio tersenyum simpul dan samar setelah menjauh, melirik
*
dunia baik-baik saja?" tawa mengudar
tungan hari ini, itu jelas tak akan gratis dari suaminya yang penuh dendam, de
ng paling tahu kegundahan sebelum pernikahan
ra
mahnya, Gio yang minta ini dan itu, Gio yang mendadak diam, terkadang juga sebal tanpa alasan, walau itu tidak membuat saki
mudah, lebih darimu malah, dia terpaut enam tahu
dengan yang lebih muda. "Jangan ditanya, maksudku setiap orang berbeda dal
tu kurang lebih sama dengan Gio, kalau Gio bagaimana? Apalagi dia kan
haha
engan gedikan bahu, Renata mungkin membayangkan benar kalau Gio itu hot, walaupun tak bisa Lisa elak juga
pada moment malam pertama mereka setelah sat
ium Lisa saja terasa kaku, walau Lisa belum pernah berciuman, setidaknya dia bisa membayangkan selihai apa para aktor drama itu, G
ingat itu!" Lisa rut
dia masih ingat setelah selesa
rkan hanya aku saja yang
ya tentang kondisi sang suami. Namun, kebisuan Gio tak membuatnya mudah mendapatkan jawab