h Arhan dengan pandangan t
uli akan mendapat respons apa dari Naina. Rasa muaknya membuat
membuka pintu mobil, lalu
u
ekuatan yang keras. Arhan la
ngaduh
mobilnya dan memacu mobilnya deng
k Naina. Terdapat tas, lalu Arhan berhenti sejenak.
mam Arhan. Sejenak berpikir. "Apa aku berlebihan mening
ina di tempat yang dia tinggalkan tadi. Be
pa udah berangkat ke kampu
melihat ke sekeliling. Tetapi tak
dah ke kampus," ucapnya. "Nggak mungkin diculik, mode
terus memikirkan keberadaan Naina. N
ar dari mobil sport berwarna hijau. Dia semakin p
Ia merasa sedikit tak su
dang memarkir mobilnya. Lalu ia pun ber
i makan siang
h. Di
amu deh, ak
at dekat dan terkenal seantero kampus. Sehingga
h kita pergi. Oh iya, k
um bisa pulang. Karena masih perlu me
nekmu sege
mii
an terlihat sangat manis. Arhan yang
mereka nggak paham etika di kampus
atau karena rasa cemburu, ia tak tahu. Ia
e arah Naina dan Galang yan
sama kamu. Jangan sok kegantengan deh, aku ngg
dengan tatapan Arhan. Sehingga
Arhan Bramantio, putra d
an nggak semenyebalkan tuh
Tapi hati-hati, jangan sampai kelakuanmu sama dosen itu akan membuatmu
. Aku benci
ekali diperingati. Udahlah
lalu aja menyalahk
sis bagaimana sikap Naina sebenarnya. Sehingga ia h
dan aku ingin menjalin hubungan se
serius? Maksudm
aku harus menemui Pak Demian, aku mau konsultasi. Ak
ang. Sema
, Th
aina yang berdiri di samping mobil Galang. Tiba-tib
s itu di dalam mobil tersebut. Ia melangkah ke
aku harus menemui manusia kille
sampainya di depan pintu ruangan Arhan, ia ber
rasa itu, dan terpaksa menemuinya. Karena ponsel dan dompet ad
tok
kl
elan. Ia langsung disambut dengan tatapan taja
a?" tan
di mobilmu,"
ya uda
ia melemparkannya ke Naina. Dengan ce
a mobilku. Sekalian kamu c
ku yang
lagi yang ha
n orangnya, suruh amb
ina yang membantahnya. Ia lalu ba
Selama satu minggu, kamu ha
Memu
ruanganku. Dan jangan lup
Ia langsung pergi dari hadapan Arha
rjain. Makanya janga
puas karena berhasil membuat Naina tak berkutik di
telepon dari ayahnya. Sontak ia pun
Pak. A
an saya,
a.
yahnya jika mereka berada di kampus. I
i ruangan dekan. Baru saja ia keluar
kamu bu
angan
mobilmu. Udah semobil aja ya, baru a
s tuh anak di depanku. Dia adal
impi buruk. Udah, terima aja. Jangan sampai ny
rse
ak membahas tentang Naina lagi. Sesampainya di rua
i, P
lak
ih penasaran kenapa dia dipanggil.
i semua bimbingan beliau akan diambil
k. Aku b
alah satu bi
itu
*