" Arhan terbelalak mendeng
percaya dengan pernyataan ayahnya ba
u mahasiswa? Masa
Dia kan mas
enjamin kedewasaan seseorang. Aku udah melihat orangnya, dia dewasa da
k mengeluarkan pendapatnya di depan sang ayah. Karena semua pendapat
an-jangan orangnya jelek. Nggak, nggak, ini nggak boleh dibiarin. Ta
Arhan sedikit melamun. Lalu Fe
Jadi kamu bisa berkenalan sekalian dengannya. Kamu jangan memper
u mengerti,"
ang tuanya. Lalu ia naik ke lantai dua. Ia me
Plak
akit," je
ak sedang bermimpi sekarang. Ia membuang napas berat, da
lum pernah aku temui. Mending cantik, kan lumayan. Kalau jelek, mau ditaruh di mana nih muka?
ya. Setelah ketemu, ia pun langsung menekan icon panggil. Tak menunggu lam
Arhan,
mu sama kamu,
temu, apa susahnya si
k Renata
h anak pas
ruh ponselnya di atas nakas. Ia pun merebahkan tubu
ngantuk. Akan tetapi, rasa ngantuknya pun harus
dang layar ponselnya. Ia masih sangat mengantuk. Se
uk lagi untuk kedua kalinya. Arhan
a?" tanya Arha
. Mohon kebijakannya, sekali ini aja,
OH A
hak. Ia tak memeperdulikan apapun tentang mah
wanita tadi yang terdengar lirih. Membuatnya merasa iba, lalu ia mem
U DI RUANGAN JAM
Setelah itu, ia menaruh kembali ponsel itu di tempat semula
*
di bar tempat biasa dia nongkrong de
dosen di kampus yang sama dengan Arhan. Sementara Renata adalah put
elum pada nongol udah jam s
ya itu melakukan hal yang sama. Namu
itu muncul dan menghampirinya
acet," un
es aja kayak baj
ueerr!" seru Joe. "Nih, Renata sa
" Renata menjawa
an Joe memesan red wine. Keduanya melihat wajah
kenapa kusut be
rsemangat banget dengan
, keluarga kaya, lalu apa yang kurang?
ngung harus memulai dari mana ceritanya. Lalu ia menyeruput
kita, ada apa
hin," jawab
a. Sedetik kemudian, tawa renyah pun pecah. Joe dan
u lucu bange
suk tuh acara kontak jodoh, langsung dapat hadiah uang.
batanya dengan santai. Ia sudah
apa?" tanya Joe setelah
kampus kita,
lalak. "Jadi om-om dong kamu kalau n
k sih, nggak apa-apa, aku
um bosan meledekinya. Tetapi A
rah aja. Mau cantik kek, mau jelek ke. Itu udah
nata. "Udahlah, sekarang ki
di bar tersebut. Tetapi dia bukan seb
a segar di luar bar. Sontak ia terbelalak saat melihat mobil sport mer
geram. "Siapa yan
di sana. Ia tak melihat pemiliknya di dalam. La
jadi bermasalah di
mobilnya dengan paku yang ada di tangannya. Setela
MOBILKU!" teriak seora
*