�
" Hana yang mencari suaminya tak ada di
dir menyesap susu jahe yan
ulkas, lalu duduk di kursi sebelah
itu. Brownies coklat yang sudah dipotong.
a?" tanya pr
m Meta
uk, ia membuka mulut
na
engangg
ta pernah bikin d
berkedip menatap wajah ist
ernah Hana coba tapi gagal. Eh, waktu bikinnya sama
uh kulit pipi Hana yang memang terasa amat halus.
pertahankan senyum. Ia memegang tangan
rnya ada yang H
pnya, menung
berbohong jika ditanya begini. "Sebenarnya ... Hana punya ke
tawari. Meski Hana juga tetap konsul ke professionalnya jika Hana kesulita
ia tahan sebisa mungkin, ia tak ma
. terima saja, ja
sar. "Apa Mas ... tadi
am diam. Saat ini rasa enak mendadak pahit di lidahnya. Namun, ia m
as
em
h online untuk kelas karyawan. "Kalau harus ke Malang dan LDR-an sama
rang di telepon itu karena memikirkan dirinya. "Masalah biaya gimana?" tany
ntinya nanti kalau sudah seles
mendengar penjelasan sang istri. "Itu Hana anggap pekerjaan t
ang lebih nggak punya
sud
kecewaannya. Hana mendengar patuh, tanpa menyela sekali pun. Rupanya, Radit sudah sejak l
menikah dengannya, Miranda makin tak m
arket g
Papa yang rintis, dibantu aku sama Mas Dika, tapi k
harap, mending kita usaha sendiri. Biar pun usaha kecil," us
entang kalau aku keluar dar
apa. Kita pikir bareng, unt
usah
sepotong brownies lagi dilepasnya demi memutar
ak
l nunggu bergerak aja. Modalnya kan terhitung kecil." Hana sudah
runtung memilikimu, Sayang." Tengkuk Hana diraih
bening ini kenapa?" tanya Radit kemudian
. Membiarkan suaminya penasaran ia pun bangun d
orang salon ya pasti d
Apa raha
lasin Mas jug
Tapi mas mau juga m
facial was
istri. "Segini aja cukup, Sayang. Mas takut kamu terlalu bening, nanti ban
�
bih segar memenuhi undangan m
ani saja apa yang perlu. Mama cukup tau hasilnya." Miranda duduk di
n Tama dan Radit setel
uga sudah pergi ke kamar. Pengantin baru itu masih akan tinggal di rumah
aaf, Ma. Sepertinya Radit
punya waktu tanya-tanya ke Tama?" sambar Miranda peda
ngguk kaku, lalu sali
gitu saja tissue yang tadi dipakai lap tanganny
pelototan tajam ke arahnya. Ia mau punya banyak waktu untuk memulai bisnis yang akan dibukanya dengan Hana.
ajukan wajah ke depan muka putranya itu. Tama menelan
ncuci otakmu unt
Ma." Rahang Radi
rsi sambil tersenyum tipis. "Jadi benar, karena pe
n beg
antah ucapan mamamu, Radit!" bentak
ngar sehingga rumah ini
Tama tak berani bergerak, p
keluar dari rumah itu tanpa bawa apa pun! Kamu sadar kan, kamu punya apa?" Miranda menggeleng. "Tidak ada. Kamu lahir k
ngat ia sayangi. Tak pernah sebelumnya Miranda sekeras ini menegurnya. Meski
na dan kembali menjadi anakku. Atau ... kamu pilih ular itu tapi kita
jut saat wanita itu menarik alas meja membuat ti
akang punggung Miranda yang beranjak. Men
�
ambu