�
ner 'ka
imana kamu nebak
tu beneran kamu?" Mata bulat ini makin semringah. An
cerita ke aku sih?" Meta memeluk Hana sambil
g-bilang, ya, Ta.
au? Ampun, kalian nggak lagi ada masalah 'kan?" Ia menarik Hana minggir
ersenyum. "Kami baik-baik aja, Meta. Cuman aku ma
ajalah nasional seperti Kartina itu bukan hal biasa,
.." Mata Hana melihat sekitar sambil m
kamu terlihat baik-baik aja. Ternyata ada yang kamu sembun
, nggak semua h
kamu sama Radi
sama
al
hela napa
iga? Radit
ta. "Naudzubillah omongannya. Kamu tau siapa yang n
gangguk. "Ohh, mereka. Aku tau
.. rahasia kita berdua." Hana gantian menatap
nang. Rubrik asuhan kamu rame juga, ya? Apa banya
ak banget
, Han. Ini kerjaan ngga
n jari. "Iya, sih, tapi kan kerjaan a
ah membandingkan diri sama orang lain. Bukankah itu
"Makanya itu, Ta. Ketidaksetaraan itu akan
ana. Hati kamu baik, pasti Tuhan kasih hadiah terbaik juga.
mit. Sebentar lagi maghrib. Ia harus ada di rumah meski
�
Rutinitas Hana usai shalat Isya adalah menelepon ibunya sekitar 15 menit, lalu
Untuk hiburan, kata Radit saat itu. Awalnya Hana tak tahu digunakan untuk apa
ena ia sempat di bagian memotong bahan di tahun akhir kerja. Menjahit dan memotong adalah ilmu yang diajarkan oleh sa
innya tersimpan rapi di file, sebagian belum diwarnai polanya. Namun, kare
ikologi. Ia ingin sedikit membantu orang yang mengalami masalah dengan kalimatnya. Hana bergabung di sebuah grup psikologi
a nasib baik berpihak padanya. Orang itu pemilik redaksi sebuah majalah besar, dan mulai empat bulan lalu Hana resmi bergabung meme
wah, tetapi cuk
anjak, ia sudah mengecek pekerjaan se
inum, tetapi suara pintu mena
adit pula
pan. Tak lama pintu terbuka, Radit m
ang ...." Suara lemah
mi. "Mas kenapa ...?" Ia menempel punggung tangan ke kening suami. "Pa
g habis magrib ... tapi ke
Mas sudah m
n Radit memegang kepal
it kepal
... kamu peluk aj
dulu, baru
engan pakaian tidur. Mencuci tangan suami dengan sanitizer, lalu memosisikan s
it sakit adalah pelukan. Hana men
ng kamu ...." Radit melingkari ping
." Jarinya mengusap lembut kepa
um terketuk hatinya ... kamu tet
ahu tadi mertuanya ke sini? Oh, sunggu
banyak pikiran ... Hana nggak apa-apa. Hana
juga dari mana kamu makan rendang tadi siang ... t
a. "Iya, Mas ...." Ia mengecup lama pucuk kepa
�
ambu