�
a Ra
an, Ma ...
cepat k
ama. Sekarang saja telapak tangannya dingin. Entah kenapa, sejak kecil
pada pria berkemeja putih yang teng
sini karena ada y
amar. Tempat yang biasa dulu saat kecil hingga remaja mereka
ah mas
ibir bawahnya. "Mm, Mas Ta
itu sendu, lalu tersenyum k
tai ata
sahutnya sambil melangkah ke a
luas dibanding kamar lain. Tampak wanita berambut seleher denga
gan gerak tenang. Duduk di depan sang mama, di bagian sisi kamar yang menyerupai r
mama menurun padamu." Miranda memulai, d
mu itu?" pertanyaan yang dise
ah,
tick pink pucat itu. "Apa dia pakai uang perusahaan untuk ke salon? Apa kam
s di wajah dan dadanya. "Ma, Hana
a bahkan cuma bawa b
ana tabung, Ma. Selama berapa bulan,
. "Jadi, cuma dengan uang 20 ribu sehari dari kam
M
eadaan siap di keranjang cucian. Sudah pasti isi kant
ana." Rahang Radit mengerat. "Justru Siti per
iti jujur. Bagaimana dengan istrimu?
k pernah n
atnya, Raditya Pradipta?" D
ti, si ART mamanya yang tiap hari dikirim ke rumah untuk membantu pekerjaan Hana, juga membawa s
u itu suami. Laki-laki lah yang harus men
letak kesalahan Hana? Radit yang menyuruhnya ke salon untuk acara Dewi. Karena selama ini penampila
mu yang
Miranda kembali membuat aturan sendiri. Aturan yang menyesakkan dad
�
masak untuk sendiri saj
Hana sudah buatkan
bentar lagi
galkan Radit yang menatap punggungnya dengan sorot iba. Mulai hari ini
ar, menemukan tas kerjanya sudah s
k, Mas?" Hana menyendok sed
sah, S
Mas seduh di sana. Itu perlu a
t istri yang tampak selalu berpikir positif tentang dirinya. Ada ra
tnya bingung. "Sayang, tolo
l tersenyum. Suami sedang kambuh manjanya, pikir pe
a Radit diam i
Sayang. Sekarang per
khlas. Jangan menyimpan beban nanti bisa mengganggu pekerjaan." Ia menangkup pi
Mas Radit untuk terus nyaman dan tenang." Ia sed
is. Rasa gundah Radit berganti syukur mendapat istri sesempurna hati Hana. Ia
ersyukur kau menja
h berwarna putih itu memasuki halama
i meja makan," ujar seorang
ke belakang. "Maaf, Ma kesiangan," dust
ntuk, karena itu sesampai di kantor Radit berniat naik tangga saja untuk membua
bawa t
wa,
in
a ini sudah berpindah tangan. Miranda mulai sekarang yang mengatur penuh ke
an menu istimewa. Siti, atas suruhan mamanya mu
berbunyi. Telepon dari Hana. Pria ini su
tertebak itu meluncur. "Kenapa Mbak Siti nggak ada ngatar s
kurang sehat. Jadi hari ini libur dulu. Apa
han Siti cepat sembuh. Masalah makanan di rumah nggak ap
a mulai diantar lagi. Kamu sud
nti Hana foto m
ai sekarang semua karyawan dapat maka
s. Ya sudah, ya, Mas. Selamat
ya
bersikap menerima. Dengan begini banyak kebohon
nya bunyi pesan masuk dua kal
love dua). Caption di foto rendang semangkuk
ke rendang? D
tak meninggalkan uang 50 ribu yang biasa
�
ambu