�
memasukan uang yang masih dig
pas. Waduh, bakal ribut ini, pikir Radit. T
i Hana sudah masak," katanya rama
jalan-jalan. Makanan rumah membosankan. Apalagi kalau
luarga kami udah habis. Itu pun kalo Mbak mau. Dan, kalo maksa datang, tapi gak nyaman gabung sa
ma istrinya, ia juga takut Hana makin tersinggung. Dewi memang t
ewi. Tenang aja. Mbak pasti akan nyaman di depan kok. Mbak pastikan
di sampingmu," sahut Radit te
lah kostum aja, Han, biar nggak
h, enggak,
Tidak tersinggung sama sekali dengar sindiran Dewi dan Rani. Mun
ngucapkan terima kasih pada Hana y
�
nikahan
uluan. Hana nanti lan
k bareng a
ebaya ungu yang sepasang dengan kemeja suami. Radit putuskan
kan ijabnya. Duluan aj
yang tak pernah terlihat berdandan itu. "Berdandanlah sedikit biar tidak kelihat
menatap lelaki b
n? Bukannya kata Mas su
i gak ada salahnya kan di acara ini sayangku dandan sedikit? Ke salon gih." Dicubitnya pelan dagu lancip Hana. Ia tidak mau cinta
Mas. Nanti
kamu." Ujung hidung Rad
a sayang
atnya di tahun pertama pernikahan mereka. Kemudian Hana
as bosan. Tetaplah di sisi mas, Sayang," ujar Rad
malu. Keluar kamar mengant
it masih melihat wajah manis itu
rsikap keibuan dan lemah lembut. Radit sejak menikah sudah berkali-kali jatuh hati pada
�
dimulai. Hingga dua jam
Masa dia berubah pi
kan sambil menyambut sala
disenggol lelaki yang tak
mau datang kok sampe se
dimintain foto," kata lelaki berkem
pada lima orang yang berfoto, m
ak kenal
ya Radit lagi dengan ma
pan, semua orang pangling lihat
s menuju tempat Hana makin dekat, ia bisa makin jelas meliha
sa secantik ini juga. Ha
ana bahan kain mengkilap b
adit yang bertanya dalam hati dan terpan
i telinganya, rambut lurus mengkilap tergerai indah. Makin dekat tampak b
mas makin ci
a mengagetkannya yang tengah terpana melihat istri. Ternya
�
ambu