ayur tumis labu. Dia sangat lahap menyantap bekalnya itu. Dia tengah menikmati makan siangny
s pada makanannya sendiri. Sindi yang duduk lebih dekat dengan lemari es, hendak menolong Mimi dengan mengambilkannya air minum. Sindi lantas menghentikan s
dorkan gelas itu di samping tangan Mimi. Mim
pun tersenyum sangat ramah, begit
n telah melanjutkan kembali mak
mengelapi meja makan, merapikan tata letak kursi-kursi makan. Mengebuti sofa panjang dengan sapu lidi bersih, mencuci piring dan gelas-gelas kotor yang ada di dalam bak w
ri peralatan kotor, Sindi beranjak meninggalkan ruangan itu untuk kembali melanjutkan pekerjaann
as
ak Ronald sedang duduk di meja kerjanya dengan memegang sebua
senyum dan meletakkan buku yang di
us bersihkan pantry dulu
lanjutin lagi.", seraya melang
gsung diturunkan ke lantai, namun di lantai mereka tetap mengelompokkannya sesuai susunan di rak sebelumnya. Jad
. Bu Rina yang baru saja menerima dua orang tamu di ruangannya itu, segera menelpon ke meja resepsioni
tamu di ruan
sekat partisi diamati oleh matanya dengan sangat jel
nya untuk bertanya kepada
a yang li
api pertanyaan Silvi. Silvi pun bergegas menuju ruangan Pa
Pak Ronald terde
Bu Rina c
ke Bu Rina dulu deh. Nant
dan kain lap yang sedang dipegangnya ke lantai lalu menghampiri Silvi yang me
a cangkir, terus anter ke ruangan dia. Bu
an minuman sesuai arahan Silvi. Sementara Silvi telah kembali ke meja kerjanya kembali. Dia buru-buru m
ai di depan pintu ruangan Bu
as
ersenyum, tangannya menurunkan kedu
tamu itu nyaris bersamaan. Da
, "Lho, Bu Rin
edua orang tamu di hadapannya. Dia pun melanjutkan ucapannya dengan berbi
k Ronald Bu. Bantu
sudah. Ma
i ruangan Bu Rina. Dia kemba
Pak Ronald. Sindi tela
awa na
ruangan Bu Ri
eh bua
tamu
k buku. Tanpa terasa waktu mereka telah habis hampir seharian di ruangan itu. Sepuluh menit lagi waktunya pula
bersiap untuk pulang, mengambil jaket dan tasnya di dalam lemari bawah kitchen set. Pukul setengah enam sore, dia b
sedang berada di
ngan Mas Ronald katanya ba
s ken
indi digodai
h. Sudah tenang
esepsionis. Tampaknya Pak Ronald sedang menyatroni seseorang, dia berdiri dengan tangan kanan bersandar di m
a Bu Rina tampak cur
ue mau ba
malah berd
nimpali ucapan Bu Rina kemudian pamit
ak juga muncul di hadapannya. Dia menunggu Sindi. Tentu saja untuk berbasa-basi mengantarkannya pul