anya memang fokus menatap layar komputer, jari jemarinya sibuk mengetikkan huruf demi
dua puluhan
Mba. Sudah
kamu. Jadi imut-imut.
lilita
Sin. Bawa motor?
mayan, Saya
otor bi
sa
isalkan harus keluar kantor, nanti bisa paka
ktu kerja di toko dulu di
a bag
rtanya-tanya pada Dita. Dia merasa kurang pantas untuk mengobrol terlalu banyak dengan karyawan disini. Se
huan untuk rekanan perusahaan mereka. Nantinya surat-surat dalam amplop putih ter
i?", tanya Sindi pada Dita
u balik ke pantry saja dulu ngga apa-apa.", jawab Dita sete
ang dari rumah. Kalau di toko keramik tempatnya bekerja dulu, dia selalu mendapat katering dari rumah bosnya. Nam
dalam pantry. Ketika itu Sindi sedang duduk di salah satu kursi meja makan, dengan posisi t
mau makan s
awab Sindi agak terbata-bata karena cu
gga mau turun, terus minta tolong kamu yang beliin. Tapi sih kalau mereka lih
a B
Jangan sampai kamunya ngga sempat makan, Sin.",
Sindi balas mengan
nya. Dia membawanya ke atas meja makan lalu mulai menikmati menu makan siangnya yang sederhana. Terdiri dari seporsi nasi, tahu goreng dan os
ih berganti. Mereka hendak mengambil minum sembari mengobrol satu sama lain. Sindi
mengangguk dan sedik
satu dari mereka menimpa
k bening berisi dua buah bungkus kertas nasi yang berwarna cokelat. Salah satunya menghampiri kitchen set dan
a, Mba?", tanya seoran
ngguk Sindi di
ng Fery. Sambil meletakkan piring sendok di atas meja dan mereka berdua sibuk
, ucap Aris ramah pada
beranjak meninggalkan meja makan hendak mencuc
Sehingga dia memutuskan untuk berjalan ke arah pintu masuk kantor. Sebagian karyawan sedang berada di luar gedung untuk perg
nya dia sedang makan dan mengajak Sindi duduk di sampingnya. Dia adalah resepsionis yang ta
t ajakan Silvi tanpa perlu malu-malu lagi. Sindi segera melangkah ke balik meja re
kan sendok yang ada di tangan kanannya dan menyo
ndi meraih tangan Silvi se
akan bel
Saya bawa
. Aku biasanya nitip sama siapa saja yang mau ke bawah, aku males
hu situasi sekitar sini. Bawa d
tu Sin. Sindi jau
i Cililitan. Na
at. Di Karet situ,
mereka. Sontak Sindi pun menoleh ke arah datangnya suara itu. Ternyata suara itu berasal dari
ndi melihat kem
kesini i
lah berjalan ke ruangannya lebih dulu. "Mba, Saya ke dalam dulu ya.", Sin
a Sin,