a?" tanya Mbok Asih sambil melambaikan tangan di depan w
au beli kelapa parut
mpean orang mana? Mbok ndak p
ang dari jauh, saya kesini setelah dengar cucu
arganya Mbah Karso to
ar itu!" celetuk Mbak Yanti yang entah sejak kapan s
misi saat lewat, nggak di anggap, yang ada kena usir! Ndak usah sok nyalah-nyalahin Mawa
lati. Dia berjalan melewati segerombolan emak-e
inggir sawah. Sengaja dia mengambil jalan memutar untuk kembali ke rumah Mbah Karso. Seseorang lelaki berperawakan tinggi me
an menyahut. "Siapa namamu? Aku ndak pernah lihat sampean di desa ini sebelumnya," tanya
k disadari oleh lelaki itu. Dia terlalu fokus mengagumi ke
mau kemana? Sampean keliatan kebingungan, mau Mas antar?" tawar S
rjalanan mereka dengan niat melakukan pendekatan. Santo tel
i, masuklah,
terbingkai. Itu tentu membuat jantung Santo berdetak semakin cepat. 'Sial, dia
a masih belum siap kembali ke rumah yang tempo hari dia satroni, ses
ek. Kasian Eyang sendirian d
tanya Melati se
ku Santo, Cucu satu-satunya dari sesepuh desa ini! De
ari dalam rumah sederhana itu. Melati menoleh cepat, di
h..." Ujar Santo denga
a kematian Mawar dengan hati yang lapang. Asmanya kambuh dan Si Mbah demam, Mb
pamit Santo. Melati mengangguk, diapun melenggang
edang berbaring dengan tubuh menggigil. Giginya bergemulatuk, selimut menutup h
rung semalam, sampean kok jadi gemetaran begi
pa-apa. Ini cuma demam biasa, besok juga se
Kasihan orang-orang yang tandur(tanam) padi di sawah pasti wis lapar," pamit Pak Joko. Bu Ja
sebelu
keroncongan khas orang k
nya yang membuncit. Pak Joko berdiri di ambang pintu kamarny
lapar lagi toh!?" sahut Bu Jamila. Wanita itu sudah terlanjur merebah,
aktunya lapar, mana bisa ditunda apap
yo?" timpal Bu Jamila. Dia membenahi tidurnya, berbalik membelaka
habisan beras toh Bu!?"
lum di selep! Mau makan
sih belum terlalu malam, pasti masih buka. Nanti tak kasih jatah plus-plus deh, piye?" rayu Pak Joko
inta makan, mana stok beras habis! Mudah-mudahan aja warung M
lebih cepet!" Gumam Bu Jamila. Dia melang
semuanya wis tidur? Jadi serem, kalau tau be
alam sekejap. Suasana menjadi begitu sepi. Semilir angin
Mau apa dia malam-malam begini bawa-bawa nampan?" gumamnya. Karena merasa curiga sekaligus penasaran, Bu Jamila memilih bersembunyi di balik semak-semak. Dari ba