img Lawon Abang (Kafan Merah)  /  Bab 6 Ritual | 30.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 6 Ritual

Jumlah Kata:1012    |    Dirilis Pada: 07/06/2023

ngar lucu memang, dia sedang mencuri ayam tetangga, namun dia juga

bergegas menutup kembali pintu kandangnya, kemudian segera mengedarkan pandang ke berbagai penjuru sekitar rumahnya. Giginya bergemulatuk menahan amarah. Wajar sa

ang akan dia periksa segera adalah kandang ayam petelur, dimana Mbah Karso bersembunyi di ba

Tes..

mbasahi rambut dan juga keningnya. Dia meraba keningnya dan mendapati cairan merah berbau anyir disana. Kardi y

ugh!

arena terkejut. Kardi beringsut mundur dengan tubuh gemetaran. P

pingsan. Namun sepertinya, doanya tak terkabul karena bahkan saat sosok b

ntung kepalanya tampak berada di genggaman tangan kanan sosok berkuku runcin

rmata merah itu melesat cepat dan berhenti tepat di depan Kardi. Jarak mereka berdua kini hanya seje

unya dengan dua tangan menangkup di atas kepala. Sosok Mawar menyeringai, dia menoleh ke arah Mbah Karso yang

demi tetes air mata yang keluar dari netranya yang terasa memanas. "K

golok lalu menyembelih ayam cemani itu secepatnya. Sebuah kendi beruku

rrrr

tampak menggelepar namun sekuat tenaga Mbah Ka

Eh, hati opo jantung yo?" gumam Mbah Karso. "Opo perlu tanya lagi sama Nyai? Tapi gimana cara panggil Nya

embelek dada ayam itu dengan sebuah belati kecil. Tak ada rasa jijik,

a sendiri. Satu-satunya teman bicaranya sudah tiada karena kekejaman para warga. Wajar saja hati lembutnya

demikian rupa bersandingan dengan bunga dan sekendi kecil darah segar ayam cemani. Tak lupa, segeng

kan. Dia duduk bersila tepat di depan gundukan tanah yang masih basah nan merah. Suara binatang malam meramaika

sh! J

tu lilin diletakkan di tengah nampan. Nyala api meliuk-liuk ditiup angin malam. Mbah Karso mengambil buku peni

buku itu. Bibir kering nan pucatnya mulai bergetar, dia menggumam pelan membacakan mantra pembangkit. Ya, dia su

iwa kang

ga kang

mu kup

u kuh

ora tuntas

ora terbal

diwale

diwale

Nyai

segenap ra

ri nganti meng

r Ut

r Ut

r Ut

u sebut

itlah

ah.. Ban

kembang melati tercium samar-samar, namun beberapa saat kemudian semakin pekat mengaduk-aduk i

sannya juga aroma kembang melati terbawa angin hingga menyebar pada seluruh

a. Sosok Mawar yang sedang duduk bersimpuh di samping tanah makamnya h

Krincing

arso berdiri, entah kenapa dia merasa yakin, ini adalah tanda kehadiran sosok yang baru-baru ini

henti tepat di depannya. Dia memberikan salam hormat, tangannya

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY