ang. Berada terus dalam bahaya, membuat Pierre bisa menertralkan perasaan takutnya dan fo
sih bisa selamat. Menyakini keajaiban membawa temannya ke
gkan sebentar. Setelah yakin tidak rusak, ia m
a ingin melaporkan, bahwa Letnan Satu Fawaz m
kan netranya karena rasanya hal itu masih menyesakk
rre. Suaranya mendapat tanggapan, sepertinya a
bertugas bersama Fawaz tetapi karena Irsyal sakit, ketika baru sampai di sini, sedang Fawaz membutuhkan rekan yang kuat,
az menghilang, Mas," ucapnya lagi sambil
ri. "Apa kamu bilang?!" Ia membentak dengan amara
emua orang akan tau, dirinya dan Pierre bertukar lo
, ia jauh lebih muda ketimbang Irsyal dan sejak dulu, Pierre tidak pern
akan kepadanya. Pierre merasa dirinya pantas mendapatkan itu semua. Kata cacian terlontar dari mulut Irsyal. Tapi anehn
*
an kerja yang sudah seperti keluarga sendiri. Sepanjang mencari, Pierre sa
ang?" Marah Irsyal lagi sembar
Irsyal bisa mengatakan itu di sini dan dalam kondisi seperti ini? Tida
engatakan bahwa sebelumnya ia juga sudah menelpon pus
seandainya Pierre mengatakan yang sebenarnya kalau dirinya semp
lain seandainya saja Pier
pernah berani buka suara. Aku yak
saat ini yang terpenting adalah terus melakukan observasi hutan demi menemukan Fawaz secepatnya sebe
n dari Pierre agar ia bisa naik jabatan dengan mudah? Entah, hanya Pierre yang mengetahui nia
ihat itu, Irsyal melerai pegangan dan terdiam. Dia tidak meny
adapnya. Ia tahu kenapa Bima terus menatapnya, tak lain karena Bima takut Pierre bilang kepada semua orang tentang kejadian ya
umuskan dirinya makin dalam dikabut
n kesitegangan sesama regu. Sedang, p
at menghormati Fawaz. Pierre tidak mengambil tind
Pierre, Irsyal adalah orang yang tidak bisa menutupi suasana hatinya. Ia terlalu ekspresif dan sebenarnya i
egas dan tidak mudah percaya pada orang lain. Lagipu
*
ang
pecahan piring. Tapi tiba-tiba saja
uru-buru Ayla tepis. Ia tidak mau berburuk sangka akan takdir. Lagipula mempercayai fi
memandangi foto suaminya yang masih memakai seragam. Dalam foto itu Fawaz terlihat sa
TK-nya dekat, anak itu sudah bisa pulang-pergi sendiri tanpa di
ringnya pecah?" tanya
, kita sebentar lagi mau siap-siap makan," titahnya sambil terus m
Yusuf menceng
aku. Aku jawab, aku mau kayak ayah, Bun. Bisa meli
nya yang ceking. Tingkahnya membuat Ayla t
m hati, Ayla kurang setuju. Ia sendiri tidak mampu membayangkan seandainya Yusuf pergi ke daerah r
anaknya. Walau belum tentu itu terjadi, tapi hati Ayla k
alah anak yang penyayang. Meski baru berusia enam tahun. Tapi ia sudah menunjukkan gelagat t
Karena kata Ayahnya, lelaki sejati adalah pria yang bisa diandalkan.
kup kehadiran Balqis dan Yusuf sebagai pelipur lara
ia berniat memanggil kedua buah hatinya untuk
tkan alis ketika melihat ponse
buru Ayla mengangkat. Sebelum orang yang di seberang
uga rindu kamu. Rindu ayahnya," cicitnya membuat Yun
selnya pada Irsyal. Rasanya ia jadi tidak ku
ejak membuat mereka putus harapan. Apalagi
. Ia juga tidak mampu untuk berkata. Lidahnya keluh dan suaranya parau karena se
emua ini terjadi," ucapnya mendend
ku. Ia sendiri belum menyiapkan
malu. Ia menutup
tanyanya yang cukup mengena
apa Pierre yang malah mene
in memberi kabar
tunganya berdetak tak karuan. Tanpa sadar matanya jadi berkabut
z, Pierre?" desaknya kar
az ... M
utus asa. Tapi tidak dengannya. Ia yakin, ini b
mengatakan abang angkatnya itu gugur di medan perbatasan
i akan mencarinya untukmu," ucapnya tanpa sadar ia merasa beg
udnya, mengatakan kekasih hatinya tidak bisa di
Mas Fawaz tidak
Ayla bukan orang yang bisa berteriak sekeras ini. Suaranya selalu melembut. Tetapi Yusuf cukup mengerti, ia mendengar nama ayahnya disebutkan. Mungkin k
enggukkan, sedang Balqis hanya mena
gok ke anak-anaknya. Ia menyeka air mata kasar dan berSungguh, tidak mengetahui kabar tentang suaminya jauh lebih buruk ketimbang ia tahu yang sebenarnya. Minimal dengan tahu
bisa katakan kalau Fawaz adalah sosok laki-laki sejati. Dalam kesulitan dirinya
nta aku untuk pergi." Pierre luruh, Keningnya mencium tanah dengan tangisnya pecah. Ia sadar beta