Fawaz Omar Hisyam, anggota TNI AD yang sudah memiliki istri, Ayla. Ayla wanita pintar juga bersahaja. Dengan kedua anak mereka Yusuf dan Balqis kehidupan mereka terasa begitu lengkap. Sampai pada sebuah musibah menimpa Fawaz, dia dinyatakan hilang tanpa jejak. Hanya satu wasiat yang di tinggalkan Fawaz agar Ayla mau menikah lagi dengan sahabatnya, Pierre Nasution, seorang pemuda kebangsaan Australia. Lelaki yang juga baru dikenal Fawaz belum lama ini. Tetapi mengapa Fawaz seolah tanpa ragu menitipkan bidadari-nya pada Pierre. Seakan dia sudah mengetahui jika maut sebentar lagi menjemputnya. Tapi, apa benar itu wasiat terakhir Fawaz, atau hanya rekaan Pierre yang selama ini menaruh perasaan pada Ayla. Dan apakah Pierre ada andil dengan menghilangnya Fawaz dari dunia ini. Bagaimana reaksi keluarga besar Fawaz ketika Ayla bersedia menjalankan perintah terakhir suaminya?
"Balqis ... Yusuf. Ayok, Nak, salim dulu sama ayah. Ayah sebentar lagi mau tugas ke Kalimantan," ucap Ayla. Ibu dua anak yang juga istri dari seorang satuan pengaman perbatasan, Indonesia - Malaysia. Di Kalimantan Barat, tepatnya daerah Entikong. Ia Letnan Satu, Fawaz Omar Hisyam. Lelaki keturunan Arab, berkulit sawo matang dengan tubuh tinggi tegapnya.
Baik Balqis dan Yusuf nampak murung tidak seperti biasanya. Padahal kedua anak itu sudah sangat sering ditinggal ayahnya pergi demi tugas. Tapi, baru kali ini tatapan mereka amat berat.
"Eeh, kok anak Ayah pada murung gini, sih?" Fawaz berjongkok menyamai tinggi kedua anaknya yang baru berusia enam dan lima tahun itu.
"Ayah di sini saja sama Aqis," pinta si bontot yang paling manja sedunia.
"Ha ha ... nanti kalau Ayah gak tugas, Ayah bakal nemenin Balqis dan Yusuf sepanjang hari," kata Fawaz berjanji.
"Beneran,ya, Yah?!" Gadis itu tersenyum bahagia sambil memeluk ayahnya begitu posesif.
"Sudah dong Aqis. Nanti ayah ditinggal sama temen-temen ayah," rayu Ayla lucu sekaligus miris. Ia memahami perasaan anak gadisnya itu.
"Biarkan saja, Bun kalau Ayah ditinggal." Yusuf nampak begitu kontra dengan kepergian ayahnya kali ini. Dalam lubuk hatinya, merasa ini adalah pertemuan terakhir dan ia akan berpisah lama dengan idolanya itu.
"Yusuf, " panggil Ayla dengan tatapan tak senang karena sikap anak pertamanya itu. Yusuf memberengut dan langsung lari masuk ke kamarnya.
"Maaf,ya Sayang. Gara-gara aku Yusuf jadi marah sama kamu," sesal suaminya itu. Ia mengenggam tangan Ayla, wanita yang ia nikahi lebih dari delapan tahun belakang ini begitu erat. Ayla hanya tertunduk pasrah. Bibirnya terus menguntai senyum ikhlas. Walau di hatinya selalu merasa berat tiap kali melepas Fawaz yang harus pergi tugas.
Tapi bagaimana lagi, ini adalah takdirnya sebagai istri salah satu dari anggota TNI AD. Ayla harus ikhlas melepaskan kepergian Fawaz, yang mungkin saja menjadi kepergian terakhirnya tanpa pernah kembali. Mengingat medan perbatasan sangatlah berbahaya.
Akan tetapi semua ini Ayla terima. Karena cintanya yang begitu besar kepada suaminya. Bahkan berbagai rintangan telah mewarnai tahun-tahun pernikahan mereka. Dimulai hubungan tanpa restu sampai masa di mana Ayla dianggap sulit memiliki keturunan.
Alhamdulilah, badai itu telah berlalu. Dan saatnya ia memetik manisnya kehidupan dengan suami dan anaknya. Ayla tak sanggup jika harus kehilangan salah satu dari mereka.
Ayla cuma bisa berharap suaminya itu selalu pulang dalam keadaan selamat. Setiap kali Fawaz pergi, hanya kembali imam-nyalah yang selalu menjadi harapan Ayla. Hingga ia tidak putus berdoa kepada Sang Khalik. Meminta keselamatan sang suami sepenuh hati.
Ayla mendongak menatap lekat bola mata suaminya itu. Ia membelai pipi suaminya. Ayla tahu suaminya bukanlah hanya miliknya seorang, tapi ia juga seorang patriot yang harus mengutamakan kedamaian negeri ini di atas segalanya. Dan Ayla bangga dengan hal itu. Ia mencintai Fawaz apa adanya. Termasuk pekerjaannya yang membuat Fawaz terlihat begitu bahagia.
"Gakpapa Sayang, nanti Yusuf juga berhenti kok ngambeknya," jawab Ayla agar Fawaz tidak perlu lagi mencemaskan anak pertama mereka.
***
Rencananya, Fawaz pergi dengan menumpangi mobil jeep temannya. Seorang Letnan Dua bernama Pierre Nasution, lelaki blasteran dengan kulit putih dan mata hitam pekat itu sebenarnya tak layak menjadi satgas pamtas. Ia lebih layak menjadi seorang model dinilai dari tinggi juga tubuhnya yang atletis.
Lelaki yang tujuh tahun lebih muda dari Fawaz dan dua tahun lebih muda dari Ayla itu sudah sampai di pekarangan rumah Fawaz.
Ayla melambaikan tangan ke Pierre yang masih setia duduk di bangku kemudi, dan Pierre mengangguk sebagai balasannya.
Ayla memang sudah mengenal Pierre sebagai kenalan baru suaminya. Hanya itu dan tak lebih.
"Ya sudah Bun, Ayah pergi dulu,ya," ijin Fawaz. Ayla hanya mengangguk seraya mengambil tangan sang suami dan menciumnya patuh tanpa diminta. Dibalas Fawaz dengan mengecup hijab syar'i warna hitam yang Ayla gunakan. Pemandangan itu membuat batin Pierre bergejolak.
'Mas Fawaz dan Mbak Ayla begitu bahagia. Semoga kelak aku bisa mendapatkan istri seperti Mbak Ayla,' harap Pierre dalam hati.
"Eh kenapa bengong?" tegur Fawaz sambil terkekeh geli . Ia memang akan berubah menjadi lebih jail kalau sudah sama teman-temannya. Maka dari itu si-introvert Pierre dan Si-friendly Fawaz bisa langsung akrab walaupun baru beberapa kali bertemu.
"Eh Mas. Sudah di sini saja," sahut Pierre basa-basi.
"Iyahlah, makanya jangan melamun saja. Gak lihat kan kalau aku sudah sampai. Lagian, kamu lagi melamun,'kan apa sih?" selidiknya lagi ingin tahu apa yang ada di pikiran temannya itu. Meski Pierre tidak pernah cerita hal pribadi.
"Ahk, enggak kok. Bukan apa-apa," tolak Pierre halus.
***
"Usia kamu sudah berapa, Pier?" tanya Fawaz saat mereka masih di jalan. Pierre tersenyum tipis.
"Dua puluh lima tahun," jawabnya singkat.
"Dua puluh lima tahun! dan kamu masih saja sendiri, kamu tahu sewaktu usiaku dua puluh empat tahun aku sudah menikah dengan mbakmu itu," tutur Fawaz pongah. Pierre masih diam, wajahnya datar nampak seperti orang yang tidak pernah merengguk rasa bahagia. Dan itu semakin membuat Fawaz penasaran.
"Benar kamu belum ada calon?" lanjut Fawaz
"Belum, Mas."
"Emm.., memangnya seperti apa kriteriamu?"
Fawaz pikir, mungkin ia bisa mengenalkan Pierre kepada Zulaekah, adiknya yang bontot. Pierre merenung, jika membicarakan kriteria wanita idamannya, jujur ia belum memilik gambaran untuk itu. Kehidupan pribadinya yang terlalu complicated membuat ia enggan bermimpi karena hanya takut mimpi itu tak akan pernah menjadi kenyataan. Pierre hanya bisa tersenyum seraya menggeleng lemah untuk jawaban pertanyaan Fawaz.
"Hhah! Yakin kamu bahkan gak tahu wanita seperti apa yang kamu inginkan untuk menjadi bidadari di rumahmu?" sarkas Fawaz.
"Aku sungguhan Mas. Aku bahkan belum memikirkan hal itu." Jujur Pierre dengan nada berat. Sebenarnya ia juga merasa terganggu terus sendiri.
"Kamu normal kan?" selidik Fawaz sambil melihat Pierre dari atas sampai bawah.
Kini, Pierre tertawa keras. "Jelas saja. Itu tidak perlu Mas Fawaz ragukan!" Pierre jadi sering tertawa jika ia sedang bersama Fawaz dan itu berkat Fawaz. Fawaz bisa mengeluarkan sosok lain dalam diri Pierre, yaitu ia yang periang.
"Terus," balas Fawaz yang belum puas. Tepatnya ia sedang menyelamatkan posisinya jika seandainya Pierre belok seperti dugaannya.
"Aku hanya tidak punya waktu untuk memikirkannya," desis Pierre serius. Fawaz menyeritkan alisnya.
"Gak punya waktu, tapi kan kamu punya mata." Fawaz sibuk bergerutu.
"Oke kalau begitu aku tanya. Apa menurutmu mbakmu itu cantik?" Karena tidak ada lagi wanita dewasa disekitaran mereka akhirnya Fawaz membawa Ayla sebagai perbandingan. Jujur Fawaz merasa Ayla adalah wanita tercantik. Matanya jernih dan bibirnya mungil. Menjadikan ia terlihat lebih muda dari usianya. Siapa pun.., siapa pun laki-laki pasti akan merasa tertarik dengan miliknya itu. Dan hanya Fawaz lah yang beruntung mendapatkan keindahan itu.
Pierre menyinggulkan senyum miring. "Cantik," kutipnya sambil membelokkan kemudi.
"Hanya itu?!" sahut Fawaz semakin bingung.
"Lalu harus apa lagi?" Pierre malah balik bertanya seraya menengok ke arah Fawaz.
"Betul juga sih, apa lagi, istriku memang cantik dan ingat ia sudah punya aku!" tekannya.
"Tapi kamu tahu, selama beberapa hari ini aku bermimpi Ayla menangis seraya memegangi papan nisan yang basah dengan air matanya. Aku takut itu sebuah pertanda," cicit Fawaz. Ia memang tidak pernah menceritakan mimpi ini ke Ayla. Karena takut wanita itu kepikiran.
Lagi Pierre menengok, kali ini dengan pelototan matanya ketika mendengar hembusan putus asa yang keluar dari bibir temannya itu.
"Mas kan pernah bilang padaku. Jika maut, jodoh dan rejeki sudah digariskan oleh Tuhan yang maha kuasa. Jadi mungkin saja semua itu tidak benar. Lagipula kan mimpi hanya bunga tidur," ujarnya mencoba menghibur.
"Kamu benar," lirih Fawaz meski kesedihan masih ia rasakan. Tetapi seharusnya juga ia bisa mengambil sikap seperti Pierre percaya akan takdir serta ketentuan yang Maha Kuasa. Fawaz merasa malu, bahkan Pierre yang baru belajar islam lebih mengamini hal itu ketimbang dirinya.
"Lalu bagaimana jika saatku telah tiba?" Rasa takutnya berpisah dengan keluarga kecilnya yang membuat Fawaz pendek akal seperti ini.
"Hm ...."
Pierre pun tidak bisa menjawab. Ia tahu banyak sekali kejadian yang bahkan gak bisa mereka percaya bisa terjadi. Misalkan seperti tiba-tiba kecelakan lalu meninggal detik itu juga. Dan itulah maut. Tidak ada yang tahu kapan akan terjadi. Tanpa Pierre sadar, Fawaz terus memperhatikannya.
"Jika itu terjadi, maukah kamu merawat istri dan anakku?" lirih Fawaz penuh harap.
Mata Pierre membulat "Maksud, Mas?" desaknya. Fawaz kembali duduk menghadap jalan.
"Seperti yang kita tahu. Alam akan selalu menyimpan misterinya. Memang sebagai manusia kita tidak boleh berburuk sangka. Tapi kamu pernah dengarkan yang dinamakan firasat.
Sebuah rasa yang tiba-tiba hadir begitu saja."
Pierre memberhentikan mobilnya sesaat. "Tapi Mas tahu itu tidak mungkin," tampiknya.
"Kenapa, karena kamu non muslim? Bukankah kamu bilang sebentar lagi kamu akan masuk islam?" celetuk Fawaz. Kali ini ia sangat serius memintanya.
"Iyah cuma ... ."
"Dan Ayla jawabannya. Ia sangat pintar. Ia bisa membimbingmu. Gak ada aturan yang mengharuskan seorang lelaki harus memiliki power lebih dalam rumah tangganya. Karena seorang suami juga manusia biasa. Bisa salah dan bisa benar. Lagipula rumah tangga bukan tempat untuk saling adu kekuatan, justru dibutuhkan kerja sama yang baik antara suami dan istri agar bisa menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah," simpulnya.
"Aku cuma gak berharap itu terjadi, Mas. Semoga kita bisa kembali dengan selamat," ujar Pierre. Meski ia tahu, sepertinya Fawaz masih memikirkan hal tersebut.
Pembunuhan saudara angkat yang terjadi di depan matanya membuat Lee Zin bertekad membalaskan dendamnya pada Carlos De Baule, seorang ketua mafia yang bengis. Zin melampiaskan kemarahan pada anak Carlos hingga tewas. Di saat yang sama Zin tertangkap basah oleh sang musuh. Sialnya, Carlos ingin bermain dengan Zin dan tidak akan membiarkan Zin hidup tenang. Akan ia pastikan Zin menikmati setiap detik penyiksaan yang membuatnya mati enggan hidup pun segan. Sampai Zin mengalami retrograde amnesia, mengakibatkan dirinya kesulitan mengingat kejadian penting. Di sisi lain, Evalingsta, suster yang diminta untuk memastikan Zin tetap hilang ingatan justru diam-diam membantu Zin dan membebaskannya untuk pergi bersama menjadi partner balas dendam. Apa yang membuat Eva menyimpan marah pada Carlos. Lantas, bagaimana kelanjutan hidup mereka setelah kabur?
Kiara tidak pernah berpikir bahwa ia akan menjadi seorang istri dari Keith Wilson, gurunya sendiri di usianya yang masih 17 tahun. Ia dan Keith menikah bukan karena saling cinta, melainkan perjodohan yang sudah diatur oleh kedua orangtua mereka. Meski Kiara menentang keras, tapi tidak dengan Keith yang justru menerimanya dengan ikhlas. Kiara tak sadar bahwa ada niat tersembunyi dari perjodohan yang terkesan mendadak dan terburu-buru itu. Belum lagi, Kiara sendiri dibuat tak percaya pada sikap Keith setelah menjadi suaminya yang bersikap sangat posesif serta mengekang ruang geraknya karena larangan-larangan aneh yang pria itu beri. Permasalahan perlahan kian datang mengguncang kehidupan baru Kiara, dimulai dari kekecewaan teman-temannya tentang berita pernikahannya yang ia sembunyikan, lalu hubungan Keith dengan wanita yang jelas mencintai suaminya itu, serta kenyataan dan fakta pahit tentang hidupnya juga masalalunya yang selama ini disembunyikan oleh kedua orangtuanya. Akankah Kiara berhasil melalui dan menyembuhkan luka hatinya itu? Memaafkan masalalu dan menerima Keith kembali yang jelas sudah menyakiti hatinya, yang sayangnya sudah terjatuh dalam pada suaminya tersebut?
Selama dua tahun, Brian hanya melihat Evelyn sebagai asisten. Evelyn membutuhkan uang untuk perawatan ibunya, dan dia kira wanita tersebut tidak akan pernah pergi karena itu. Baginya, tampaknya adil untuk menawarkan bantuan keuangan dengan imbalan seks. Namun, Brian tidak menyangka akan jatuh cinta padanya. Evelyn mengonfrontasinya, "Kamu mencintai orang lain, tapi kamu selalu tidur denganku? Kamu tercela!" Saat Evelyn membanting perjanjian perceraian, Brian menyadari bahwa Evelyn adalah istri misterius yang dinikahinya enam tahun lalu. Bertekad untuk memenangkannya kembali, Brian melimpahinya dengan kasih sayang. Ketika orang lain mengejek asal-usul Evelyn, Brian memberinya semua kekayaannya, senang menjadi suami yang mendukung. Sekarang seorang CEO terkenal, Evelyn memiliki segalanya, tetapi Brian mendapati dirinya tersesat dalam angin puyuh lain ....
Cerita tentang kehidupan di kota kecil, walau tak terlalu jauh dari kota besar. Ini juga cerita tentang Kino, seorang pria yang menjalani masa remaja, menembus gerbang keperjakaannya, dan akhirnya tumbuh sebagai lelaki matang. Pada masa awal inilah, seksualitas dan sensualitas terbentuk. Dengan begitu, ini pula kisah tentang the coming of age yang kadang-kadang melodramatik. Kino tergolong pemuda biasa seperti kita-kita semua. Apa yang dialaminya merupakan kejadian biasa, dan bisa terjadi pada siapa saja, karena merupakan kelumrahan belaka. Tetapi, kita tahu ada banyak kelumrahan yang kita sembunyikan dengan seksama. Namun Kino mempunyai hal yang menarik yang dalam cerita ini lebih menarik dari cerita fenomenal lainnya.
Warning!!! Khusus 18+++ Di bawah 18+++ alangkah baiknya jangan dicoba-coba.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Pada hari ulang tahun pernikahan mereka, simpanan Jordan membius Alisha, dan dia berakhir di ranjang orang asing. Dalam satu malam, Alisha kehilangan kepolosannya, sementara wanita simpanan itu hamil. Patah hati dan terhina, Alisha menuntut cerai, tapi Jordan melihatnya sebagai amukan lain. Ketika mereka akhirnya berpisah, Alisha kemudian menjadi artis terkenal, dicari dan dikagumi oleh semua orang. Karena penuh penyesalan, Jordan menghampirinya dengan harapan akan rujuk, tetapi dia justru mendapati wanita itu berada di pelukan seorang taipan yang berkuasa. "Ayo, sapa kakak iparmu."