ak yang juga istri dari seorang satuan pengaman perbatasan, Indonesia - Malaysia. Di Kalimantan Barat, tepatnya daerah
adahal kedua anak itu sudah sangat sering ditinggal ayahnya p
Fawaz berjongkok menyamai tinggi kedua anakn
Aqis," pinta si bontot y
, Ayah bakal nemenin Balqis dan Yusuf
u tersenyum bahagia sambil m
temen-temen ayah," rayu Ayla lucu sekaligus
dengan kepergian ayahnya kali ini. Dalam lubuk hatinya, merasa ini ad
ang karena sikap anak pertamanya itu. Yusuf m
ta yang ia nikahi lebih dari delapan tahun belakang ini begitu erat. Ayla hanya tertunduk pasrah. Bibirnya teru
AD. Ayla harus ikhlas melepaskan kepergian Fawaz, yang mungkin saja menjadi keperg
ya. Bahkan berbagai rintangan telah mewarnai tahun-tahun pernikahan mereka. Dimula
metik manisnya kehidupan dengan suami dan anaknya. Ayla
i Fawaz pergi, hanya kembali imam-nyalah yang selalu menjadi harapan Ayla. Hingga ia
iknya seorang, tapi ia juga seorang patriot yang harus mengutamakan kedamaian negeri ini di atas segalanya. Dan Ayla
kok ngambeknya," jawab Ayla agar Fawaz tida
*
asution, lelaki blasteran dengan kulit putih dan mata hitam pekat itu sebenarnya tak layak menjadi
awaz dan dua tahun lebih muda dari Ayla i
masih setia duduk di bangku kemudi, d
erre sebagai kenalan baru sua
tangan sang suami dan menciumnya patuh tanpa diminta. Dibalas Fawaz dengan mengecup hij
Semoga kelak aku bisa mendapatkan istri s
njadi lebih jail kalau sudah sama teman-temannya. Maka dari itu si-introvert Pier
sini saja," sahu
Lagian, kamu lagi melamun,'kan apa sih?" selidiknya lagi ingin tahu apa yan
Bukan apa-apa,"
*
tanya Fawaz saat mereka masih
ma tahun," ja
aku sudah menikah dengan mbakmu itu," tutur Fawaz pongah. Pierre masih diam, wajahnya datar nampa
lum ada calon?
um,
nya seperti ap
idamannya, jujur ia belum memilik gambaran untuk itu. Kehidupan pribadinya yang terlalu complicated membuat ia enggan bermimpi karena han
seperti apa yang kamu inginkan untuk me
n hal itu." Jujur Pierre dengan nada berat. Se
Fawaz sambil melihat Pier
Pierre jadi sering tertawa jika ia sedang bersama Fawaz dan itu berkat Fawaz.
tnya ia sedang menyelamatkan posisinya jik
uk memikirkannya," desis Pierre
kan kamu punya mata."
ebagai perbandingan. Jujur Fawaz merasa Ayla adalah wanita tercantik. Matanya jernih dan bibirnya mungil. Menjadikan ia terlihat lebih muda dari us
miring. "Cantik," kutipnya
sahut Fawaz se
re malah balik bertanya ser
triku memang cantik dan ingat
apan nisan yang basah dengan air matanya. Aku takut itu sebuah pertanda," cicit Fawaz.
totan matanya ketika mendengar hembusan pu
iskan oleh Tuhan yang maha kuasa. Jadi mungkin saja semua itu tidak be
mengambil sikap seperti Pierre percaya akan takdir serta ketentuan yang Maha Kuasa. Fawaz m
a takutnya berpisah dengan keluarga kecilnya
..
aya bisa terjadi. Misalkan seperti tiba-tiba kecelakan lalu meninggal detik itu juga. Dan itula
amu merawat istri dan anakk
d, Mas?" desaknya. Fawaz ke
rinya. Memang sebagai manusia kita tidak boleh berburuk s
g tiba-tiba had
ya sesaat. "Tapi Mas tahu it
ilang sebentar lagi kamu akan masuk islam?" cele
cuma
rumah tangganya. Karena seorang suami juga manusia biasa. Bisa salah dan bisa benar. Lagipula rumah tangga bukan tempat untuk saling adu keku
bisa kembali dengan selamat," ujar Pierre. Meski ia