epanjang semesternya. Tentu saja Sir Leon akan membantu siapapun yang membutuhkan dirinya, tapi dalam segi romansa Sir Leon jelas jenis pria yang sulit untuk dicapai. Cukup sulit bagi Silvana untuk m
sebatas kekaguman semata, tidak lebih. Tapi bila dia punya k
sebagai primadona pria dewasa di kampus menurut Silvana, Sir Joan. Pria itu memang menarik tapi jujur saja bukan tipe-nya. Dia tidak cemburu, bukan itu m
mantik yang selalu saja
itu memang baru saja menyelesaikan beberapa tugasnya hingga larut malam setelah bersenang-
mpaknya. Silvana merasa kelelahan, kakinya bahkan terasa seperti jelly yang menumpu
lvana untuk hidup sendiri. Mereka tidak percaya bahwa Silvana bisa menjaga diri. Dan insting orangtuanya memang benar. Dia sudah sangat liar bahkan sejak SMA.
r suara yang datang dari arah kanannya. Kedengaran seperti napas berat. Dengan lugu, Silvana berpikir bahwa barangkal
lvana jelas langsung memerah. Dia tidak bodoh, dia cukup tahu tentang hub
ma sekali. Tapi suara itu justru berasal dari arah gang sempit diantara bangunan bar dengan pertokoan yang sudah tutup malam itu. Suara erangannya makin mengecil, d
arang. Dia yang mengendap dan merayap mendekati gang tersebut dan mengi
rkena cahaya bulan. Bersandar pada din
keras lagi namun bibir wanita itu ditutup rapat oleh satu tangan si pria. Meredam suaranya ag
a baritone si
tu seperti merayap naik dan juga turun dari seki
sedekat yang memungkinkan untuk tidak dapat disadari kedua orang itu, namun cukup untuk menuntaskan kecurigaannya. Pria itu punya kulit sewarna perunggu dengan kedua kakinya yang berotot. Silvana meliha
enceritakannya pada Jiyya gadis itu pasti akan memukulnya dibandingkan mau percaya. Ini moment pribadi, dia harusnya segera pergi sekarang sebelum mereka ber
setiap kali mengajar. Khusus malam itu Sir Leon menggulung kemejanya hingga ke siku dan tidak dia duga bahwa ada bekas luka yang tersebar disana, anehnya itu malah membuat pria itu tambah terli
ah terbawa suasana. Ini menjijikan, pikirnya. Gadis itu memutuskan untuk beranjak darisana. Tapi baru
egitu
malah melakukan kesalahan dengan berbalik menyaksikan mereka berdua disana. Suara Sir L
esi wajahnya tapi yang jelas gesture tubuh wanita itu benar-benar menandakan bahwa dia telah dimabuk oleh
Silvana tidak tahu siapa perempuan itu, tapi gadis itu iri mengi
ebih dewasa darinya itu. Tapi setelah ini sepertinya dia harus menarik kembali ucapannya untuk melupaka
wanita. Ada sedikit desaha
balas Sir Leon. Suaranya lebih serak daripada bias
merayap mengambil sesuatu dari tas selempangnya yang ada dibawah k
na penerangan yang minim. Tapi Silvana optimis bahwa wanita itu tidak lebih cantik darin
an tangannya untuk mengambil rokok yang dia hisap dari mulutnya. Anehnya pergerakan kasu
letakan rokok bekas mulutnya kepada wanita itu sembari menepuk kepalanya dengan penuh sayang. Seperti perlakuan yang
harap, menghisap rokok yang diberikan oleh Sir Leon
dan kemudian berjalan kearah sebaliknya. Meninggalkan si wanita begitu saja. Sil
ulai di gang sempit sambil menghisap rokok bekas S
amun dia tahu, dia tidak mungkin melakukannya. Setelah semua adegan itu berakhir, pada a
setiap adegan yang dia lihat. Bahkan pada saat dia sampai didepan pintu rumahnya, masuk kedalam kamarny
nya dia malah mendapatkan pembuktian konkret. Padahal pagi tadi dia hanya senang membercandai
idak salah kalau aku tertarik pa