img Mahasiswi Piaraan Dosen Muda  /  Bab 3 Imaji Liar Jiyya | 4.05%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Imaji Liar Jiyya

Jumlah Kata:2010    |    Dirilis Pada: 22/03/2023

g duduk disebelahnya (yang sepertinya pemuda bobrok itu tidak memahami situasi sama sekali) dan Jiyya yang duduk disebelah Dean. Gadis itu tidak banyak bicara dan hanya mengaduk-ngaduk kuah

pan bersalah kearahnya, seakan dia baru saja melaku

an itu terus memaksaku untuk mengik

engenal orang yang di maksud sebab bisa dibilang pria itu memang menjadi guru pribadi dari

cokol dengan kisah-kisahnya supaya bisa membantunya keluar dari situasi dimana dia terlalu peka untuk paham bahwa sejak tadi Jiyya terus saja melemparkan pandangan tak biasa. Pandangan yang membuat Joan merasa ada yang

matanya yang penuh dengan binar cerah. Alis Joan berkerut, mata mereka bertemu tapi secepat kilat air muka gadis itu

emiliki banyak pengalaman mengajar sejak dia berusia dua puluhan, dan meskipun sikapnya acuh tak acuh tapi bukan

ampus sudah tahu, bila Joan tidak akan pernah masuk dalam perhitungan sebagai seorang laki-laki yang akan Jiyya

pnya. Jujur saja Joan lebih sering menghabiskan malam yang panas dengan yang lebih tua. Sebab dengan yang lebih tua Joan lebih bisa mengatasi nafsu mereka. Tapi dengan yang lebih muda? T

bahkan dia bertaruh dia akan menjadi seorang wanita matang yang mempesona dalam beberapa tahun kedepan. Sorot matanya yang penuh kebijaksanaan dan perhitungan, bersanding dala

kecil. Bangir? Barangkali itu penggambaran paling mendekati, pipinya terlihat be

nnya. Joan punya tugas untuk membantunya meraih masa depan yang lebih gemilang. Alih-alih menatapnya dengan tatapan mesum dan menatapnya dari sudut pan

i bahwa ya, dada gadis itu memang lebih kecil daripada segelintir mahasiswi yang pernah kedapatan menggodanya. Tapi ketidaksempurnaan itu tidak mengurangi nilai

gah jalan kemudian memandangi gadis yang duduk d

justru suka dengan efek ini terhadap gadis itu. Joan

nya dan berdiri. Sebelum Joan maupun Dean

an Jiyya dengan ekspres

u saja terjadi? Apa kit

n bangun dari kursinya juga. "Kamu akan membayar

nggil untuk acara reuni kecil-kecilan mereka. "Tapi bagaimana dengan bagianmu

amu. Kamu bisa menyelesaikannya bah

yakan soal perut padaku. Sir Joan." Dean mengangkat jempolnya kemudian mulai

api gadis itu punya sesuatu yang mudah untuk dikenali, rambutnya yang pendek sebahu dan hoodie kebesaran yang se

a. Sejujurnya Joan sendiri tidak yakin dengan langkah apa yang akan dia lsayakan selanjutnya. Tapi

nnya didepan dada. Wajahnya masih bersemu merah seperti di kedai tadi. Matanya menatap kearah tana

Jiy

. Nampaknya dia benar-benar tidak menyadari bahwa sejak tadi dia

hkan kepalanya. "Kam

ini. Joan tidak tahu setan apa yang sedang merasukinya sekarang, tapi yang jelas saat dia ber

sulitan mengatakan apa yang ada dibenaknya. "T

-apa. Hanya saja kamu tiba-tiba keluar, Dean terlihat khawatir, begitu juga saya. M

alasan sang dosen muda. "Ya, saya yakin Dean lebih mengkh

ataan Jiyya. "Begitukah? Kalau beg

h Joan. Jiyya benar-benar sangat tidak ahli menyembunyikan perasaannya itulah kesimpulan yang Joan dapatkan dari Jiyya. Joan malah

membuatmu kabur beg

gkan kepalanya

k mendekat dan menempelkan

langsung membulat menatap langsung kearah Joan. Tapi Joan malah semakin ingin melsayakan hal yang lebih, dia

enakannya. "Sebenarnya menurutku suhu tubuhmu sedikit panas. Dan lihat-" Dia menarik tang

ah untuk dapat menutupi apa yang sebenarnya t

ya kalau kamu tidak enak badan kamu bisa menolak ajakan Dean

uk berkata-kata. Angin dingin yang tiba-tiba melewati m

kata yang ingin dia sampaikan dengan lebih normal. "Mungkin kau benar Sir Joan, saya akan...

ganggukan kepalanya meng

in menyeringai menyadari bahwa barangkali mahas

bukan karena hal lain. Umm... selamat tinggal Sir Joan, saya pulang dulu!" gadis itu menggumamkan ka

yya." Joan beru

hnya pada pintu yang telah tertutup rapat. Apa yang sebenarnya terjadi padanya? Silvana benar-benar sudah me

arik wajahnya sendiri dengan gemas. Dia merasa bahwa dia sudah tidak w

a tahu bahwa Jiyya juga memikirkannya? Kenapa Jiyya harus terus memikirkan pria yang lebih tua darinya saa

Jiyya tidak lagi bisa jadi mahasiswi yang dapat menghadapi Sir Joan den

ya memutuskan untuk bergerak dan merebahkan dirinya diatas tempat tidur.

an. Tapi bukan berarti dia tidak tah

ganti dengan piyama namun niatan itu urung seketika. Wel

perlahan tangannya merayap turun untuk menikma

mengejutkan dan kenikmatan langsung menyebar keseluruh tubuh. Gadis itu menutup mata untuk meli

malah membayangkan Sir

kan ini sembari membayangkan do

ng baru saja aku perbuat? Ya Tuhan! Ya Tuhan!" Jiya berjalan mondar-mandir di

boleh berimajinasi nakal tentang seseorang yang dia lihat se

ana s

h sekali!" Jiyya menghempaskan

an kalau Jiyya kedapatan melakukan hal ko

uh dosa yang baru saja dia perbuat. Dia harus mandi untuk menjaga

img

Konten

Bab 1 Permulaan Bab 2 Mengintip Bab 3 Imaji Liar Jiyya Bab 4 Silvana sang Penggoda Bab 5 Hero Bab 6 Joan & Maria Bab 7 Hampir Tergoda Bab 8 Ciuman Pertama
Bab 9 Silvana, si Mahasiswi Nakal
Bab 10 Tipsy
Bab 11 Truth or Dare
Bab 12 Ask For What
Bab 13 Dangerous Man
Bab 14 Touch My Body
Bab 15 Chaser
Bab 16 Dirty Talk
Bab 17 Jiyya's Shower Time
Bab 18 After Taste You
Bab 19 Dangerous
Bab 20 Jiyya's Side
Bab 21 Persahabatan
Bab 22 Friends to Lovers No Way!
Bab 23 Silvana's Comeback
Bab 24 Dilema Berat
Bab 25 Leon & Kelly
Bab 26 Rebuild
Bab 27 Mencari Celah
Bab 28 Kenekatan Joan
Bab 29 Pengakuan Dua Insan
Bab 30 Do You Want This
Bab 31 Penyatuan Rasa
Bab 32 Validasi
Bab 33 Pernyataan Cinta Mendadak
Bab 34 Heart ot Heart Conversation
Bab 35 Pria yang Putus Asa
Bab 36 Jiyya x Joan for The First Time
Bab 37 Flower Shower
Bab 38 Dua Mood yang Berbeda
Bab 39 Jealousy
Bab 40 Saling Mengalahkan
Bab 41 Dinner
Bab 42 Ketahuan
Bab 43 Joan Bertandang
Bab 44 Di Atas Meja
Bab 45 Hot
Bab 46 Sir Leon vs Ayah Silvana
Bab 47 Introgasi Keluarga Silvana
Bab 48 Kepergok Dean
Bab 49 Bertikai
Bab 50 Leon dan Problematika
Bab 51 Pembicaraan Antar Pria
Bab 52 Kekasih yang Saling Merindu
Bab 53 Curahan Kerinduan
Bab 54 Ronde Dua
Bab 55 Terpaksa Mengakui
Bab 56 After
Bab 57 Come Here, Joan
Bab 58 Cheers!
Bab 59 She Knows
Bab 60 Titah sang Ibu
Bab 61 Penyampaian
Bab 62 Isolasi diri
Bab 63 Curhat
Bab 64 Whatever
Bab 65 Are You Mad at Us
Bab 66 Kemelut
Bab 67 Akhir Kisah Masa Lalu
Bab 68 Are You Ready
Bab 69 Play & Out
Bab 70 How had He Lived Without Her
Bab 71 Last Farewell
Bab 72 Harus Bahagia
Bab 73 Jiyya's Final Decision
Bab 74 Finally
img
  /  1
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY