Kehidupan yang begitu keras membuat Parni, berusia 40 tahun, harus memutar otaknya hanya demi memenuhi keinginan anak-anak dan suaminya yang lumpuh sejak lama. Membawanya pada dosa yang tak bertepi. Apa yang kira-kira di lakukan Parni hingga membuat satu kampungnya ketar-ketir?
Bismillah
Gulai Daging Ibu
#part_1
#by: R.D.Lestari.
Aroma masakan menyeruak begitu menggoda keluar dari rumah berlatar luas di samping rumah Parni, wanita paruh baya yang sedari tadi menelan ludah membayangkan betapa nikmatnya makanan yang sudah lama diidam-idamkan keempat anaknya.
"Bu ... bau apa ini, Bu? nikmat sekali," Tono, anaknya yang berumur empat tahun berdecak berulang kali. Seolah ikut merasakan nikmatnya aroma yang masuk dalam hayalannya.
"Bayangi, Nak. Itu daging gulai, teksturnya lembut, bumbunya meresap sampai ke sela-sela daging. Kuahnya kental, di makan pakai nasi, enak, Nak?"
Tono kecil menutup matanya dan membayangkan apa yang di ucapkan ibunya yang kini sedang mengelus rambutnya sayang, ia kembali mengecap, merasa menikmati setiap kunyahan nasi bercampur daging dalam mulutnya.
Parni yang melihat ekspresi dari bocah polos itu tak tahan untuk menitikkan bulir bening yang sejak tadi berontak ingin keluar di sudut matanya.
Sembari menggigit bibir, Parni merutuki nasib buruk yang selalu menghampiri keluarganya.
Kemiskinan yang menggerogoti hidupnya, serta suaminya yang lumpuh mengharuskan tubuhnya yang memasuki usia renta harus terus berjuang demi menghidupi orang-orang yang ia sayang.
Ibu mana yang tak ingin melihat anaknya makan enak? membiarkan buah hatinya tumbuh sehat dan memenuhi segala kebutuhannya? memberi kehidupan layak dan bahagia?
Semua ibu punya impian yang sama, ingin melihat anak-anak mereka sehat dan memastikan perut mereka kenyang.
Begitupun Parni. Ia bukannya tak menangis membiarkan anak-anaknya hanya makan nasi aking, nasi bekas kemarin yang baginya sangat berharga. Sengaja meminta kepada tetangga agar keluarganya bisa makan.
Dengan hati teriris ia jemur nasi sebelum ia tanak kembali, dan makan bersama dengan keluarganya tanpa lauk ataupun sayur yang menemani.
Kadang-kadang jika beruntung, sayur singkong di belakang rumah bisa ia petik dan jadi pendamping nasi yang terasa amat nikmat bagi mereka.
Telur? ayam? daging? jangan tanya! mereka tak pernah merasakan kecuali hari raya Idul Fitri dan Idul Adha tiba.
Ketiga anaknya yang sedari tadi main di luar berlarian masuk kerumah, memeluk tubuh legam ibunya seraya merengek di pangkuan Parni yang bergantian mencium kening keempat anaknya.
"Bu, baunya enak banget, ya, Bu?" ucap Si Sulung, Toni dengan wajah memelasnya.
Parni hanya mengangguk pelan.
"Kapan kita bisa masak gulai, Bu? Tini pengen, Bu," timpal anak keduanya.
"Tono juga, Bu,"
"Toni juga, Bu,"
"Tina juga, Bu,"
Di cecar pertanyaan yang tak mungkin ia jawab, Parni hanya mengulas senyum getir dan beranjak dari duduknya.
"Nanti Ibu buatin, sekarang kalian makan yang ada dulu, ya. Ibu mau ke rumah Nenek dulu,"
"Oh, iya, Ibu nitip Bapak sebentar,"
Keempat anaknya melonjak girang. Sementara Parni melangkah gontai keluar rumah. Pikirannya bingung bukan kepalang.
Dari mana ia bisa mendapatkan daging? jangankan daging, telurpun ia tak mampu.
Terbit keinginan hatinya untuk meminjam uang pada mertuanya, tapi, ketika teringat kembali jika mertuanya sudah mewanti-wanti untuk tidak datang menginjakkan kaki lagi di rumahnya, membuat wanita paruh baya itu mengurungkan niatnya dan memilih duduk di bawah pepohonan rindang yang dekat dengan areal pemakaman.
"Itulah akibat jika masih melawan dengan orang tua! sekarang kau urus saja Gito, suamimu itu. Aku tak sudi melihat mukamu lagi!"
"Sejak awal, aku sudah tau jika kamu itu cuma akan jadi pembawa soal bagiku dan juga anakku, tapi memang dasar ngeyel! dia tetap mau menikahimu!"
"Salah siapa masih nekat menikah, padahal kamu tau aku tidak suka!"
Kata-kata menyakitkan itu selalu terngiang dan seolah enggan untuk pergi dari benak Parni. Hatinya terlampau sakit. Air matanya kembali menganak sungai. Menyebabkan sesak dalam dadanya.
Wanita itu kemudian memejamkan mata dan menengadah ke atas. Membiarkan perih di hatinya. Kembali wajah keempat anak dan suaminya membayang di pelupuk mata.
Ia terhenyak saat mendengar suara beberapa orang yang berbincang dari area pemakaman.
Ia lalu membuka mata dan berdiri, mengintip ke dalam area pemakaman demi menuntaskan rasa penasaran di dalam pikirannya.
Benar saja, empat orang lelaki dewasa sedang membawa cangkul dan sebagian menggali di tengah pemakaman.
Dari percakapan mereka, Parni tau jika ada bayi yang akan segera di makamkan saat itu juga.
Parni mengintip di balik tembok yang membatasi area pemakaman dengan kebun warga. Sebuah ide terbit begitu saja. Ide gila yang akan menjawab semua gundah yang ada di hatinya.
***
Parni tersenyum riang kala membawa sebuah karung putih di pundaknya. Ia sengaja menghindar dan bersembunyi jika ada tetangganya yang lewat.
Saat keempat anaknya bertanya, Parni hanya memberi pesan untuk menunggu bersama bapaknya. Tak ada seorang pun yang boleh masuk ke dapur selama proses memasak.
Anak-anaknya menurut. Yang penting mereka bisa makan, jika hanya di suruh menunggu, itu bukan hal yang sulit untuk dikerjakan.
Sebuah senyuman bahagia tersungging di bibir Parni. Tangan nya amat lihai mencingcang daging dan meracik bumbu. Sebagian daging ia masukkan ke dalam kulkas yang sudah berkarat, sisa kejayaan suaminya sebelum sakit-sakitan.
Daging ia masukkan setelah bumbu bercampur santan yang ia parut dan peras sendiri dari kelapa yang tumbuh di belakang rumah.
Wajahnya amat bahagia begitu memikirkan keempat anak dan suaminya makan dengan lahap, karena untuk pertama kali ia memasak makanan yang diimpikan seluruh keluarganya.
Aroma gulai menguar memenuhi ruangan. Keempat anak Parni berteriak girang seolah tak sabar untuk menyantap hidangan yang dibuat oleh ibu mereka.
Parni menuang gulai daging yang sudah matang ke dalam mangkuk dan membawanya keluar dengan hati yang bergemuruh riang.
Keempat anaknya menyambut dengan gembira. Mereka makan dengan amat lahap hingga meminta tambah berulangkali.
Sementara Parni dengan rasa sayang menyuapi suaminya, Gito yang bersandar di ujung ranjang.
Parni menatap haru keempat anaknya yang mengucap terima kasih padanya. Ia tersadar dari lamunannya kala mendengar suara serak Gito, suaminya.
"Dari mana uang untuk beli daging, Bu? tumben bisa makan enak,"
Parni bergeming sejenak. Jantungnya berdegup kencang, seolah ada ribuan mata yang kini menatapnya. Ia seperti sedang diintrogasi oleh polisi.
"A--ada orang baik hati tadi kasih sedekah di jalan, Pak," jawabnya terbata.
"Oh, iya, alhamdulillah kalau begitu, Bu,"
"Rasa gulainya amat nikmat, jika masih ada sisa, jual aja, Bu. Mana tau laku," usul suaminya.
Parni terdiam sembari berpikir, benar kata suaminya, jika bisa di jadikan ladang uang, kenapa tidak?
"Iya, Bu. Gulainya enak sekali, Bu. Jualan aja, Bu. Pasti laku," Toni, anak sulungnya ikut menimpali.
Merasa di beri banyak dukungan, rasa percaya diri Parni terbit seketika.
"Ya, mulai besok Ibu akan berjualan gulai daging istimewa,"
****
Boy mendengus kesal saat Jean, calon istrinya itu pergi begitu saja dan meninggalkannya di tengah pernikahan yang sedang berlangsung. Untuk menutupi rasa malu, Boy yang kebetulan bertemu dengan Mia, mantan muridnya, meminta untuk menjadi istri sementara. Mia yang memang sudah menaruh rasa semenjak duduk di bangku SMA tentu saja menerima saat itu juga. Apakah Boy bisa jatuh cinta? atau malah meninggalkan Mia demi Jean yang tiba-tiba datang kembali?
Saat Nenek pindah ke rumah baru yang di jual amat murah dengan desain yang nyaman, tapi ternyata rumah itu menyimpan banyak misteri.. Di ruang bawah tanah ternyata tempat jagal dan mutilasi. Arwah-arwah yang gentayangan merupakan arwah penasaran yang menuntut balas. Mereka sudah banyak membunuh pembeli rumah sebelumnya. Arwah penasaran merasuk pada setiap orang dan setiap inci rumah,sehingga rumah penuh dengan teror. Hidup jika malam menjelang. Satu persatu pemilik rumah diteror dan harus bertahan untuk berjuang hidup karena rumah seperti terkunci dan susah untuk keluar.
Semenjak kematian Bapak yang tragis karena di keroyok warga, sosok Pocong tiba-tiba menghantui warga. Mereka bilang itu adalah Bapakku yang menuntut balas. Apa benar yang dikatakan warga? atau itu hanya wujud yang menyerupainya saja?
Tante Sarah, janda muda berumur tiga puluh tahun yang baru saja bercerai karena di khianati suaminya, jatuh cinta kembali saat bertemu Jonas, pemuda yang umurnya sepuluh tahun lebih muda darinya. Dilema menghampiri hidupnya, di mana ia harus menghadapi nasib percintaannya yang penuh rintangan. Ingin pergi, tapi Joe sudah mengikat hatinya, ingin bertahan, tapi terlalu sulit. Bagaimana nasib percintaan Tante Sarah selanjutnya?
Bercerita tentang kisah perjalanan cinta Yusuf, pemuda perantauan dari Jawa yang jatuh hati pada gadis Kalimantan. Awalnya indah sebelum akhirnya Ia mengetahui bahwa wanita yang ia cintai ternyata seorang kuyang, makhluk siluman berupa kepala terbang dan jeroan yang menjuntai. Apa yabg terjadi pada Yusuf selanjutnya?
Bukan hanya cantik, Saras punya ramuan yang membuat Fadlan bertekuk lutut dikakinya. Ramuan apa itu?
Marsha terkejut saat mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Karena rencana putri asli, dia diusir dan menjadi bahan tertawaan. Dikira terlahir dari keluarga petani, Marsha terkejut saat mengetahui bahwa ayah kandungnya adalah orang terkaya di kota, dan saudara laki-lakinya adalah tokoh terkenal di bidangnya masing-masing. Mereka menghujaninya dengan cinta, hanya untuk mengetahui bahwa Marsha memiliki bisnis yang berkembang pesat. “Berhentilah menggangguku!” kata mantan pacarnya. “Hatiku hanya milik Jenni.” “Beraninya kamu berpikir bahwa wanitaku memiliki perasaan padamu?” kata seorang tokoh besar misterius.
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Frans mahasiswa kedokteran berprestasi harus ikhlas meninggalkan bangku kuliahnya setelah kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan lalulintas yang merenggut nyawa keduanya. Frans yang menjadi tukang punggung keluarga dengan memikul beban dua adik perempuannya Shireen dan Siska. Frans bekerja sebagai penyanyi di club' malam dan penyanyi di pesta pernikahan. Sampai akhirnya ia dilirik mamih Mega owner club' malam tempat ia bekerja untuk menjadi pria penjual Cinta. Dimulai kah petualangan Terong Jumbo Frans dari satu pelukan ke pelukan wanita lainnya. Sampai ia bertemu dengan Fira, gadis yang menyewanya untuk merenggut kesuciannya. Merekapun jatuh Cinta. Namun ditengah hubungan mereka Frans menikahi Anjani.
Dia seperti dewa penjaga dalam hidup nya, selalu ada untuk dirinya baik di saat suka maupun duka, kesan pertama saat mommy nya memperkenalkan laki-laki tersebut sebagai calon Daddy tiri nya dia bahagia, setidaknya ada sosok lain yang akan menjaganya hingga akhir juga melindungi mommy nya dan membuat mereka aman dari gangguan orang-orang disekitar tapi bagaimana jika kebahagiaan setelah pernikahan mommy nya dan laki-laki tersebut berubah karena sebuah tragedi berdarah?. Pada akhirnya dia harus ikut laki-laki tersebut dan tinggal dengan nya dalam jutaan pertimbangan keluarga, dan siapa sangka malaikat berwajah tampan tersebut sangat pandai menjebak nya yang lugu dan polos, dalam rasa ketidak tahuan dari awalnya pelukan, curi-curi ciuman, tidur di kamar dan kasur yang sama hingga tangan-tangan kokoh dan hangat tersebut mulai bergerak nakal menggoda nya dalam rayuan mulut seorang malaikat penjaga. Masa SMA dalam kepolosan nya, dimanfaatkan sang daddy tiri secara halus dan perlahan menjadikan dia satu-satunya gadis yang terus berada di bawah Cengkraman Daddy nya tersebut. Dan hubungan daddy anak tersebut berubah menjadi hubungan terlarang di belakang semua orang.
Cerita Khusus Dewasa... Banyak sekali adegan panas di konten ini. Mohon Bijak dalam Membaca. Basah, Tegang, bukan Tanggung Jawab Autor. Menceritakan seorang pria tampan, bekerja sebagai sopir, hingga akhirnya, seorang majikan dan anaknya terlibat perang diatas ranjang.