Laras mendapati dirinya disekap dan dikurung bersama ketiga anaknya, oleh sopir travel yang membawa mereka saat ia berusaha kabur dari rumah. Mengalami berbagai bentuk penyiksaan, hingga harus kehilangan salah satu anaknya, membuat Laras bertekad untuk membalas dendam. Laras berusaha mencari tahu siapa dalang dari semua kejadian yang telah menimpanya, serta apa alasan dan tujuan ia disekap. Dapatkah Laras dan anak-anaknya bertahan dan selamat dari penyekapan kejam itu?
"Ma... Ma... Bangun, Ma..."
Kurasakan guncangan kecil di pundak kiriku. Aku membuka mata. Sepertinya tadi aku sempat tertidur selama perjalanan. Dengan pandangan mata yang masih mengabur, kupastikan kalau ketiga anakku masih ada di sampingku. Aku merasa lega saat kulihat Nurul, Andra dan Melina baik-baik saja. Mereka tidak ada yang rewel ataupun mabuk kendaraan meski kami sekarang sedang menempuh perjalanan jauh.
"Kenapa Rul?"
"Apa kita udah sampai Ma?"
Aku celingak-celinguk, berusaha melihat keadaan di luar dari dalam mobil. Tapi kanan kiri terlihat gelap. Kulihat ke arah depan, sepertinya mobil yang membawa kami memasuki halaman sebuah rumah. Tak bisa kupastikan keadaan rumahnya secara detail, karena hanya terlihat satu lampu penerangan di bagian teras rumah itu.
"Ini di mana Bang? Apa kita udah sampai?" tanyaku memberanikan diri pada sopir mobil travel yang membawa kami.
Tidak ada jawaban. Lelaki itu terlihat sibuk memutar-mutar setir mobil, seperti memantapkan tempat parkirnya. Aku pikir ia tak mendengar.
Mesin mobil dimatikan. Dan sopirnya turun, membuka pintu dari sebelah tempatku duduk.
"Keluar!!"
Aneh, kenapa nadanya kasar sekali? Berbeda saat tadi dia datang menjemput kami. Apa dia capek karena perjalanan jauh sehingga menjadi sensitif?
Aku membangunkan Melina dan menggendongnya. Ia masih tertidur. Sementara Andra sudah dibangunkan Nurul dan mereka sudah keluar dari pintu sebelah.
"Masuk!!"
Lagi-lagi nada perintah yang kasar keluar dari mulutnya. Aku terlongong bengong. Rumah ini bukanlah tempat tujuanku. Bahkan aku sama sekali tak tahu ini ada di daerah mana.
Lelaki itu berdecak kesal. Tanpa kuduga dia sudah meraih lengan Andra dan menariknya dengan kasar menuju depan rumah.
Aku dan Nurul yang tadi tak sempat mengantisipasi gerakannya hanya bisa berteriak sambil mengejar mereka yang kini sudah masuk ke dalam rumah.
Rumah ini cukup besar. Terlihat terbengkalai tapi sepertinya ada orang yang menempati. Bisa kulihat puntung rokok dan bungkusan snack yang berserakan di ruang tamu dan ruang tengah saat tadi kulewati.
"Apa-apaan kamu? Kenapa memaksa kami untuk masuk ke rumah ini? Jangan sampai aku teriak ya!!" kataku dengan nada mengancam. Berharap dia melepaskan pegangannya dari tangan Andra. Anakku itu terlihat kesakitan.
Tadi aku sempat meraih tangan kiri Andra. Tapi dia makin kuat mencengkeram dan membuat Andra menjerit kesakitan. Aku jadi tak tega dan memilih melepaskan tanganku.
"Silakan teriak! Nggak akan ada yang bisa dengar teriakan kalian," katanya tersenyum jahat. Sungguh terlihat sangat mengerikan.
Ya Allah, aku jadi benar-benar menyesal karena telah kabur dari rumah malam ini. Kalau sampai terjadi apa-apa denganku dan anak-anakku, aku akan menyalahkan diriku seumur hidup.
Ia kembali menyeret Andra. Tubuh kecil anak lelakiku yang baru berumur 8 tahun itu tak bisa menahan hentakan kasar tangan pria dewasa yang menariknya. Lelaki berambut agak panjang itu tak peduli meski aku dan Nurul sejak tadi memukulnya dengan pukulan tangan kosong. Entah tenaga kami sebagai perempuan yang lemah atau memang dia yang kuat. Sepertinya pukulan kami tak berarti apa-apa baginya.
Dia membuka pintu kamar di bagian paling ujung rumah. Dengan kasar melepaskan tangan Andra dan mendorongnya sehingga anakku itu terjatuh dengan punggung menghantam dinding.
Aku dan Nurul menjerit. Nurul membantu adiknya berdiri. Sementara aku hanya bisa melihat, karena sedang menggendong Melina yang kini sudah terbangun karena keributan tadi.
Kami semua sudah berada dalam ruangan yang kosong melompong. Tidak ada apa pun di dalam sini. Tidak ada tempat tidur ataupun lemari.
Ia menutup pintu dan memandang kami dengan tatapan menakutkan.
"Apa mau kamu? Tolong lepaskan kami!" pintaku memohon.
"Aku cuma mau menyelesaikan pekerjaanku. Jangan terlalu ribut. Tugasku untuk malam ini sudah selesai, jadi aku mau istirahat. Dan maaf, aku nggak bisa melepaskan kalian sebelum aku mendapatkan bayaran." Katanya dengan seringai menakutkan.
"Biarkan kami pergi! Aku akan membayarmu asal kau lepaskan kami," pintaku.
"Kau nggak akan bisa membayarku. Lebih baik sekarang kalian tidur."
"Bagaimana kami bisa tidur dalam keadaan seperti ini? Kami tak punya salah padamu. Tolong lepaskan kami!"
"Nanti kulepaskan, kalau udah jadi mayat! Ha..ha..ha.."
Aku semakin bertambah takut mendengar kalimatnya. Nurul dan Andra bahkan sudah menangis.
Laki-laki itu berbalik hendak keluar. Cepat kuserahkan Melina pada Nurul. Kutarik bajunya dan berteriak pada Nurul," Rul, cepat bawa adik-adikmu keluar dari sini!"
Sekuat tenaga aku berusaha menahan tubuh sopir sewaan yang tak kukenal ini. Tapi tenaganya jelas jauh lebih kuat. Aku tak sanggup menahannya terlalu lama. Ia lepas dari cengkeraman tanganku.
Belum sempat Nurul meraih gagang pintu, ia sudah lebih dulu menarik rambut Nurul. Nurul menjerit. Aku memukul kepalanya dengan tas selempang yang kubawa. Tapi lagi-lagi tak ada pengaruhnya sama sekali.
PLAKK!!
Sebuah tamparan keras mengenai pipi kiriku. Pedih dan panas sekali rasanya. Aku sampai jatuh terduduk saking kerasnya tamparan itu.
"Mama!!!"
Nurul mengejar memburuku. Tangisnya dan Andra semakin kuat. Kali ini Melina pun ikut menangis.
"Jangan coba melawanku. Kalian nggak akan sanggup. Kalian bukan lawanku!"
"Tolong lepaskan kami, aku akan memberikan uang yang aku punya asalkan kau biarkan kami pergi," tangisku mengiba.
Tapi lelaki itu seolah tak peduli dengan kami semua yang kini menangis. Dengan angkuhnya dia berjalan menuju pintu. Saat akan menutup pintu, tiba-tiba ia urung menutupnya. Ia kembali masuk ke kamar. Berjalan ke arah kami, dan dengan sedikit berjongkok ia mengambil HP milikku yang tadi terjatuh.
Aku baru hendak berdiri merebutnya. Tapi dengan cepat tangan lelaki itu sudah mendorong tubuhku dengan kasar. Membuat aku kembali terjatuh.
"Ini aku sita," katanya, " biar kalian betah lama-lama di sini," lanjutnya dengan nada mengejek.
Oh tidak!!! Bagaimana aku bisa mencari pertolongan kalau HP pun dia ambil?
***
"Maafkan Mama ya Nak..."
Aku terisak. Benar-benar takut tidak bisa keluar dari sini. Kalau aku sendiri tidak apa. Tapi aku mengkhawatirkan anak-anakku. Terutama Melina. Dia masih terlalu kecil.
"Udahlah Ma, jangan nangis lagi. Jangan sedih. Kami nggak nyalahin Mama. Bukan Mama yang jahat, tapi Om itu." Nurul berusaha menghiburku.
"Tapi Mama yang membuat ini semua terjadi. Mama yang mengajak kalian untuk lari dari rumah tanpa bertanya atau berpikir panjang. Mama yang salah, maafkan Mama."
Tangisku semakin menjadi. Aku menyesali keputusanku untuk kabur dari rumah. Semua ini karena pertengkaran antara aku dan suamiku, yang terjadi seminggu yang lalu. Mas Edar ketahuan selingkuh setelah seseorang tak dikenal mengirimkan foto mesra suamiku itu dengan wanita lain.
Aku tak tahu siapa pengirimnya, yang jelas foto-foto itu sukses membuatku marah besar. Pertengkaran kami berakhir dengan Mas Edar yang pergi dari rumah selama beberapa hari. Aku yang tak bisa menguasai diri akhirnya memutuskan untuk kabur dari rumah dengan membawa ketiga anakku. Tujuanku adalah kota tempat di mana orang tuaku tinggal.
Seorang teman membantuku untuk mencari mobil travel yang bisa mengantarkan aku pulang ke rumah orang tuaku. Perjalanan jauh yang memakan waktu hingga belasan jam membuat aku memutuskan untuk pergi di malam hari. Tujuanku agar sampai di sana saat hari sudah siang. Selain itu, berangkat di malam hari kulakukan untuk menghindari pertanyaan dari para tetangga. Aku tak mau ada siapa pun yang tahu aku lari dari rumah.
Namun kini, aku dan anak-anakku disekap dan dikurung sejak semalam. Sopir yang membawa kami ternyata adalah orang yang punya niat jahat.
Membayar pacar sahabat sendiri untuk menikahi dan bertanggung jawab atas kehamilan yang tak diinginkan. Meski bukan sesuatu yang wajar dan dibenarkan, namun Silia mau tak mau melakukannya. Apalagi sosok Roby seakan tak punya kekurangan. Selain ganteng dan ulet dalam bekerja, Roby juga baik dan perhatian. Hidup bersama meski awalnya karena memiliki tujuan masing-masing dan tak saling cinta, justru membawa perubahan besar pada kehidupan Roby dan Silia. Hanya saja, status Yesika sebagai pacar Roby dan Vatra sebagai cinta pertama Silia, menjadi pemicu beragam konflik dalam kisah cinta dan rumah tangga mereka.
Almann dipenjara dengan tuduhan telah melakukan penculikan 11 tahun yang lalu. Padahal sesungguhnya, ia hanya menepati janji pada seorang wanita terkasih yang tak akan pernah bisa ia miliki selamanya.
Dunia Sartika terasa runtuh saat Riya, sepupu dari suaminya mengaku kalau terjadi perselingkuhan antara dia dan Roni, suaminya. Kepercayaan dan pengorbanan yang telah ia berikan selama ini hancur berkeping-keping seiring terkuaknya rahasia bahwa dulunya Roni dan Riya ternyata pernah dijodohkan. Yang lebih menyakitkan lagi, dari mulut Riya sendiri Sartika mengetahui kalau Roni selalu menjelek-jelekkan dirinya di belakang. Penampilan Sartika yang kumal dan terlihat kampungan, berbanding terbalik dengan Riya yang hidup enak bak sosialita. Namun Sartika berhasil membalikkan keadaan. Ia mengubah dirinya menjadi sosok yang berbeda dalam sekejap. Dalam diam dan penuh strategi ia berhasil membalas sakit hatinya pada Riya. Di saat suaminya berusaha untuk mengambil kembali hati Sartika, tiba-tiba muncul sosok mantan pacar Sartika saat SMA, yang bahkan belum menikah sampai sekarang karena masih mencintai Sartika. Siapakah yang akhirnya akan ia pilih?
"Aku akan membalas perbuatan mereka yang telah membuat aku dan ibuku menderita. Mulai sekarang aku tak akan tinggal diam. Aku sudah cukup bersabar selama ini, tapi sekarang tak ada lagi yang aku takutkan, karena mereka sudah merenggut nyawa orang-orang yang aku sayangi," kata Azzalyn dengan mata penuh kilatan dendam. ************* Azzalyn tidak pernah menyangka kalau sang ibu memiliki masa lalu kelam, yang membawanya pada kenyataan kalau sosok ayah yang selama ini ia yakini telah meninggal ternyata masih hidup. Takdir yang membawanya kembali bertemu dengan sang ayah. Namun hidupnya mendapatkan banyak masalah yang mengharuskan Azzalyn untuk tetap bertahan dan membalas segala perbuatan jahat yang ia terima.
BERISI ADEGAN HOT++ Seorang duda sekaligus seorang guru, demi menyalurkan hasratnya pak Bowo merayu murid-muridnya yang cantik dan menurutnya menggoda, untuk bisa menjadi budak seksual. Jangan lama-lama lagi. BACA SAMPAI SELESAI!!
Hanya ada satu pria di hati Regina, dan itu adalah Malvin. Pada tahun kedua pernikahannya dengannya, dia hamil. Kegembiraan Regina tidak mengenal batas. Akan tetapi sebelum dia bisa menyampaikan berita itu pada suaminya, pria itu menyodorinya surat cerai karena ingin menikahi cinta pertamanya. Setelah kecelakaan, Regina terbaring di genangan darahnya sendiri dan memanggil Malvin untuk meminta bantuan. Sayangnya, dia pergi dengan cinta pertamanya di pelukannya. Regina lolos dari kematian dengan tipis. Setelah itu, dia memutuskan untuk mengembalikan hidupnya ke jalurnya. Namanya ada di mana-mana bertahun-tahun kemudian. Malvin menjadi sangat tidak nyaman. Untuk beberapa alasan, dia mulai merindukannya. Hatinya sakit ketika dia melihatnya tersenyum dengan pria lain. Dia melabrak pernikahannya dan berlutut saat Regina berada di altar. Dengan mata merah, dia bertanya, "Aku kira kamu mengatakan cintamu untukku tak terpatahkan? Kenapa kamu menikah dengan orang lain? Kembalilah padaku!"
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Aku, Sonia, seorang wanita berusia 23 tahun, terjebak dalam masalah keuangan yang parah akibat hutang pengobatan anakku yang mengidap Thalassemia dan harus menjalani perawatan medis yang sangat mahal dan berkelanjutan. Hidupku yang penuh kesulitan berubah drastis ketika aku bekerja dengan Mr. Wei, seorang CEO sukses berusia 45 tahun. Di tengah kemelut keuangan dan tekanan emosional, aku menemukan pelarian dalam pelukan Mr. Wei. Kehangatan dan dukungan yang dia berikan membuatku merasa dihargai dan dicintai, sesuatu yang telah lama hilang dalam pernikahanku. Namun, kebahagiaan kami tidak lepas dari konflik; suamiku mulai curiga dan berbagai rintangan muncul, menguji keteguhan hati kami. Cerita ini menggambarkan dinamika cinta yang penuh gairah dan sakit hati, pengkhianatan yang menyakitkan, serta pencarian jati diri dan pengampunan. Dengan latar belakang kehidupan kami yang kontras, aku dan Mr. Wei harus menghadapi pilihan-pilihan sulit dan mempertanyakan nilai-nilai yang kami anut. Akankah cinta kami mampu mengatasi semua rintangan? atau akankah kami terperangkap dalam lingkaran drama dan penderitaan?