... Bangu
ngan mata yang masih mengabur, kupastikan kalau ketiga anakku masih ada di sampingku. Aku merasa lega saat kulihat Nurul, Andra d
apa
udah sam
Kulihat ke arah depan, sepertinya mobil yang membawa kami memasuki halaman sebuah rumah. Tak bisa kupastik
ai?" tanyaku memberanikan diri pada s
emutar-mutar setir mobil, seperti memantapkan
opirnya turun, membuka pintu
lua
tadi dia datang menjemput kami. Apa dia capek ka
sih tertidur. Sementara Andra sudah dibangunkan N
suk
Aku terlongong bengong. Rumah ini bukanlah tempat tujuank
dia sudah meraih lengan Andra dan mena
si gerakannya hanya bisa berteriak sambil menge
ang yang menempati. Bisa kulihat puntung rokok dan bungkusan snack
sampai aku teriak ya!!" kataku dengan nada mengancam. Berharap dia mel
in kuat mencengkeram dan membuat Andra menjerit kesaki
dengar teriakan kalian," katanya tersenyum
dari rumah malam ini. Kalau sampai terjadi apa-apa denganku
sa yang menariknya. Lelaki berambut agak panjang itu tak peduli meski aku dan Nurul sejak tadi memukulnya dengan pukulan tangan kos
gan kasar melepaskan tangan Andra dan mendorongnya sehing
ementara aku hanya bisa melihat, karena sedang menggendon
osong melompong. Tidak ada apa pun di dalam
memandang kami dengan
ong lepaskan kami!
lam ini sudah selesai, jadi aku mau istirahat. Dan maaf, aku nggak bisa melepas
akan membayarmu asal kau
embayarku. Lebih baik
adaan seperti ini? Kami tak punya s
kalau udah jadi m
endengar kalimatnya. Nurul da
Melina pada Nurul. Kutarik bajunya dan berteriak pada
kukenal ini. Tapi tenaganya jelas jauh lebih kuat. Aku tak sang
rambut Nurul. Nurul menjerit. Aku memukul kepalanya dengan tas sel
AK
Pedih dan panas sekali rasanya. Aku sampai j
ma!
snya dan Andra semakin kuat. Ka
Kalian nggak akan sanggu
ikan uang yang aku punya asalkan kau b
lan menuju pintu. Saat akan menutup pintu, tiba-tiba ia urung menutupnya. Ia kembali masuk ke kama
n cepat tangan lelaki itu sudah mendorong tubu
kalian betah lama-lama di sini,"
bisa mencari pertolongan
*
Mama ya
ni. Kalau aku sendiri tidak apa. Tapi aku mengkhawatirka
Kami nggak nyalahin Mama. Bukan Mama yang jah
mengajak kalian untuk lari dari rumah tanpa bertanya
pertengkaran antara aku dan suamiku, yang terjadi seminggu yang lalu. Mas Edar ketahuan sel
r dengan Mas Edar yang pergi dari rumah selama beberapa hari. Aku yang tak bisa menguasai diri akhirnya memutusk
aktu hingga belasan jam membuat aku memutuskan untuk pergi di malam hari. Tujuanku agar sampai di sana saat hari sudah siang. Selain itu,
ikurung sejak semalam. Sopir yang membawa kam