/0/16122/coverbig.jpg?v=ccd5da4f47511cd365c6dd803f00fab8)
Almann dipenjara dengan tuduhan telah melakukan penculikan 11 tahun yang lalu. Padahal sesungguhnya, ia hanya menepati janji pada seorang wanita terkasih yang tak akan pernah bisa ia miliki selamanya.
"Maaf Bu Kiki, tolong siswa bernama Hinra ke kantor sekarang, dipanggil Kepala Sekolah."
"Silakan Hinra," Bu Kiki langsung memberi perintah setelah sebelumnya memandang sebentar ke wajah siswanya tersebut.
Siswa yang bernama Hinra terlihat merapikan buku di mejanya dan berdiri. Pikirannya berkecamuk, antara senang dan takut. Senang karena akan keluar sementara dari neraka kebosanan, tapi juga merasa takut, karena tidak tahu apa yang membuat ia dipanggil Kepala Sekolah, apalagi di saat jam pelajaran sedang berlangsung.
"Ssttt... Kenapa dipanggil Pak Yusuf?" suara anak perempuan di belakang bangkunya setengah berbisik.
Hinra mengangkat kedua bahu, ia sendiri pun tidak tahu alasannya dipanggil Kepala Sekolah. Dengan berjalan gontai, ia menuju ruang guru. Sesampainya di sana ia mengetuk pintu.
"Masuuukk..." Terdengar suara Kepala Sekolah.
Hinra langsung membuka pintu. Darahnya seketika berdesir melihat orang-orang yang ada di ruangan tersebut. Selain Kepala Sekolahnya Pak Yusuf, ada seorang wanita muda berusia sekitar 20 tahunan, dan dua orang polisi berseragam.
"Duduk..." Suara Pak Yusuf mengagetkan Hinra yang sempat bengong. Sesaat matanya melirik ke arah wanita muda yang duduk di depannya.
Wajah itu terlihat tak asing, tapi ia tidak ingat di mana pernah melihatnya. Yang lebih mengherankan lagi, mata wanita itu terlihat berkaca-kaca, seolah mengenal dirinya.
"Biar Pak Polisi aja yang ngomong langsung sama kamu, ya. Mereka punya beberapa pertanyaan. Silakan Pak.." kata-kata Pak Yusuf Cuma disambut anggukan lemah dari Hinra.
"Okee...," salah satu polisi dengan name tag bernama Doni memulai sambil memilah semacam berkas di tangannya. "Mahinra Putra Bahari, ya namanya?" lanjut polisi tersebut.
"Iya..," Hinra mengangguk dengan jawaban yang hampir tidak kedengaran.
"Siapa nama orang tuanya?"
"Dandi dan Amaliah, Pak. Tapi udah meninggal dua-duanya."
"Okee.. Jadi sekarang tinggal sama siapa?"
"Sama Abang saya, Bang Almann."
Sejenak polisi itu menoleh ke arah si wanita yang terlihat mengeluarkan sapu tangan dari tasnya, dan kemudian melanjutkan.
"Yang ini kah yang bernama Almann?"
Polisi itu menunjukkan sebuah foto lama yang sudah agak buram. Tapi terlihat jelas di mata Hinra wajah seorang lelaki muda yang berdiri bersama dua anak perempuan. Tangan lelaki itu terlihat merangkul pundak kedua anak perempuan di depannya. Salah satu anak perempuan terlihat tersenyum, sementara wajah anak perempuan yang lain tampak cemberut.
"I-iya Pak..!!" Hinra tergagap karena merasa ada yang tidak beres.
"Jadi begini...," polisi itu meletakkan berkas ditangannya dan menatap dalam ke wajah Hinra. "Nama kamu sebenarnya hanya Mahinra Putra, kamu masih punya seorang Ibu dan dua orang Kakak perempuan. Sedangkan orang yang kamu bilang Abang kamu itu, Saudara Almann, adalah orang yang selama ini menculik kamu. Lebih tepatnya kamu sudah terpisah dari keluarga kandung kamu selama kurang lebih sebelas tahun."
Hinra tertunduk mendengar kata-kata terakhir dari polisi tersebut. Ada rasa tidak percaya dalam hatinya terhadap apa yang baru saja ia dengar. Badannya gemetar. Pikirannya kacau. Dia berharap ini semua hanya mimpi atau sekedar kesalahan.
"Saudara Almann punya pekerjaan apa sekarang?"
"Abang buka bengkel sepeda di rumah, tapi kadang jadi tukang bangunan kalau ada proyek." Suara Hinra bergetar. Dia hampir menangis. Ingin rasanya ia langsung berlari pulang, bertanya langsung kepada Bang Almann dan berharap ini semua bohong.
"Oh iya... Ini Saudari Handari. Dia adalah salah satu Kakak kandung kamu." Polisi itu menunjuk wanita muda yang sejak tadi sudah sibuk menyeka linangan air matanya.
Hinra hanya bisa menatap wanita itu tanpa ekspresi. Dia bingung harus bagaimana, harus melakukan apa. Mau bersalaman dengan orang yang konon adalah kakaknya dia tidak berani, bertemu pun baru hari ini.
"Hinra kamu baik-baik aja kan selama ini?" wanita itu terisak, terlihat jelas dia hanya menahan diri untuk tak langsung memeluk adik yang telah lama dirindukannya. Adik yang terakhir kali dilihatnya berumur tiga tahunan, kini sudah menjadi remaja kelas tiga SMP.
Hinra diam. Hanya matanya yang bergerak menatap Handari, cuma sebentar, kemudian tertunduk lagi. Setelah itu dia sama sekali tidak mendengar apa yang jadi perbincangan di dalam kantor Kepala Sekolahnya. Pikirannya ke mana-mana.
***
"Apa kamu kesini mau membawa Hinra pulang?" tanya Almann pada wanita di depannya.
"Aku rasa pertanyaan itu nggak perlu dijawab karena Abang pasti udah tau jawabannya kan? Hinra itu milik kami sejak lama. Jadi memang udah seharusnya kembali pada kami. Apa Abang merasa keberatan dengan itu?" suara Saliha terdengar sinis.
"Tapi selama ini Hinra hidup sama Abang. Abang yang jaga dia sampai sebesar ini, ini sudah janji Abang."
"Iya tapi Abang udah ingkar janji. Dulu Abang bilang Cuma 5 tahun, tapi kenapa sampai sekarang Abang nggak pernah mengembalikan dia pada kami? Mama sampai sakit-sakitan."
"Maaf Liha, Abang nggak bisa kehilangan dia. Kalau kamu bawa dia, sama aja kamu membawa setengah nyawa Abang."
Mata Almann mulai berkaca. Terlihat air mukanya yang meredup.
"Udah cukup sebelas tahun Bang... Sekarang saatnya Abang merelakan dia. Tadi pagi adalah saat terakhir Abang bertemu Hinra."
Almann terperanjat. Pikirannya langsung menyadari sesuatu. Refleks ia berdiri dan hendak pergi.
"Nggak usah repot-repot Bang. Hinra sekarang udah nggak ada di sekolahnya. Ai udah menjemput Hinra dan membawanya pergi."
Kalimat yang dilontarkan Saliha sukses membuat Almann menghentikan langkahnya yang sudah hampir sampai di depan pintu. Sementara Saliha tetap duduk tenang di kursi kayu yang sepertinya agak goyang karena sudah tua.
Perlahan Saliha meraih cangkir teh yang tadi disiapkan Almann di atas meja untuk menjamunya. Ia menyesap tehnya perlahan. Sudah dingin. Ia melirik jam dinding tepat di depannya. Sudah hampir jam sepuluh.
Beberapa menit yang lalu suaminya mengabarkan, kalau sedang dalam perjalanan membawa Hinra dan Handari menuju ke penginapan, sebelum nantinya mereka pulang kembali ke kota.
Almann berbalik dan kembali duduk di hadapan Saliha.
"Seenggaknya izinkan Abang bertemu Hinra untuk yang terakhir kalinya, untuk sekedar mengucapkan kata perpisahan," suara Almann terdengar pilu. Terlihat lelehan air mata mulai merembes di kedua pipinya. Pertahanannya runtuh. Almann menangis.
"Abang tahu itu nggak mungkin. Kalau kami beri kesempatan itu, Hinra nggak akan mau ikut kami."
"Tolong Liha...."
"Apa malam itu Abang memberi kesempatan pada kami untuk mengucapkan kata perpisahan? Nggak ada Bang! Abang pergi tiba-tiba tanpa pamit. Hanya meninggalkan secarik surat untuk Mama. Abang pergi di saat kami sedang berduka karena kepergian Kak Aily, di saat yang bersamaan kami juga harus kehilangan Hinra. Abang bahkan membawa Hinra pergi di saat jenazah Kak Aily belum sempat dimasukkan ke liang lahat." Suara Saliha serak terdengar emosi.
"Abang minta maaf. Tapi tolong jangan pisahkan Abang dengan Hinra...."
"Abang seharusnya sadar diri. Abang bukan siapa-siapa, hanya orang yang kebetulan mengenal kami karena pernah bekerja bersama Kak Aily. Lupakan Hinra. Lupakan kalau kita pernah saling mengenal. Lanjutkan hidup Abang. Menikah... Punya anak... Jangan lagi ada sangkut paut dengan keluarga kami..."
Kata-kata dari mulut Saliha terdengar begitu kejam dan menyakitkan hati Almann. Mana mungkin semudah itu ia melupakan Hinra dan mengakhiri semuanya. Setelah semua pengorbanan dan rasa sakitnya selama ini. Hanya Hinra yang ia miliki sekarang.
Suara salam terdengar dari luar rumahnya. Almann berdiri dan melihat keluar. Dua orang berseragam Polisi datang. Almann menoleh ke arah Liha yang sedang duduk tanpa ekspresi.
"Apa betul ini rumah Saudara Almann?"
"Iya benar Pak. Saya sendiri."
"Bisa ikut kami ke kantor polisi untuk dimintai keterangan terkait kasus penculikan atas nama Hinra?"
Almann terdiam tidak menjawab. Sampai hati Saliha melibatkan polisi untuk menangkapnya.
"Abang tetap harus bertanggung jawab," suara Saliha terdengar pelan. Perlahan ia berdiri. "Tolong jangan di borgol Pak. Dia bukan orang jahat."
Laras mendapati dirinya disekap dan dikurung bersama ketiga anaknya, oleh sopir travel yang membawa mereka saat ia berusaha kabur dari rumah. Mengalami berbagai bentuk penyiksaan, hingga harus kehilangan salah satu anaknya, membuat Laras bertekad untuk membalas dendam. Laras berusaha mencari tahu siapa dalang dari semua kejadian yang telah menimpanya, serta apa alasan dan tujuan ia disekap. Dapatkah Laras dan anak-anaknya bertahan dan selamat dari penyekapan kejam itu?
Membayar pacar sahabat sendiri untuk menikahi dan bertanggung jawab atas kehamilan yang tak diinginkan. Meski bukan sesuatu yang wajar dan dibenarkan, namun Silia mau tak mau melakukannya. Apalagi sosok Roby seakan tak punya kekurangan. Selain ganteng dan ulet dalam bekerja, Roby juga baik dan perhatian. Hidup bersama meski awalnya karena memiliki tujuan masing-masing dan tak saling cinta, justru membawa perubahan besar pada kehidupan Roby dan Silia. Hanya saja, status Yesika sebagai pacar Roby dan Vatra sebagai cinta pertama Silia, menjadi pemicu beragam konflik dalam kisah cinta dan rumah tangga mereka.
Dunia Sartika terasa runtuh saat Riya, sepupu dari suaminya mengaku kalau terjadi perselingkuhan antara dia dan Roni, suaminya. Kepercayaan dan pengorbanan yang telah ia berikan selama ini hancur berkeping-keping seiring terkuaknya rahasia bahwa dulunya Roni dan Riya ternyata pernah dijodohkan. Yang lebih menyakitkan lagi, dari mulut Riya sendiri Sartika mengetahui kalau Roni selalu menjelek-jelekkan dirinya di belakang. Penampilan Sartika yang kumal dan terlihat kampungan, berbanding terbalik dengan Riya yang hidup enak bak sosialita. Namun Sartika berhasil membalikkan keadaan. Ia mengubah dirinya menjadi sosok yang berbeda dalam sekejap. Dalam diam dan penuh strategi ia berhasil membalas sakit hatinya pada Riya. Di saat suaminya berusaha untuk mengambil kembali hati Sartika, tiba-tiba muncul sosok mantan pacar Sartika saat SMA, yang bahkan belum menikah sampai sekarang karena masih mencintai Sartika. Siapakah yang akhirnya akan ia pilih?
"Aku akan membalas perbuatan mereka yang telah membuat aku dan ibuku menderita. Mulai sekarang aku tak akan tinggal diam. Aku sudah cukup bersabar selama ini, tapi sekarang tak ada lagi yang aku takutkan, karena mereka sudah merenggut nyawa orang-orang yang aku sayangi," kata Azzalyn dengan mata penuh kilatan dendam. ************* Azzalyn tidak pernah menyangka kalau sang ibu memiliki masa lalu kelam, yang membawanya pada kenyataan kalau sosok ayah yang selama ini ia yakini telah meninggal ternyata masih hidup. Takdir yang membawanya kembali bertemu dengan sang ayah. Namun hidupnya mendapatkan banyak masalah yang mengharuskan Azzalyn untuk tetap bertahan dan membalas segala perbuatan jahat yang ia terima.
Rumor menyatakan bahwa Fernanda, yang baru kembali ke keluarganya, tidak lebih dari orang kampung yang kasar. Fernanda hanya melontarkan seringai santai dan meremehkan sebagai tanggapan. Rumor lain menyebutkan bahwa Cristian yang biasanya rasional telah kehilangan akal sehatnya dan jatuh cinta pada Fernanda. Hal ini membuatnya jengkel. Dia bisa menolerir gosip tentang dirinya sendiri, tetapi fitnah terhadap kekasihnya sudah melewati batas! Lambat laun, ketika berbagai identitas Fernanda sebagai seorang desainer terkenal, seorang gamer yang cerdas, seorang pelukis terkenal, dan seorang raja bisnis yang sukses terungkap, semua orang menyadari bahwa merekalah yang telah dibodohi.
Demi bisnis yang menguntungkan dirinya sendiri Rian tega menjual kekaksihnya pada seorang tuan muda yang bernama Albert. Albert menjadikan Renata yang merupakan seorang mahasiswa pertanian sebagai budak ranjangnya setiap hari, jika Albert marah Renata harus melayani Albert yang menyakitinya. namun seiring berjalannya waktu Albert memiliki rasa pada Renata dan menjadikannya pendamping hidup meski Albert harus menentang orang tuannya dan memutuskan pertunangannya dengan seorang wanita pilihan orang tuanya.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Ryan Sudono adalah seorang dosen muda yang menawan dan cerdas di sebuah kampus swasta ternama di salah satu kota besar di Jakarta. Ryan Anak tunggal dari keluarga yang sangat berada dan Papa Sudono dan mama Tyas pun juga seorang dosen. Papa dan mamanya Ryan ini sangat berpengaruh dalam kehidupan Ryan karena sejak kecil Ryan sering melihat kemesraan papa mamanya itu di rumah dan juga perhatian serta support papa mamanya itu di kehidupan Ryan sampai dengan saat Ryan sudah beranjak dewasa bahkan saat Ryan sudah menikah papa mamanya masih sangat perhatian apalagi kedua ortunya itu berharap sekali agar cepat dapat momongan dari Ryan dan istrinya. Ryan Sudah beristrikan Tania yang sangat cantik. Tania sesama Dosen yang baru beberapa hari ia nikahi, Namun ada kekecewaan dengan Tania sebagai istrinya di awal-awal pernikahan mereka. Disisi lainnya sang Istri Ryan yaitu Tania yang berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja meski tak sekaya keluarga Ryan namun Tania juga punya kecerdasan di akademiknya yang membawa bisa berprofesi sebagai Dosen bareng sang suami, Ryan. Namun demikian, Tania punya kisah tersendiri dengan lelaki yang dulu mengejar cintanya saat ia masih SMA yaitu Robi. Mereka dipertemukan kembali saat ada acara reuni SMA. Robi ini awalnya seperti yang Tania kenal semasa di SMA dulu namun dalam perkembangannya mungkin karena lingkungan yang salah seiring berjalannya waktu si Robi ini ternyata menyimpan hal buruk yaitu memiliki profesi sebagai pengusaha pinjol yang banyak menjerat nasabahnya sehingga para nasabahnya itu terlilit hutang yang banyak ke perusahaan aplikasi pinjol milik Robi. Dan salah satu korban dari pinjolnya Robi adalah Rani mahasiswinya Ryan yang nantinya seorang dokter muda bernama Bayu lah yang berhasil melepaskan Rani dari cengkeraman kejahatan Robi. Kehidupan rumah tangga Ryan dan Tania terganggu oleh kehadiran Maya yang sejak lama sebelum Ryan menikah dengan Tania, dimana Maya diam-diam juga jatuh hati pada Ryan. Maya yang juga sahabat dari Ryan dan Tania, bekerja sebagai dosen di kampus yang sama juga dengan Ryan dan Tania. Kehidupan rumah tangga Maya dengan sang suami yang tidak sesuai harapan ini karena perjodohan dari ortunya. Maya akhirnya terpaksa menikah dengan lelaki pilihan ortunya yaitu Joko yang berwatak keras sehingga Maya merasa tidak bahagia selama hidup dengan suaminya itu. Joko dipilih oleh para ortu merkea karena Joko adalah putra dari sahabat sang mamanya Maya yang berteman akrab dengan mamanya Joko. Dengan alasan agar Joko bisa meneruskan usaha ayahnya Maya yang memiliki perusahaan properti sebagai salah satu manajer disitu maka Joko suatu saat diharapkan bisa menggantikan peran ayah mertua di perusahaan properti itu. Sampe usia pernikahan yang ke-3 tahun mereka belum dikaruniai anak. Entah siapa yang mandul yang jelas mereka berdua saling cuek dan belum periksa ke dokter tentang siapa yang mandul. Padahal idealnya sepasang suami istri mengharapkan kehadiran keturunan di keluarga mereka untuk melengkapi kebahagiaan sebuah rumah tangga. Sementara itu salah satu mahasiswinya Ryan yaitu Rani yang mungil tapi cantik dan agresif juga sangat menggebu mendekati Ryan. Rani yang mengalami kesulitan dalam tugas-tugas kuliahnya ditambah lagi tidak bisa fokus karena sedang bolak bali ke Bandung mengurus ibunya yang sedang sakit, disinilah Ryan terkondisi untuk terus membantu Rani dalam hal pengobatan sang ibu namun sayangnya hal ini nampaknya benar-benar dimanfaatkan Rani untuk mendekati Ryan sekaligus mengambil keuntungan dari kekayaan Ryan yang berlimpah. Padahal ada pria lain yang begitu baik yang sangat menyukai Rani yang tinggal kota bandung bersama sang ibu, yaitu Bayu seorang Dokter muda yang selalu setia melayani ibunya Rani di Rumah Sakit selama menjalani perawatan. Hubungan Ryan dan Maya semakin dekat tanpa diketahui oleh Tania apalagi kondisi rumah tangga Maya yang tidak harmonis dengan Joko sang suami membuat Maya semakin melarikan dirinya ke pelukan Ryan yang menawan itu. Ditambah lagi gairah Tania dalam berhubungan dengan Ryan sebagai sepasang suami istri sangat berbeda dengan perlakuan manis Maya ke Ryan. Pun Tania sempat terpesona oleh Robi sang mantan sewaktu di SMA nya dulu. Namun demikian dari semua itu, pada akhirnya Ryan dan Tania tetap bersatu karena ada hal yang ternyata bisa membuat mereka tetap mempersatukan mereka. Satu per satu orang-orang mencoba mengganggu kehidupan rumah tangga mereka itu berguguran alias mundur dan kembali dengan kehidupannya masing-masing secara normal kembali. Untuk Maya pada akhirnya mendapatkan kebahagiaan dari lelaki yang cocok dengannya. Sedangkan tokoh antagonis seperti Robi dan Joko pada akhirnya akan kena getahnya di akhir cerita nantinya. Untuk Mahasiswinya Ryan yaitu si cantik Rani pada akhirnya jatuh ke pelukan pria yang mau secara tulus menjaga dan melindunginya sekaligus ikut merawat ibunya selama ibunya sakit yaitu Dokter Bayu.