t Almann menyerahkan sebuah k
. Ia duduk di samping Mia, d
ang akan diberikan H
sama Hinra?" tanya Mia senang. Ia merasa masih punya harapan untuk ber
iri. Awalnya dia nggak mau bilang kalau itu untuk kamu. Tapi akhirnya dia mengaku, kalau dia membeli itu untuk diberikan ke ka
rnyata Hinra hendak memberinya sesuatu, na
beri, karena mungkin harganya tak seberapa. Tapi lihatlah ketulusan di dalamnya. Hinra sama sekali tak
ulu." Ujar Mia sambil berusaha menahan tangis. Hidungnya sudah perih
ang masygul pula. Namun tak lama dilihatnya Mia mem
ring main ke sini? Banyak yang
Mia. "Kapan pun kamu datang, Abang akan
*
n kemud
Almann dengan stetoskop. Tak lupa juga ia mengukur tensi darah lelaki
ke arah langit-langit rumah itu terlihat kosong.
sempat memindahkan sisa bubur di man
Mia setengah memaksa. Sebab dilihatnya dar
ata Almann sambil memandang wajah can
Minum obat..." Mia m
hhh
ama suka nggak nyambung." Kata Mia sambil menyiapka
k-banyak, Mia
ngan cerewet. Emangnya enak apa
jangan ngurus
pa yang m
a urus dir
iri sendiri. Duduk
an ia bertanya, "Mia capek ngurus Abang? Maaf ya,
ntan menurut. Dan begitu mulutnya terbuka, satu persatu anek
Kata Almann begitu Mia berdiri dan mengem
mang? Ngg
Mia itu cewek, dan Abang laki-lak
gan kesibukannya berkemas. "Lagi pula Mia jarang ke sini kan? Paling pas jam makan dan minum obat. Itu pun diteman
Mia. Kalau Hinra i
gak bisa sayang sama Mia, seperti Abang saya
ghalang kebahagiaan Mia. Dulu Abang mengambil kebahagiaan Hinra dengan menjauhkan dia dari keluarganya. Sekarang, Abang yang udah buat
enapa sih kok ngomong kayak gitu? Mia nggak pernah merasa kalau Bang Almann udah membaw
akitan. Abang nggak punya uang, makanya kamu ja
Ada yang protes? S
Sementara Mia merasa tah
seperti ini. Bilang Bang. Kalau mereka ada datang ke sini dan menyalahkan Abang
Memang nggak seharusnya Abang menerima kebaikan dari kamu terus. Sudah
udah jadi Bidan. Dan Mia jadi seperti sekarang ini ka
ekarang udah 30 tahun. Teman-teman seangkatan kam
an menikah. Mia akan minta Bapak atau Ibu mencarikan
amu harus menikah dengan orang yang kamu sukai. Jangan asal mau nikah,
ia udah nggak memikirkan cinta lagi. Mia udah cu
membuka hati, Mia! Apa kamu masih
ia sejenak mematung deng
kalau kita pernah ada dalam hidupnya. Karena sampai sekarang dia nggak perna
p lama. Seolah sibuk den
rjanji dengan orang tua kamu untuk nggak menerima apa pun lagi
h satu dari mereka memang
ilih untuk menetap di sini. Semuanya jadi begini karena dulu Abang masih berharap Hinra akan datang. Kalau tah
ng. Mia hanya akan melur
a..
jangan lupa makan dan minum obat. Nanti ada Taufan yang akan aku sur
terhenti saat mendengar Almann mengatakan s
bang mau pulang ke Jawa dan tak akan kembali lagi ke sini. Karena itu,