nya saat Taufan datang dan mengabarkan kalau Almann sedan
yang disertai dengan sedikit perdebatan. Namun bukan itu yang membuat Mia tak datang lagi
Hinra yang seolah telah melupakan mereka. Meski demikian, Mia tetap mengirimkan obat dan
a Bu Juwi saat melihat Mia sibuk mema
g sedang membutuhkan
, Mia? Sudah bagus kemarin kamu udah ng
ada tetangga di sebelah rumah kita meninggal karen
ini Pak Santo yang bicara. "Apa yang sudah dia lakukan sam
i orang baik. Makanya Mia ju
jadi perawan tua. Kalau tahu begini, lebih bai
mbali pada kita juga nantinya. Dan Mia belum menikah bukan karena Bang Almann, tapi karena memang belum ketemu
rang kampung kalau kamu
harusnya kita yang memang lebih peka dengan penderitaannya. Ayo sekarang ikut Mia, biar Bapak sama Ibu melihat se
belakang. Sampai di rumah Almann, terlihat Taufan y
ya, Fan?" Tanya
nya, Bu Bidan. Katanya panas. Dari semala
renyuh. Ia mengajak suaminya untuk duduk sambil melihat bagaimana telatennya Mia mengurus orang sakit. Sejenak, ada ra
berbisik di telinga Almann. Namun l
perti sudah kepayahan. Mia tahu, kalau saat ini yang
ji, akan membawa Hinra untuk menemui Abang. Mia janji Bang. Mia akan mencari dan membawa Hinra ke hadapan Ab
a akan membuang keegoisannya. Besok adalah hari di mana ia akan menem
*
nan dan ke kiri, ia berhasil membuat tengkuknya sedikit merasa ringan. Sel
teman kantornya singgah, mengajak makan siang bersama.
jomblo. Sayang sekali, mukanya ganteng tapi nganggur." Ejek Zaki tadi, saat ta
, tiba-tiba Razid, seorang
ah ada yang nyariin
ia
nya, Bang. Cuma dia bilang k
owok?" tanya
banget. Kayaknya seu
kata, " ya udah kalau gitu, bilang sama dia s
nya dalam hati, siapa teman lama yang datang mengunjunginya?
a menuruni tangga dan
a pada Razid yang sedang membawa
gi duduk di sana." Razid menu
nya berdebar tak karuan karena merasa mengenal wanita ya
n luput dari ingatannya. Yang belakangan ini selalu hadir dalam mimpinya
u?" tanya Hinra gugup. Bada
iartikan. Sejenak mereka berdua hanya saling berpandang
berdua denganmu?" tanya Mia seolah men
g?" kata Hinra, tampak sekali kegugupannya. Berbanding terba
berada tak jauh dari kantor Hinra. Setelah memesan menu
li kita berpisah kemarin. Aku benar-benar nggak menyan
amu udah lupa karena nggak pernah lagi datang ke kam
t masa lalu, Mia. Terla
ktu kau memberikan jaketmu padaku, kau berharap kalau aku ak
-ngomong, bagaimana kamu bisa tahu kalau aku kerja di sini?" tanya Hinra heran. Kare