Arka sedang terlibat masalah pelik. Dirinya ditipu habis-habisan dan kini para rentenir terus menerornya, membuatnya terpaksa harus pulang kampung demi menghindari mereka. Siapa sangka sesampainya di kampung, dirinya malah direcoki perkara jodoh oleh sang ibu. Sang ibu bahkan menyodorkan nama Nilam, janda beranak satu yang kaya raya setelah mendapat warisan dari mendiang suaminya. Sebuah ide pun terlintas dalam kepala Arka, untuk menikahi sang janda, kemudian mengeruk hartanya. Bagaimanakah perjalanan rumah tangga Arka dan Nilam, ketika semuanya dilandasi kebohongan? Bagaimana ketika di tengah aksinya, Arka malah terpesona oleh kebaikan dan ketulusan yang selalu ditunjukkan Nilam, dan debar cinta pun mulai terasa? Bagaimana ketika Arka memutuskan menghentikan rencana busuknya, semuanya malah terbongkar, membuat Nilam sakit hati dan kecewa. Namun, bukan kata cerai yang Nilam pinta, melainkan sebuah kesepakatan bahwa mereka berdua harus melanjutkan hubungan suami-istri, tetapi hanya di atas kertas. Apa sebenarnya tujuan Nilam? Kenapa janda lugu itu berubah demikian drastis?
Prolog
Di dalam sebuah kamar yang telah dihias ala pengantin baru, dengan temaram sinar lilin sebagai penerang, dan kelopak bunga mawar yang bertebaran memenuhi permukaan ranjang, meruapkan aroma manis yang menggoda, tampak seorang perempuan tengah duduk di tepiannya.
Saat mendengar pintu terbuka, perempuan itu mendongak, menyambut lelaki yang kini telah sah sebagai suaminya.
Bahkan meski ini bukan pengalamannya yang pertama, tetap saja perempuan itu merasa gugup bukan kepalang. Tangannya terasa dingin-yang tak ada hubungannya dengan seberapa minim gaun tidur yang dia kenakan-dan irama jantungnya bertalu-talu. Jari-jarinya saling meremas mengepal tatkala langkah lelaki itu kian mendekat.
Perempuan itu kemudian memilih menunduk, jengah dengan tatapan lekat yang lelaki itu tujukan padanya, pada sekujur tubuhnya.
Bahkan hingga kini dia masih serasa tak menyangka bahwa akhirnya dia menikah dengan cinta pertamanya.
Bukan, bukan berarti dia tidak mencintai mendiang suaminya, tapi laki-laki yang ada di depannya kini adalah kisah lain, kisah lain yang dia kira telah pupus saat mereka masih remaja. Namun ternyata takdir menjalin kisah mereka untuk kembali berlanjut, untuk mengarungi titik baru, sebagai sepasang suami istri.
Perempuan itu menahan napas sewaktu sang lelaki menjulurkan tangan untuk mengelus pipinya. Elusan yang kemudian turun ke leher, ke tulang selangka, dan ke tali bajunya yang setipis lidi, untuk kemudian menanggalkannya.
Detik sebelum perempuan itu terbaring di ranjang, dia membatin, betapa beruntung dirinya. Bahwa badai yang selama ini harus dia hadapi seorang diri, sebagai janda, telah berlalu. Kini telah ada sosok lain untuknya bertumpu.
Perempuan itu hanya tidak tahu, bahwa suami barunya tak sebaik itu. Ada rencana culas yang diam-diam lelaki itu simpan.
**
Part 1
"Lo yakin nggak liat dia? Iya, koper sama semua barang-barangnya nggak ada yang tersisa. Semuanya diangkutin sama dia. Mangkanya gue ngira dia pasti kabur ke kampung."
"Gue udah pantau rumahnya dari beberapa hari ini, Ka. Tapi nggak ada tanda-tanda dia ada di sini. Orang tuanya juga gue liat biasa aja. Nggak yang mukanya seneng kayak kalo anaknya abis pulang kampung."
"Lo yakin mereka bukan pura-pura?"
Terdengar tawa di seberang telepon. "Lo kayak nggak tahu aja, orang-orang di sini tuh polos. Kami cuma orang kampung yang kalau disuruh akting macam artis sinetron nggak bakal tahu. Ya ... kecuali si Acung. Nggak ngerti deh dia berguru akting di mana. Tapi percaya deh, kalau dia emang ada di sini, pasti keliatan. Dia pasti kabur ke tempat lain, Ka."
Arka pun mematikan telepon. Rasanya sedikit tergelitik dengan kata "polos" yang disebutkan Danu barusan. Setelah bertahun-tahun tinggal di kota metropolitan, bahkan kini telah terbiasa menggunakan lo-gue, Arka tidak menyangka bahwa dia masih bisa jadi seseorang yang polos. Seseorang yang mudah dibodohi.
Bagaimana bisa seorang Arka yang terkenal pintar dan teliti bisa jatuh dalam jebakan khas kelas teri.
Bagaimana bisa seorang Arka memercayakan begitu saja tabungan yang sudah dia kumpulkan dengan telaten selama ini pada cungpret kurus nan tengik bernama Acung. Pemuda yang bahkan tak becus lulus kuliah dan berakhir "mengembara" dari satu kerja serabutan ke kerja serabutan lainnya. Bagaimana bisa sampai Arka terlintas menjalin kerjasama dengan orang seperti itu.
Arka tak habis pikir.
Dan rambut yang biasanya tertata rapi itu pun berakhir acak-acakan jadi sasaran kefrustrasiannya.
**
Beda dengan kebanyakan orang yang biasanya menggunakan weekend sebagai hari santai, tidur sampai siang dan bermalas-malasan, semacam ritual balas dendam setelah lima hari membanting tulang dalam kerasnya dunia kerja, tetapi Arka berbeda. Dia bukan penganut kebiasaan itu. Arka akan menggunakan weekend-nya untuk melakukan aktivitas yang sama aktifnya seperti saat hari kerja. Entah dengan melakukan hal-hal domestik seperti bersih-bersih apartemennya, mencuci motor kesayangannya, berbelanja stok makanan di dapur. Lalu setelah semua itu selesai, Arka akan kembali mengecek pekerjaannya di kantor. Menyelesaikan berkas yang harus dia presentasikan besok di depan bos.
Awalnya Arka menikmati gaya hidupnya yang semacam ini, tetapi ....
Di umurnya yang ke-32 tahun, setelah 7 tahun bekerja di kantor yang sama, dan mendapatkan gaji yang lumayan, Arka mulai merasa jenuh. Dia mulai jenuh dengan rutinitas lima hari kerja dua hari libur. Dia mulai jenuh dengan setumpuk pekerjaan yang tak ada habisnya. Dia mulai jenuh dengan perlombaan tak sehat dalam memperebutkan promosi. Dia ingin formula yang berbeda. Bahkan meski harus bekerja dengan jumlah hari yang lebih banyak, Arka tak keberatan. Tentu, jumlah hari libur yang lebih banyak pasti yang lebih menggiurkan. Karena itu Arka ingin menentukan sendiri hari kerja dan hari liburnya, juga seberapa besar tekanan yang mampu diterimanya. Dia ingin terbebas dari titel seorang karyawan, menjadi bos bagi dirinya sendiri. Dia ingin memulai usahanya sendiri.
Tapi siapa sangka, sekali Arka mencoba keluar dari zona amannya, dia langsung tertendang dengan telak. Bukan hanya modalnya dibawa kabur oleh Acung, Acung juga telah menjadikan nama Arka sebagai penjamin atas sejumlah pinjaman yang fantastis di bank. Dan kini para rentenir terus mengejar-ngejarnya.
Itu sebabnya, di hari weekend ketika seharusnya Arka pergi keluar untuk olahraga di gym, dan sederet lis lainnya, dia malah terjebak di dalam rumah. Bersembunyi dari rentenir yang terus menggedor-gedor pintu rumahnya.
**
"Anjiir! Lo masih hidup ternyata. Kirain udah jadi bangkai!" Resya, teman sekaligus rekan kerjanya di kantor, langsung menghadiahi umpatan saat akhirnya Arka muncul di gym. Tak seperti biasanya yang selalu on time, kali ini Arka telat sampai satu jam. Benar-benar rekor telat yang mencengangkan. Bahkan sebenarnya kalau lima menit lagi Arka tidak datang, Resya sudah berencana menelepon 119, berpikir temannya itu pasti mengalami kecelakaan serius entah di tempat mana.
Tebakan yang tak begitu jauh sebenarnya. Beberapa menit yang lalu, Arka memang sangat membutuhkan bantuan 119. Para rentenir itu melihat saat Arka menyelinap keluar dari rumahnya lewat jalan belakang. Lalu terjadilah kejar-kejaran antara para rentenir bertubuh tambun dan penuh tato itu dengan dirinya.
Arka hanya bersyukur bahwa motornya beperforma maksimal dan dapat mengebut serta meliuk-liuk gesit di jalanan. Hingga para rentenir itu ketinggalan jejaknya.
"Diem lo," sentak Arka dengan napas terengah-engah. Peluh membanjiri dahi hingga lehernya.
Tapi bukannya diam, Resya malah terkekeh sambil lanjut mencerocos. "Gua kirain lo ke mana, ternyata lo abis asoy-asoyan sama cewek, ya. Ngaku aja. Lo napasnya sampe ngap-ngap kayak gitu, pasti saking capeknya ngelayanin itu cewek." Lalu dengan alis terangkat dan muka makin mesum, Resya berbisik, "Dia minta berapa ronde, Bro? Goyangannya sebombastis itu ya?"
Tak mau menghiraukan temannya yang memang ke mana-mana pikirannya tak jauh dari selangkangan, Arka melirik saku celananya saat terasa benda pipih di sana bergetar.
Tanpa memperhatikan nomor si pemanggil, Arka langsung menerima telepon dengan suara lemah, masih kelelahan, "Halo."
Lalu meluncurlah kata umpatan yang disertai ancaman dari seberang telepon.
Cantik, kaya, dan sukses, tentu membuat seorang Manda jadi perempuan yang "nyaris" sempurna. Nyaris, sebab di umurnya yang ke-35 tahun dia belum jua menikah. Sang Oma kemudian memberi ultimatum, Manda harus segera menikah dan memberinya cicit, atau kalau tidak dia akan dicopot dari jabatannya sebagai direktur utama. Di tengah kekalutan Manda, dia bertemu Adam, seorang sekuriti tampan sekaligus baik hati yang baru bekerja di perusahaannya. Manda pun terpikir untuk memanfaatkan pria itu. "Aku ingin membuat kesepakatan denganmu. Aku akan membayar utang-utangmu di bank, dengan syarat kamu harus menikah denganku selama tiga bulan. Dan selama tiga bulan itu kamu harus berhasil menghamiliku."
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Selama tiga tahun yang sulit, Emilia berusaha untuk menjadi istri Brandon yang sempurna, tetapi kasih sayang pria itu tetap jauh. Ketika Brandon menuntut perceraian untuk wanita lain, Emilia menghilang, dan kemudian muncul kembali sebagai fantasi tertinggi pria itu. Menepis mantannya dengan seringai, dia menantang, "Tertarik dengan kolaborasi? Siapa kamu, sih?" Pria tidak ada gunanya, Emilia lebih menyukai kebebasan. Saat Brandon mengejarnya tanpa henti, dia menemukan banyak identitas rahasia Emilia: peretas top, koki, dokter, pemahat batu giok, pembalap bawah tanah ... Setiap wahyu meningkatkan kebingungan Brandon. Mengapa keahlian Emilia tampak tak terbatas? Pesan Emilia jelas: dia unggul dalam segala hal. Biarkan pengejaran berlanjut!
TERDAPAT ADEGAN HOT 21+ Amira seorang gadis berusia 17 tahun diperlukan tidak baik oleh ayah tirinya. Dia dipaksa menjadi budak nafsu demi mendapatkan banyak uang. Akan kah Amira bisa melepaskan diri dari situasi buruk itu? Sedangkan ayah tirinya orang yang kejam. Lantas bagaimana nasib Amira? Yuk baca cerita selengkapnya di sini !
Hari itu adalah hari yang besar bagi Camila. Dia sudah tidak sabar untuk menikah dengan suaminya yang tampan. Sayangnya, sang suami tidak menghadiri upacara tersebut. Dengan demikian, dia menjadi bahan tertawaan di mata para tamu. Dengan penuh kemarahan, dia pergi dan tidur dengan seorang pria asing malam itu. Dia pikir itu hanya cinta satu malam. Namun yang mengejutkannya, pria itu menolak untuk melepaskannya. Dia mencoba memenangkan hatinya, seolah-olah dia sangat mencintainya. Camila tidak tahu harus berbuat apa. Haruskah dia memberinya kesempatan? Atau mengabaikannya begitu saja?
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Bermula dari kebiasaan bergonta-ganti wanita setiap malam, pemilik nama lengkap Rafael Aditya Syahreza menjerat seorang gadis yang tak sengaja menjadi pemuas ranjangnya malam itu. Gadis itu bernama Vanessa dan merupakan kekasih Adrian, adik kandungnya. Seperti mendapat keberuntungan, Rafael menggunakan segala cara untuk memiliki Vanessa. Selain untuk mengejar kepuasan, ia juga berniat membalaskan dendam. Mampukah Rafael membuat Vanessa jatuh ke dalam pelukannya dan membalas rasa sakit hati di masa lalu? Dan apakah Adrian akan diam saja saat miliknya direbut oleh sang kakak? Bagaimana perasaan Vanessa mengetahui jika dirinya hanya dimanfaatkan oleh Rafael untuk balas dendam semata? Dan apakah yang akan Vanessa lakukan ketika Rafael menjelaskan semuanya?