kiri sebelum kemudian memutuskan meny
dengan suara riang dan bersemangat yang biasanya selalu dipakai para
enunjuk pada Arka dengan tangannya
ntuk sesaat tatapannya beradu dengan ta
berusaha menghalau bayang-baya
i ini nada Nilam tampak
ku nggak sengaja mecahin balonnya
n mbak-mbak penjaga konter snack tadi yang manisnya amat palsu. Berbeda juga dengan perempuan-perempuan yang ditemuinya di kota. Perempuan-perempuan yang
makasih belum
a. "Makasih banyak, Om," ucapnya dengan kesopanan yang terlatih. Arka jadi makin gemas dan
ilam, untuk pertama kalinya berb
Ini udah mau balik ke
an itu. "Kok buru-buru sekali, Kak. Padahal uda
ata sahabat adiknya ini memperhatik
kangen Kak Arka, tapi mau nyusul ke kota
enghuni rumah berebut-rebut kipas, ibunya tak ikutan. Kalau gerahnya sudah keterlaluan, ibuny
tu, Arka lebih ingin menanyakan kabar Nilam, apaka
ernah bertemu lagi, Arka tak ingat. Arka juga tidak pernah sekali pun menanyakan soal Nilam di telepon, baik kepada ibu atau adiknya, lagi pula untuk apa? Toh Arka tak memiliki kepentingan apa-apa lagi pada Nilam selama ini. Waktu awal kuliah, dirinya hanya fokus pada perkuliahan, kemudian memasuki dunia kerja dirinya pun fokus pada tugas-tugasn
a-tiba Arka menyesal kenapa tak pernah bertanya soal kabar Nilam. Pe
Nilam, seorang kernet berteriak, bahwa
rah Nilam, dan lagi-lagi
nya dirinya yang memiliki begitu
an waktu yang tepat, pikirnya. Kemudian pria itu
pergi dulu," ucap
s lega kalau sudah sampai ke tempat yang berhasil dibelinya sejak tiga tahun yang lalu; dia kira akan merasa
ngan tak blak-blakan mengungkapkan kebejatan anak mereka. Karena meski kesal setengah mampus pada Acung, tapi Arka tak tega menyakiti hati kedua orang tua Acung yang sudah
dan mereka masih saling kontakan, dan Acung ada bilang soal keberadaannya. Namun nihil. Acung hilang
menemukan Acung. Namun bukan ini yang membuatnya m
ana terakhir ditinggalkannya, kecuali mungkin soal debu, A
Apa dirinya benar-benar ingin menetap di kam
ung ke dalam apartemennya. Ingatkan dirinya untuk minta traktir pada
bau khas pengharum bus yang bukan hanya menempel
di satu-satunya orang yang waras yang mau membersihkan area kosan. Kalau saja tidak ada Arka, kosan mereka pasti umpama sarang kecoak. Seba
sapi, kerbau, dan hewan ternak lainnya, juga suka terjun langsung ke sawah. Namun, Arka yakin pasti alasan soal "suka menyatu den
membuka laptop dan memeriksa pesan-pesan di email-nya. Mengecek apakah ada la
-nyata mengambil izin cuti, namun pekerjaan-pekerjaan di ka
k Acung, Arka mungkin akan segera mengemas barang-barangnya lagi dan langsung me
s kerjaan." Dan menyuruh Arka untuk bantu-bantu ibunya saja, atau sana habiskan waktu bersama Bapak. "Meski diam begitu dan tidak
kembali berkutat dengan pekerjaannya. Mengabaika