emana aja." Dengan sembrono Dista men
ergi ke Jakarta, ngumpulin uang, dan yang paling penting mencari pekerjaan yang banya
rga Hartono, Dista berhasil mengumpulkan uang sembari meng
ng Dista lakukan hanya belajar belajar dan belajar. Waktu lu
bahu Dista. "Gak akan." Balas Dista dengan tangan
ama bu Ajeng doa
ya besok hari pertama magang." Seru
di salah satu perusahaan properti, dia bisa magang disana. Dan dia l
*
ah memperkerjakan saya selama ini." Dista s
u bisa bekerja di kantor dia kalo mau!" Ajeng berse
, kan saya jadi gak enak kalo harus ngeropotin bu A
untuk mengubah keputusannya. "Tapi kamu jang lupain say
eng menarik Dista kedalam pelukannya tiba-tiba, tentu Dista
ak saya. Biar bisa jadi putri saya beneran, menantu juga sekalian!" Seru Ajeng setelah me
an untuk menjadi kenyataan. Dista cukup sadar diri, di
*
gat gelap. Kemana sepupunya pergi? Dista menyalakan ponselnya untu
an cepat Dista megetikan nam
! T
dang di luar jangk
i
a dengan penuh kekesalan. Masalahnya ia tak tau kunci rumah
Dista tak mau ada kesan buruk di hari p
h pastikan nanti pulang ia eksekusi. Tapi tak berselang lama pons
atanya
light, gue
jln. Per
depan
an teman-temannya. Padahal Linda sama seperti dengannya sama-sama berasal
-kotaan. Sedangkan Dista, dia punya ciri khas tersendiri, logat jawa tipi
tah bertanya kepada siapa, yang j
*
ir keluar saat sampai di
suk. Di depan pintu ada dua orang security dengan badan se
h, sama-sama makan nasi,
boleh tunjukan KTP, karena banyak sekali anak remaja
bilang minim tapi baru kali ini yang menyangka dia
uliah dan sudah bekerja!" Ucap Dista d
ru security itu dengan
ya di tas sling bag yang ia pakai.
lagi buru-buru!" Kesal Dista
k, "lagian mbaknya kaya anak SMA sih,
k hah! Pencemaran nama baik loh!
!" Temannya itu langsung menggiring Dista ke
ya bisa jalan sendiri!" Security yang
ng berjoget ria seolah badannya itu seringan kapas. Music berisik, dan bau alk
angat padat dengan human, "astaga Linda!" Dista menutup mulutnya ter
n Linda berhasil keluar dari kerumunan, matanya sayup-sayup me
di putusin sama Dion! Hiks... hiks..." Dista
e Rina hah!? Ngapain ketempat beginian!"
tu lagi sedih..." Dista hanya memutar bola ma
Dista melirik pria di sebelahny
Dion? Kamu apakan adek saya?" Pria di sampingnya tentu kaget da
a singa. Sedangkan Linda sudah berada di
alam kenal kakaknya Linda." Leo mengulurkan tangannya ke
Linda yang ngajak saya kesini kak." Sumpah demi apapun tatapan Dista menurut
gsung berpindah ke sebelah kanan Linda. Setiap kata yang
h mereka terhenti saat ada pria tinggi
ggung Leo menjawab, Dista hanya me
*
rita baru aku