/0/9832/coverbig.jpg?v=17fd3dd2fefe16d5a72eb5b2682bef2b)
Dista Sekar Wulandari, gadis berusia 22 tahun yang tengah mengejar semester akhir dan berjuang untuk bisa magang di perusahaan Garda Corporindo. Kesalahan Dista sebelum menjadi karyawan magang, membuatnya terjun ke dalam jurang kehancurannya. Satya Garda Hartono, pria yang sangat bodoh dan tidak berprikemanusiaan. Awal bertemu saja sudah membuat mulut Dista gatal untuk mengatainya. Dan karena kesalahannya itu membuat Dista menjalani hukuman di hari pertama magang. Pertama, di bodohi bosnya untuk bertemu klien penting yang ternyata itu masih saudarnya, bahkan tidak usah meeting kirim e-mail saja beres. Kedua, menjadi pacar pura-pura bosnya yang berujung Dista kehilangan segalanya. Satya menidurinya karena obat perangsang yang di campurkan terhadap minumannya oleh wanita yang tergila-gila kepadanya. Dan berakhir, Dista yang menjadi korban, wanita itu kehilangan segalanya. Kesuciannya, harapannya, plan hidupnya, semuanya hilang saat malam itu.
"Gak usah lebay! Kaya mau di tinggal kemana aja." Dengan sembrono Dista menghapus kasar air mata Sukma, temannya.
Singkat cerita, Dista berhenti kerja menjadi ART seperti plannya 2 tahun yang lalu. Pergi ke Jakarta, ngumpulin uang, dan yang paling penting mencari pekerjaan yang banyak waktu luangnya. Dan Dista memutuskan untuk menjadi ART, toh dia hanya lulusana SMP.
Dan sekarang, setelah 2 tahun lamanya bekerja dengan keluarga Hartono, Dista berhasil mengumpulkan uang sembari mengambil paket C dan sekarang dia sudah kuliah semester akhir.
Selama bekerja Dista tak pernah yang namanya weekend-nan, yang Dista lakukan hanya belajar belajar dan belajar. Waktu luang bagi Dista itu seperti sebongkah berlian. Sangat berarti.
"Awas aja kalo ngelupain aku!" Sukma menepuk pelan bahu Dista. "Gak akan." Balas Dista dengan tangan yang sibuk membereskan baju dan barang-barangnya.
"Tinggal pamit sama bu Ajeng doang." Gumam Dista.
"Yaudah cepetan! Keburu malem, katanya besok hari pertama magang." Seru Sukma. Dista hanya mengangguk setuju.
Berkat bantuan sepupunya yang sekarang sudah menjadi karyawan tetap di salah satu perusahaan properti, dia bisa magang disana. Dan dia langsung di terima karena sepupunyalah yang memeriksa resume miliknya.
*****
"Saya pamit ya bu, dan terimakasih juga sudah memperkerjakan saya selama ini." Dista sedikit membungkuk sebagai tanda pamit hormat.
"Yha... padahal anak saya akan pulang hari ini, kamu bisa bekerja di kantor dia kalo mau!" Ajeng berseru dengan semangat saat ide itu terlintas di otaknya.
Dista tersenyum kikuk merasa tak enak, "gak usah bu, kan saya jadi gak enak kalo harus ngeropotin bu Ajeng terus. Lagian saya udah keterima magang kok."
Dengan raut wajah kecewa, Ajeng menyerah menahan Dista untuk mengubah keputusannya. "Tapi kamu jang lupain saya ya! Kamu boleh kok main kesini kalo waktu senggang."
"Nanti saya usahakan bu." Ucap Dista dengan senyum manis. Ajeng menarik Dista kedalam pelukannya tiba-tiba, tentu Dista terkejut tapi setelah itu ia biasa dan membalas pelukan Ajeng.
"Kamu itu udah saya anggap anak sendiri tau, bahkan tadinya saya mau jodohin kamu sama anak saya. Biar bisa jadi putri saya beneran, menantu juga sekalian!" Seru Ajeng setelah melepaskan pelukannya, wanita paruh baya itu megatakannya dengan serius dengan kekehan kecil.
Tapi bagi Dista, itu hanya candaan yang tak memungkinkan untuk menjadi kenyataan. Dista cukup sadar diri, dia hanya gadis biasa dari kampung dengan seribu harapan.
****
Dista sudah sampai di rumah sewaannya. Rumahnya minimalis, dan sangat gelap. Kemana sepupunya pergi? Dista menyalakan ponselnya untuk melihat jam. Ternyata sudah hampir tengah malam, jam setengah 12.
"Kemana lagi tuh anak!" Dengan cepat Dista megetikan nama sepupunya untuk di telfon.
Tut! Tut!
"Panggilan anda sedang di luar jangkauan. Cobalah sesa-"
Bip.
"Ck! Gak mungkin belum pulang kerja jam segini." Decak Dista dengan penuh kekesalan. Masalahnya ia tak tau kunci rumahnya dimana, atau bahkan Linda- sepupunya membawa kunci itu.
"Mana harus bangun pagi lagi!" Sungguh Dista tak mau ada kesan buruk di hari pertama kerjanya. Seperti telat contohnya.
Awas aja, kalo sampe Linda lagi asik main sama temen-temennya udah pastikan nanti pulang ia eksekusi. Tapi tak berselang lama ponselnya berbunyi, tapi bukan telpon melainkan notifikasi whatshaap.
Lindakatanyacantik :
Gue di starlight, gue sherlock ya!
Sherlock- jln. Permata No. 09
Yang di depan butik!
Dista menghela nafas gusar, sudah ia duga pasti Linda sedang bermain dengan teman-temannya. Padahal Linda sama seperti dengannya sama-sama berasal dari kampung. Mungkin bedanya Linda cepat upgride sedangkan dirinya tidak.
Dari gaya bicaranya dan fashion, jelas Linda mengikuti anak Jaksel sok ke-kotaan. Sedangkan Dista, dia punya ciri khas tersendiri, logat jawa tipis-tipis dan penampilan Netral, gak terlalu mentereng tapi tidak norak juga.
"Harus banget nyusul gitu?" Ia entah bertanya kepada siapa, yang jelas ia lelah dan butuh istirahat.
****
"Club?!" Mata Dista hampir keluar saat sampai di alamat yang Linda berikan
Dengan gerutuan dan umpatan untuk Linda, Dista bergegas masuk. Di depan pintu ada dua orang security dengan badan seperti kingkong, siapapun akan langsung menciut melihatnya.
Tapi Dista biasa aja. Toh, sama-sama makan nasi, dan tercipta dari tanah.
Dua orang security itu menhadang jalan Dista, "maaf, boleh tunjukan KTP, karena banyak sekali anak remaja yang berdandan seperti kamu." Seru salah satu Security.
Dista menatapnya tak percaya, memang tinggi dia terbilang minim tapi baru kali ini yang menyangka dia seorang remaja. Entah harus senang atau tersinggung.
"Saya ini sudah 20 tahun, saya sudah kuliah dan sudah bekerja!" Ucap Dista dengan penuh penekanan di setiap katanya.
"Kita perlu bukti." Seru security itu dengan menatap Dista curiga.
Dengan kesal Dista mencari dompetnya di tas sling bag yang ia pakai. "Ck! Ribetin aja!" Gerutunya kesal.
"Nih! Jelaskan! Gak tau apa lagi buru-buru!" Kesal Dista setelah menunjukan KTP-nya.
Dua security itu hanya tersenyum kikuk, "lagian mbaknya kaya anak SMA sih, kecil banget." Dista mendelik kesal.
"Kalian itu muji saya atau ngejek hah! Pencemaran nama baik loh! Mau saya ajuin ke pengadilan!"
"Bercanda mbak, jangan serius! Yok masuk yok!" Temannya itu langsung menggiring Dista ke area Club untuk tidak memperpanjang masalah.
Tapi tetap saja Dista kesal, "udah! Saya bisa jalan sendiri!" Security yang mengantarnya langsung kembali ke depan.
"Tempat setan!" Gumam Dista dengan raut wajah tak suka. Banyak sekali orang yang berjoget ria seolah badannya itu seringan kapas. Music berisik, dan bau alkohol, tentu itu semua sudah Dista bayangkan sebelum masuk ke tempat seperti ini.
"Ck! Dimana lagi tuh orang!" Matanya menelusuri setiap tempat yang sangat padat dengan human, "astaga Linda!" Dista menutup mulutnya terkejut saat melihat Linda sedang berjoget dengan pria di sekelilingnya.
Dengan cepat Dista berjalan menghampirinya. Dengan satu tarikan Linda berhasil keluar dari kerumunan, matanya sayup-sayup menatap seseorang yang menariknya, lalu setelah itu dia tertawa.
"Huwaaa... Dista! Akhirnya lo datang juga, gue di putusin sama Dion! Hiks... hiks..." Dista menatap garang sepupunya yang sudah mabuk berat.
"Sadar Linda! Kamu mau aku bilangin tante Rina hah!? Ngapain ketempat beginian!" Dista mengguncang tubuh Linda agar sadar.
"Hiks... kenapa lo marahin gue! Hiks... gue itu lagi sedih..." Dista hanya memutar bola matanya malas saat Linda merengek dan menangis.
"Huhh... disini lo rupanya Lin!" Dista melirik pria di sebelahnya yang memanggil nama sepupunya.
Wajahnya langsung berubah garang, "Siapa kamu? Kamu yang namanya Dion? Kamu apakan adek saya?" Pria di sampingnya tentu kaget dan sedikit takut dengan spontan ia menggelengkan kepalanya pelan.
Memang, Dista mode marah langsung menjelma singa. Sedangkan Linda sudah berada di dalam pelukannya dengan gumaman tak jelas.
"Bu-bukan, gue bukan Dion, nama gue Leo temennya Linda. Salam kenal kakaknya Linda." Leo mengulurkan tangannya ke arah Dista dengan senyum kikuk, ia masih ter-kaget kaget.
"Kamu yang ngajakin Linda kesini?" Dengan cepat Leo menggeleng lagi. "bukan, Linda yang ngajak saya kesini kak." Sumpah demi apapun tatapan Dista menurut Leo lebih seram daripada matannya boneka mampang yang besar dan berkedip-kedip.
"Bantuin saya mapah Linda." Dengan gerakan cepat Leo langsung berpindah ke sebelah kanan Linda. Setiap kata yang keluar dari mulut Dista, seperti perintah bukan pilihan.
"Loh... ngapain Kalian disini?" Langkah mereka terhenti saat ada pria tinggi dengan setelan jas yang sedikit kusut.
"Heheh... i-iya pak..." dengan canggung Leo menjawab, Dista hanya menatap bingung pria di sebelah Leo.
*****
Hii... ini cerita baru aku, koment yah!!
Adult-Romance Pria yang baru saja Savana kenal bagai malaikat bersayap yang selalu menolongnya. Tapi bukan itu yang ia harapkan. Hatinya tetap memihak Arka, sanga mantan pacar yang sekarang menjadi suami sahabatnya. "Kau memang di takdirkan untuk bersamaku." Ucap Aiden tenang. "Tidak! Aku akan tetap bersama Arka!" Sahut Savana tetap mempertahankan egonya. "Dengan, merusak hubungan mereka?" Sinis Aiden dengan senyum meremehkan. Itu adalah pertanyaan sarkasme dari Aiden untuk dirinya. Ia benci dengan perasaan itu, perasaan tidak enak untuk merebut kembali calon suaminya Arka. Jelas-jelas Jenni temannya yang salah karena merebut Arka dengan segala cara, bahkan ia rela mengandung anak dari Arka. Padahal jelas-jelas dia model yang makan saja salad setiap harinya. Dan bodohnya lagi, Savana terlalu baik dan pemaaf untuk wanita licik seperti Jenni. The real, musuh kita orang terdekat kita. Bagaimana Savana menyikapi itu semua. Antara teman, cinta, juga perasaanya. Lalu siapakah yang akan Savana pilih, Arka cinta pertamanya. Atau Aiden, pria yang selalu ada jika ia membutuhkannya.
Camila seorang wanita yang dulunya sangat mengidambakan menjadi model. Menurutnya jalan di catwalk dan bertemu banyak orang akan membuat aura dirinya lebih pekat. Tapi sayang itu semua hangus dalam sekejap mata. Keluarganya yang hancur karena kebangkrutan lalu luka yang berada di wajah Camila tepatnya di pipi kirinya membuat ayah dan ibunya bertengkar karena ingin operasi plastik untuk Camila ,sedangkan sang ayah Darren sudah tak memiliki apapun. Dan itu semua membuat Camila muak dan pergi dari rumah. Dia selalu menutupinya menggunakan masker. Saat dia bingung ingin pergi kemana, tiba-tiba ada mobil yang tak sengaja menyerempet dia. Bangun-bangun dia menemukan seorang wanita yang mungkin lebih tua darinya sekitar 3-4 taunan. Dia Riana, tak di sangka tuhan mempertemukan dia untuk Camila menjadi sebuah keberuntungan. Dia seorang psikolog, saat dia menceritakan semua masalahnya dari keluarga, hingga awal mula adanya luka yang di wajahnya itu, menurut Riana Camila mengalami gejala PTSD, dan kemungkinan besar itu berasal dari luka di wajahnya. Camila mulai kesusahan dengan gejala itu karena itu sangat menggangunya dengan pekerjaannya. Jika sedang kambuh dia akan berhalusianasi seperti yang ada di otaknya dan untuk kembali normal lagi keinginannya harus terpenuhi. Dia semakin sedih karena luka di wajahnya itu, meskipun tertutupi oleh make up yang dia racik sendiri tapi tetap saja itu menghambatnya dengan pekerjaanya. Hingga suatu hari dia di terima di perusahaan ternama dan beruntungnya dia menajadi perias model, betapa senangnya Camila saat itu. Namun sayang, setelah dia bertemu dengan CEO perusahaan itu yang bernama Reon semuanya jadi kacau karena PTSD nya kambuh dan menyebabkan masalah banyak hal. "Aku kekasih mu!" Tegas Camila. "Saya sama sekali tidak mengenal mu!" Sinis Reon.
Setelah diusir dari rumahnya, Helen mengetahui bahwa dia bukanlah putri kandung keluarganya. Rumor mengatakan bahwa keluarga kandungnya yang miskin lebih menyukai anak laki-laki dan mereka berencana mengambil keuntungan dari kepulangannya. Tanpa diduga, ayah kandungnya adalah seorang miliarder, yang melambungkannya menjadi kaya raya dan menjadikannya anggota keluarga yang paling disayangi. Sementara mereka mengantisipasi kejatuhannya, Helen diam-diam memegang paten desain bernilai miliaran. Dipuji karena kecemerlangannya, dia diundang menjadi mentor di kelompok astronomi nasional, menarik minat para pelamar kaya, menarik perhatian sosok misterius, dan naik ke status legendaris.
Nafas Dokter Mirza kian memburu saat aku mulai memainkan bagian bawah. Ya, aku sudah berhasil melepaskan rok sekalian dengan celana dalam yang juga berwarna hitam itu. Aku sedikit tak menyangka dengan bentuk vaginanya. Tembem dan dipenuhi bulu yang cukup lebat, meski tertata rapi. Seringkali aku berhasil membuat istriku orgasme dengan keahlihanku memainkan vaginanya. Semoga saja ini juga berhasil pada Dokter Mirza. Vagina ini basah sekali. Aku memainkan lidahku dengan hati-hati, mencari di mana letak klitorisnya. Karena bentuknya tadi, aku cukup kesulitan. Dan, ah. Aku berhasil. Ia mengerang saat kusentuh bagian itu. "Ahhhh..." Suara erangan yang cukup panjang. Ia mulai membekap kepalaku makin dalam. Parahnya, aku akan kesulitan bernafas dengan posisi seperti ini. Kalau ini kuhentikan atau mengubah posisi akan mengganggu kenikmatan yang Ia dapatkan. Maka pilihannya adalah segera selesaikan. Kupacu kecepatan lidahku dalam memainkan klitorisnya. Jilat ke atas, sapu ke bawah, lalu putar. Dan aku mulai memainkan jari-jariku untuk mengerjai vaginanya. Cara ini cukup efektif. Ia makin meronta, bukan mendesah lagi. "Mas Bayuu, oh,"
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..
Warning !! Cerita Dewasa 21+.. Akan banyak hal tak terduga yang membuatmu hanyut dalam suasana di dalam cerita cerita ini. Bersiaplah untuk mendapatkan fantasi yang luar biasa..
Kesalahan satu malam, membuat semuanya menjadi hancur lebur. Miranda berawal hanya bersenang-senang saja, tapi sialnya malah dia terjebak malam panas dengan Athes Russel. Hal yang membuatnya semakin kacau adalah pria itu merupakan teman bisnis ayahnya sendiri. “Kita bertemu lagi, Miranda,” bisik Athes serak seraya memeluk pinggang Miranda. Miranda mendorong tubuh Athes keras. “Shit! Menjauh dariku, Jerk!” Athes terkekeh sambil membelai rahang wanita itu. “Bagaimana bisa aku melupakanmu? You’re so fucking hot.” *** Follow me on IG: abigail_kusuma95 (Informasi seputar novel ada di IG)