terhenti saat ada pria tinggi dengan
ggung Leo menjawab, Dista hanya me
ot. Sudah bukan jam kerja tapi harus menuruti ucapan bos. Saat Leo akan
bantu saya!" Enak saja maen pergi-pergi, toh mereka L
dan was-was. "Apa dia rentenir? Kamu di culik? Di paksa sesuatu?" Dengan mudahnya D
n memundurkan waktu, "dia bos gue..." ucap Leo
arang bukan waktu jam kerja, cepet bantuin saya!" Linda benar-benar
karang. Dengan keberanian yang tersisa Leo berbalik ke arah bosnya, "sa-saya ijin mengantar Lin
Rasanya Leo ingin menangis saja sekarang. Ia di bua
a itu menoleh saat mendengar seseorang
campur, ini tentang saya dengan
ia ulurkan, "Dista Sekar Wulandari, itu nama saya." Pria
-benar mengulang ucapannya dengan nada yang sa
lebih ke menahan kesal. Sedangkan Dista menatap Leo dengan senyum k
. Mana sama orang yang gak di kenal lagi." Bisik
muji, cepe
*
ang Dista dan Linda sewa. "Bantu saya dulu angkat
nunggu persetujuan bosnya Leo lan
mengerti situasi terlebih itu bosnya sendiri. Ia
ya saja. Dista mengobrak-abrik tas milik Linda mencari kunci rumah, tapi
a mengguncang tubuh Linda agar tersadar. "Sadar Linda! Dimana kuncin
l
lik Linda. Leo yang memang menahan tubuh Linda agar tidak limbung, hanya
dan berjalan mendekati Dista dengan linglung. "Oh... jadi lo yang ngerebut Dion hah?! Lo ya
lang kering milik Linda dengan tepat sasaran. Terbu
sepupunya yang tak kunjung sadar. "Linda. Dimana kuncinya? Kalo kita berdebat hingga pagi, jangan salahkan aku kalo
a jawaban dari Dista Leo langsung
dadanya yang naik turun. "Kita kemana nih pak
it
! T
an Leo langsung bergidik ngeri saat beradu pandang dengan tatapan t
malas. Ia sudah muak dengan wajah te
berusaha menghindari kontak mat
orang dengan nada tak percaya. Tapi
a Garda
ma Satya, "terimakasih atas bantuannya ah bukan, terimakasih atas rasa berprikemanusiaannya."
sta biasa saja, tapi Satya tau wanita itu tengah men
ilnya!" Perintah Satya
in bertemu dengan Dista lagi. Wani
nang melihat bagaimana kesalnya wajah Satya dan betapa tertekanny
*
ntung mata jelas terlihat jika tidak ia tutupi dengan conceller. Daripada kesingan, Dista
Dista hanya mendengus malas
ista yang tengah duduk anteng memakan rotinya
epupunya, "gara-gara kamu aku gak
a?" Heran Linda sembari merengg
nda galau merana, ia memaksa Leo teman kerjanya untuk pergi ke C
Pekik Linda karena ingatannya putus disitu saat Satya me
ista penasaran kenapa Linda berlebihan dengan bos-nya Leo. "Dia kan cuman b
bos lo juga!!" Pekik Li
ong wajah Linda,
*