enuju kantin untuk makan siang. Begitu juga dengan laki-laki bersura
lum?" tanya teman sebangku Raza, yang h
nya tengah malam, dan langsung t
nyontek!" kata Raza m
soal yang belum gue pahami, jadi cuma
ini bukan pertama kalinya temannya itu menyontek tugasnya dengan alasan dan basa-ba
aja,
tap memberikan buku tugas matemati
ya menuju kantin. Ia ingin segera tahu bagaimana kabar Rara, karena tadi ma
mukan sosok yang ia cari. Raza memilih duduk disalah satu bangku di pojok
tidak melihat Rara bersama mereka. Laki-laki itu menghampir
ara? Kenapa kal
ng buat ngizinin Rara, katan
fas kasar dari Sofi saat L
nya Rara, Za? Dia gak berangkat satu hari saja semua orang heboh, apalagi kalau dia gak berangkat sek
n dia cari Rar
ofi ketus, saat itu juga kedua tangan Raza meng
a memastikan, dan mengabaika
" jaw
rgi dari kantin meninggalkan Lia dan Sofi yang mena
hawatir banget sih sama Rara, paling
*
kamar kesayangannya, Adam dan Adit yang membawakan makanan untuknya sehari
an?" tanya Fatimah m
lang?" Rara membangunkan tubuhnya
lagi dengan punggung tangannya yang menyentuh kenin
a mengangguk s
uarlah, Raza men
lalak saat mnedengar
n?" Rara masih belum sepenuh
ya!" suruh Fatimah, sedangan i
ncium bau tubuhnya yang seharian ini belum mandi, gadis itu perlahan
lah menyemprotkan minyak wangi untuk menyamarkan bau tubuhnya, di sana ia bisa melihat sosok laki-laki yang sedang duduk membelakanginya.
belangnya. Rara segera sadar dari lamunan
ara yang masih sayu terlihat
a tahu jika Rara sedang sakit. Akan tetapi laki-la
gak pening saja,"
terbang di perutnya. Rara berfikir bahwa Raza pasti datang untuk menjenguk
hilang seketika. Hingga beberapa saat kemudian tidak ada diantara mereka yang memb
?" tanya Rara memecahkan k
an Rara berharap Raza akan menjawab jika ia datang karena ingin menjenguknya, sekedar ingin menge
na tak kunjung ada jawa
alasan untuk datang kerumah Rara, tidak mungkin ia bilang kalau
arena besok mau rapat dan sekal
dang tidak baik. Bagaimana mungkin ia berharap
!" ucap Rara sebelum bera
yang berisi proposal yang telah ia salin di dala
pa hari lagi, kamu ha
ala Rara terasa masih pusing karena ia
gak
as, ia memejamkan matanya karena
ja seolah tidak merasakan sakit sama sekali. Raza yang telah hafal dengan perilaku Rar
uat aku khawatir dengan diammu ini!" ucapan Raza sukses membuat Rara membuka
r gadis itu. "Tenanglah! Aku
apa?" tambah Raza menampakan raut muka yang khawatir, sangat s
aku tidak makan bubur k
Raza langsung ngacir keluar rumah dan pergi entah kemana, yang pastinya dia sedang mencari pes
kunjung kembali membuat Rara sedikit gusar menunggu laki-laki
ng tamu berharap Raza
t... D
ponselnya, ia melihat du
tar komplek pesanan kamu nggak a
um jam berganti akan ku
gitunya mencari makanan yang ia inginkan. Ada rasa senang dan ada kasihan terha
jam berganti kata Raza. Berarti ia har
hari-hari telah ku lalui untuk
any
ta berdiri di ambang pintu ruang tamu, laki-lkai itu
n apa-ap