ah dan juga kegiatan Rohisnya, kadang kala klub menulisnya jadi
makin menumpuk. Namun ia selalu bisa membagi wak
oleh jalan aspal yang hanya memiliki lebar tiga meter itu. Raza menemui Rara han
dengan menenggelamkan wajah ketangan yang terlipat di atas meja ta
Rara malas dengan suara se
ntin gak?"
sekitar, ternyata sudah sepi hanya ada Ra
, Rara beranjak dan berjalan beri
an saja!" kata Rara pada Sofi set
tidur agar bisa kembali segar seperti semula. Gadis itu menatap bayangan d
ofi memunculkan kepa
Kamu tidak
hingga ia keluar dari kamar mandi, mereka berdua kembali
n siswa lapar, bahkan mencari jalan untuk
apa Ra?"
i go
an kamu cari
siswa. Hampir lho ya, jadi masih ada satu meja kosong di sudut kantin untuk Rara dan
bihi pasar," ungkap Sofi mengambil duduk di samping
ri tadi tidak kelihatan
di dicari sama ibunya ada u
nda mengerti dengan mulut yang mas
ucat, kamu gak papa?
, mungkin cuma ke
ner
a S
riu
Sofi dengan mengacungkan jari tel
eorang laki-laki menghe
duduk tepat di hadapan Rara. Sofi menganggukkan kepala men
di meja sudut ruangan itu, kontras denga
nya Raza setelah menyuapkan
cil, sedikit
pulang sekolah
et dan membuat Rara dan Ra
ie cie," Rara menghela napas malas mendengar u
gan Rara yang juga memilih diam, jika di
yi memenuhi seti
enyelamatkan mereka dari suasana cang
," pamit Raza
fi mengangg
Sofi di depan pintu kantin, Rara mulai berdiri namun kepalanya seolah semakin berdenyut. Ak
Rara melongokkan kepala dan melihat Sofi yang masih berdiri antri bersama siswa lain. Gad
" suara seseoran
ri di hadapan Rara. Orang itu adalah Rendy teman sekelas Raza, Rara dap
nya sedikit pusing
ar ke UKS?"
" Rara menola
ukamu p
p Sofi yang baru saj
i,
i yang dijawab Rendy den
r ke UKS yuk!" ajak Sofi yang di
bali ke kelas dan mengikuti pelajaran selanjutnya. Sesekali Sofi menoleh pada Rara karena khawatir terha
a, Sof. Jangan kha
akit jangan dipendam, ka
sedang menjelaskan di papan tulis. Tak lama setelah itu bel berbunyi
eorang laki-laki menghampiri Rara d
g hanya di jawab dengan anggukan pelan. Rendy lebih terfokus p
Tanya lagi Rendy karena t
k saja," jawa
tawar Rendy. Sofi menatap Rendy yang m
t!" ucap Sofi yang langsung melengg
, namun sahabatnya itu tela
enarik tangan Rara membuat langkah
Rara berlari mengejar Sofi yang telah hilang en
h meneriakinya untuk segera berteduh karena rintik hujan akan segera turun. Rara hanya bisa m
a dan terlihat ada pesan masuk dari Fatimah. Rintikan pertama air
at jemput nya. Bunda baru
dari Jepang, gadis itu hampir bersorak saat mengetahui hal itu. Belum luntur senyum di bibir Rara, ada
sadar bahwa pria itu adalah Rendi s
belum j
ukkan kepala t
gak pu
satpam sendirian, hujannya deras ban
idak apa-apa sendir
alian nunggu
enanggapi ucapa
apa k
pan Rendy terhenti saa
melihat nama kontak yang
!"] ucap seorang laki-laki
sampai
ngomong-ngomong Raza a
asih bisa didengar oleh Rendy, tanpa disadari raut wajah laki-laki