janji, hari ini Ustad Fahri membicarakan tentang persiapan Maulid Nabi yang akan disele
adi ketua panitia?" tanya
ng menjawab, ruangan rapat ti
ki dari arah belakang
m melihat siapa yang telah berani m
kerja panitia acara maulid nabi bes
Semua mata tertuju padanya hingga ia sampai di depan ruang rapat. Sama halnya den
sekilas pada Ustad Fahri yang berada tak jauh darinya, Raza sege
ara hampir tidak percaya, setahunya dulu Raza adalah seorang yang pemalu dan penakut melebihi dirinya. Namun sekarang yang terlihat oleh Rara ad
memenuhi ruang rapat setelah Raz
embali ketempat
caya dan yakin bahwa Raza dapat
jawab acara peringatan maulid nabi ini padamu!" kata
nitia yang lain akan saya tun
tugas, Sedangkan Rara diam-diam menunduk agar namanya tidak
hri membuat gadis itu re
" jawab Ra
ya, sepertinya kamu co
k terlepas dari tanggung jawab sama sekal
Takut tidak bisa menjalankan tanggun
ulu!" kata F
di sebelahnya. Rara mengerti tatapan mata Lia seolah menyuruh Rara
itu bangkit berdiri mendekati tempat duduk Rara dan menye
a untuk acara besok, kamu bisa mencontohnya." kata Usta
jawaban itu yang da
*
rangan rumahnya karena merasakan t
unda." Rara memutar
embut dari balik pintu mem
paruh baya yang sedang dud
capekan. Ia berdiri menyambut anak gadisnya. Rara segera m
anya ditekuk begitu?" tanya F
dikit kecapekan aja," jawab Rara
pin makan buat Rara." Fatimah menatap putrinya sambil menye
a perhatian Bundanya selalu bisa me
a sambil mengedarkan pandan
wab Fatimah yang sudah menuju ke dapur
dulu ya, Bun", ucap Rara sam
itu tolong cari Adit
p, B
ng tempat tidurnya kemudian menuju kamar mandi. Semoga air
kasur. Rara meraih ponselnya yang sedari tadi tidak ia sentuhnya. Ia membuk
lai sekarang Rara bisa ta
ya. Hati-hati Ra, nan
siapa orang
Dips
g ketiganya Sof? Jang
, mau tahu aja ata
gki: b
cari tahu a
ki: SOF
an pada ngom
gi ngomongin
orang
u tuh, si Sof
aPo
pada lemot sih? Oran
si: Das
perdebatan kedua sahabatnya itu. Rara lebih memili
ri arah pintu rumahnya. Anak laki-laki it
Tidak seperti biasanya adik kecilnya
an tangannya yang mem
nti kakak bilangin Bunda
gak
ya Rara penasaran. Namun anak kec
belum jelas mengucapkan huruf R membuat Rara te
atnya, Adit." Rara me
ggeleng gelengkan ke
i buat Kak Lala,
tanya Rara lagi meng
b adit sedik
Rara. Adit berlari dengan menutup wajahnya dengan kedua telapak tang
a pelan, karena tidak mungkin adiknya yang m
ar, Sayang!" suara teriakan Fa
Rara segera
aannya dari oven dan menatanya di piring. Rara meng
TO
terdengar hingga dapur. Rara
buka, Ra!" Fatima
i-laki. Namun suaranya terdengar samar, Rara
etah Fatimah kembali ke dapur d
amu ya!" Rara menghela napas karena tidak me
rang laki-laki yang sedang asik bercengkrama dengan Fatimah. Raza lebih dulu mengeta
jak Fatimah menunjuk
menuruti saja p
ndamu, Nak Raza?" tanya Fatimah
k-baik saj
a hanya diam tak ada yang ingin membuka suara. Rara menghela nafas kasar, keheningan menyelimuti m
ya Rara karena tak lagi tah
ka mulut di hadapanya, namun tatapan laki-
az