tan kejadian tadi siang membuatku tertawa geli. Bisa-bisanya Sherly ingin merenc
berbunyi, setelah di ce
ta ketemu sebentar?"] aku melirik jam din
mpung santai. Di
ta pertama kali ber
artemen. Setelahnya, aku segera siap-siap. Memakai
wah"] pesan Dion.
ft menuju lantai dasar. Ketika hendak memasu
dia laki-laki yang pernah menabrak
ya menyindirku. Aku hanya melengos, masuk
saat dia hendak memasuki
menjadi penguntit?" dia tak menoleh sama sekali. Benar ucapann
lagi, memilih diam hin
ngan pakai kaki!" aku melotot m
nungguku. Berdiri sambil m
embukakan pintu. Aku tersenyum
ucap Dion saat sudah
ujarku sambil me
r pujian Dion, padahal dulu rasanya berbunga-bunga. Jika aku tak ingin membuat perhitungan den
setelah memesan men
n kami datang. Aku menyesap coklat panas sambil melihat
cantik
u tersenyum, menyenderk
ristiwa lima tahun silam."
Lagian aku udah lup
ng malu di wajah dan kedua oran
lalu, ambil hikmah dan pelajaran. Orangtuaku juga su
aku tak ingin menyia-nyiakan kamu
anmu?" tanyaku serius. Mungkin aku bisa
pegang olehnya di lepaskan. Pandangan Dion menera
dia berubah. Ternyata tidak!" aku mulai
man?" aku coba melucu meski garing. Dion tertawa. Ak
bertemu kembali denganmu. Tetapi
nta
sangat suka menghamburkan uang. Membeli barang yang tak penting dan berfoya-foya. Gayanya yang seperti sosialita. Bahkan aku sering mendapatkan kaba
kehancuran mu. Lagian apa salahnya jika seorang istri menikmati uang suami, kamu kan bekerja
u tidak menjelekan Sherly sama sekali. Aku benar-benar menyesal
di kamu terus memujiku,
tahun terakhir aku sibuk mencari mu, meski tidak membe
ang jarang di rumah, si
amu tidak marah?" netr
tu t
nya, Fi. Aku ingin kamu kemb
a tunggu tan
nya, Fi. Aku ingin kamu kemb
a tunggu tan
alam hati tersenyum. Dion m
alak tiga, kita tidak akan bisa bersama sebelum aku me
fas panjang kemudian merunduk. Aku teru
bersamaku?" tanya Dio
rjadi sekalipun. Maaf, Mas. Aku tidak ingin
a. Aku janji, dan aku akan mencarikan laki-lak
Aku juga pernah merasakannya, jadi tak mungkin aku melakukan hal yang sama" aku merun
agi setelah pertemuan kita belum lama ini. Wajahmu te
minta maaf, jika mereka memberi maaf. Maka aku bisa mempertimbangkan untuk bisa hid
g tuamu. Aku akan meminta maaf, kapan perlu aku akan bersujud di t
edua jenazah orang tuaku. Jika mereka dapat berbicara, mungkin semu
ibaskan tangannya
, kabari saja aku!" D
erita banyak mulai dari pekerjaan dan lain hal. Aku
mpainya di apartemen aku langsung beristirahat, untuk
nakas sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Dengan langkah malas menuju
i-henti berbunyi. Panggilan dar
-siap!"] bentakku saat p
elpon manusia lemot kayak lo. Lima menit lagi,
siapa, yang ngatur s
ku pedulikan umpatan Najwa saat aku mengabaikannya. Dengan sedikit berlari, aku bergegas menuju lift. Set
teledor seperti ini. Berpacu dengan waktu, aku tak memperdulikan rambu-
etika sampai di kantor. Najwa sudah
an bisnisnya?" tanyaku s
p tajam mata Najwa, pasti
u berkaca
Meetingnya jam setengah s
a emosi. Sambil mengatur nafas, kini
enunjuk wajah sahabat
tapku dengan mengiba. Aku tak peduli, tak tahukan dia bagaimana bentuk wajahku kini. Tak tahukan
" teri
!" aku melamb
uh. Gak ada terima kasihnya, gue yang ada saat lo terpuruk, gue yang kasih support, dzolim lo sama gue, Fi!"
iat apa di CCTV!" lagi, Najwa nyengir kuda. Mesem
ya!" Najwa mengelus lembut pipiku, aku bergi
enunggu rekam kerja yang akan be
p Najwa, aku segera ber
am
ambu