i pemakaman. Aku masih betah b
masih ingin disini!" titahku
." jawab Ibu sambil mengelus pa
bu sangat sibuk menyiapkan pernikahan Zafi. Zafi m
a lagi-lagi lolos. Ibu memelukku erat.
-lama disini, Nak. Ibu kuat
." aku t
itip I
mbari menghapus air mata. Aku hanya tersenyum me
tahan kini ku lepaskan. Aku menangis sejadi-jadinya di makam Bapak
ya! Zafi akan ku
dari Mas Dion, akan men
n coba ik
tidak ada ma
gejutkanku. Paman berjalan
kamu disini, Nak. Hari juga sudah ma
n Zafi,
han Ibumu!" aku mengikuti langkah
. Tenda yang tadi di gunakan untuk tamu undangan be
ra sepupuku datang dan
sangat prihatin dengan semua yang
Dia sudah mencampakkan wanita hebat s
pi Kakak minta, kamu jangan sebut lagi
Kak" dia mulai m
i?" Bibi meng
pas magrib akan ada orang datang un
. Ibu dim
istirahat. Kasihan Ibumu!" jawa
Zafi pamit dulu ya
t yang duduk di dalam rumah. Di depan ruangan tamu yang cukup besar, terpampang tulisan Zafi dan Dion yang sudah di dekor
ari dalam. Pernak pernik di dinding, bahkan foto prewe
an
as-kerasnya. Aku beruntung saat meminta untuk m
*
a ya, Pak!" pintaku saat Bapak hen
apa,
i, Zafi takut suara Zafi bisa ter
ak. Biar tetangga
kan cempreng, P
nang saja ya!" Bapak
*
a
akk
ku sekarang seperti orang gila. Make-up yang sudah ha
jadi ratu sehari, te
r. Sebelum membuka pintu, aku melihat ke cermin. Ah, cermin kenapa engkau
ibumu
aku langsung memb
?" Bi Asih histeris melihat bentuk ka
Aku mengalihkan
h aku langsung berlari menuju kamar Ibu, tidak ku pe
n Irene serta beberapa tetangga
tubuh Ibu. Ibu yang hanya diam t
a Ibu ke rumah sak
man menggendong Ib
handle semua tamu di rumah." pinta
u menjadi penyangga kepala Ibu. Paman yang mengam
a Paman untuk lebih ngebut membawa mobil, dan entah berapa kali Paman melan
dan meletakan Ibu di atas Brankar. Segera kami berlari memasuki ruang UGD, Dokter yang berjaga malam langsung menghampiri. Serangkaian pemeriksan dilakukan, sampai al
!" aku berbi
pasien?" seorang pera
a ,
Ibu. Perkiraan Dokter, Ibu sudah m
sung menghambur memeluk Ibu. Ku goyan
sendirian menghadapi semua ini, Bu?" isakku. Ir
bobot tubuhku, kemudian ambruk. Entah berapa kali aku pingsan. Terakhir kali aku sadar, aku sed
ku melihat ke arahnya, wajah putih itu sudah memerah karena tak
kak tidak sadar
, Kak!" jawab Irene sa
ku bertanya dengan air mata ya
Kak. Dua jam lagi Bibi akan di kebu
harusnya aku bahagia, malah berganti dengan derai air mata. Gara-gar
at atau lambat, aku akan mendatangimu kembali. Pada saat itu, kamu akan bersujud di kakiku. Tanganku
hku pada Irene. Aku mencabut paksa infus
nyalang Irene hingga dia
ambu