buhku menelusuri l
a kemana?" seorang suster
makaman Ibu say
abil, jika Ibu paksakan kami takut
konsekuensinya. Saya gak punya banyak wakt
r dulu untuk memastikan kondisi Ibu!" Suste
o,
uster dulu ya" pinta Iren
nanti hanya melihat gundukan tanah kuburan Ibu. Kamu
arkir. Tidak beberapa lama meluncurkan men
mpingan. Tak pernah aku menyangka semua akan terjadi secepat i
asa sangat sesak. Bernafas pun terasa sangat berat. H
u cepat Ibu menyusul cintanya. Tanpa memperdulikanku yang
gungku. Begitu juga dengan Bibi yang senantiasa m
enyimpan berjuta kenangan anta
p dulu?" tanya Bi Asih ya
meeting penting dengan klie
enggan sekali untuk menginap di sini
ma kasih Zafi ucapkan karena Bibi mau merawat rumah ini" Bi Asih mengangguk, memeluk
patkan singgah untuk menyapa Bapak dan Ibu, m
u, ponsel yang aku pegang berbunyi.
Y
suami lo!" ucapan dari Najwa me
e sana!" aku mematikan sambungan telepon. Tidak
ang! Membuatmu hancur, sepert
mah minimalis dengan desain modern. Memastika
ni ru
nal keluar dari rumah itu. Mengandeng
nya dengan takzim, setelahnya sebuah mobil kelua
erdiri melihat perempuan yang
k lama setelah kepergian Dion, sebuah motor sport mewah
gan membuatku menutup mulut ketawa. Laki-laki tersebut mendaratkan ciuman di bib*r Sherly. Tidak per
mu akan di
gambar, aku tersenyum puas. Tidak
, meninggalkan rumah yang sebent
edang terparkir di tepi jalan. Cepat mobil ini mendahuluiny
ambaikan tangan meminta pertolongan. Semoga Dion termakan umpanku. Da
ketika mendekat, memicingk
obil saya mogok
lupa dimana. Baiklah, coba saya cek dulu!" ber
bak!" teriak Dion
o, Mas. Terima kasih" aku men
h kamu gak asing lo!" seka
. Padahal wajah saya gak
saya sama seseorang. Boleh kita ke
n" aku mengulurkan tangan, sedangka
ucapannya
Mas!
" aku berlagak seperti t
n suamimu?" aku memb
ngling lo!" tertawa kecil d
kamu s
Mas? K
njuk sebuah Cafe yang tidak jauh dari tempat
anya Dion setelah kami sampai
gaimana?" aku masih men
n ini membuatku tak bisa lagi menampakkan senyum. De
lambaikan tan
orang tuamu, Mas?" Dion menunduk, seperti menyimpan duka mendalam. Aku tahu, tak
nya berkaca. Tangan ini mengusap lembut punggung tangan Dion. Dion s
Dion menggenggam erat tanganku. Sedikit
ak,
mua perl
nya seperti ini. Bagaimana kabar istrim
ima tahun pernikahan, kami belum juga
a memaksakannya, kamu hanya perlu berikhtiar
masih se
yang ingin ku gapai" aku memandang ke ar
temu?" tatapnya penuh harap saat aku
edang sibuk mengembangkan bisnis"
bertukar kontak?
pamit karena ada urusan. Sedangkan aku masih betah di Cafe.
rempuan itu! Lapor ke gue setiap gerak geriknya, gue juga perlu dokum
ke
p usaha milik apapun yang
Percayakan
ku tak sabar dengan
ambu