A
idak menyelamatkan
di sisi sofa, lalu be
pergi begitu saja. Wanita itu te
kemana?" U
ke arah Tibra "saya sudah seharusnya pulang,
ebentar, saya membutuh
dan bisa melakukan sendir
membelikan beberapa obat untuk saya. Se
t tidak berdaya, wajahnya masih penuh dengan memar. "seba
sana" ucap Tibra, karena posisi
yusahkan
ia marasakan sakit luar biasa di tubuhnya
i habis-habisan oleh orang-orang itu"Hanum memb
pat Hanum
ih membantu laki-laki itu. Oke
**
unggu, dari pada menemani Tibra di dalam ruangan. Tibra menatap wanita itu masih menungg
upun wajah itu sudah babak belur, laki-laki itu masih terliha
ah selesai"
dah" uc
pulang" u
i
*
n mobil yang di kendarai Hanum, mobil yang di gunakanny
rmawangsa Reside
h milik laki-laki itu. Hanum tidak kuasa untuk berta
epat di depan gedung apartemen. Tibra melepaskan sabuk pen
mampir terlebih d
h baik pul
Tibra, masalah dari tadi Hanum e
melirikTibra yang masih
enolong laki-laki yang telah memecat saya. Mungkin s
Tibra "Pulanglah, Pengunduran diri saya, bes
i-laki yang suka berbasa-basi kepada seorang wanita. Tibra men
***
am, ia melihat Hanum memasukan sura
kotak kardus. Untung saja tidak terlalu banyak barangnya disini. Hanum terse
, saya harus keluar
icilan apartemen ka
menjual mobil saya, sekalian melamar kerjaan sana sini, saya pik
lain, agar saya bisa masuk dengan jalur si
an menanyakan
sih, Sam"
uar, dan menyerahkan surat peng
otak kardus Hanum, "iya tentu saja, biar
obby, ia tidak sengaja memandang Tibra. Laki-laki itu baru saja keluar dari mobil. Laki-laki juga menatapnya dan Hanum menco
**
membuka surat itu dan mulai membacanya. Surat pengun
profil Hanum, devi
a,
nasaran dengan wanita itu. Tibra lalu membaca profil itu. Setelah membaca isi profil itu. Tibra melirik jam m
***