A
mahnya" ucap Jo, ia melirik jam melingkar di
rumahnya Jo. Mau
sebaiknya kita bawa ke kam
u di lobby, sementara kamu pesan k
sih enggak dibiarin mati sa
san kamu loh,
kasihan sama say
di lobby" , Jo lalu kembali membopong tubuh Tibra y
alah hari bersejarah bagi Hanum lihat saja. Ia dipertemu
jutnya Tibra, laki-laki itu baru saja memecatnya dengan alasan yang tidak masuk akal menurutnya, laki-laki i
*
, Jo membaringkan tubuh
karena besok harus per
u menyuruh saya menjaga laki-
a melirik Hanum, "Di
an saya Jo, tapi mantan
ia tidak ke Semarang, ia pasti akan menunggu hingga besok, "Han, kamu hanya memastikan di
n, ini sudah larut. Kamu mau pulang?
iklah" u
sudah seharusnya pulang, ia bahkan tidak t
hati
tu masih penuh dengan luka dan sudut bibirnya berdarah. Kasihan memang, laki-laki itu seperti tidak berdaya
sisi sofa. Hanum melirik handuk yang menggantung di sana. Hanum melangkah mendekat, lal
Tibra disana. Hanum melangkah mendekati Tibra, mata itu masih terpejam. Wal
kan. Hanum berinisiatif untuk membersihkan wajah Tibra. Sudahlah anggap saja ia tidak mengenal laki-la
rsih. Hanum membiarkan laki-laki itu begitu saja, Ha
***
balik gorden mengenai permukaan wajahnya. Hanum menegakkan tubuhnya dan
um bersyukur bahwa suhu tubuh itu tidak panas. Seketika tangan itu menyentuh tangan Hanum. Sek
Hanum, ia memalingkan wajahn
matkan saya"
cap Han
arang ia telah mendapati dirinya terbaring di tempat tidur. Tibra yakini ia berada di sebuah kamar hotel. Tibra mena
gat jelaswanita itu adalah salah satu karyawan yang di pecatnya kemarin so
r berusaha tenang karena sentuhan Hanum. Tibra tidak kuasa lagi untuk berpura-pura tid
menggenggam erat tangan itu. Tibra memandang Hanum masih di p
mbil air mineral un
tu tahu bahwa ia tidak suka kehadiran dirinya. Hanum memenuhi permintaan Tibra. Hanum melangkah
Ia kembali melirik Hanum, wanita itu duduk di sofa dek
n saya, dan membawa saya kesini"
melihat kamu. Awalnya saya memang ingin membiarkan kamu begitu saja, tapi saya masih memiliki sisi kemanusiaan, kamu hampir di bantai o
ngar kronologis apa yang terjadi pada
ada di Club
bukan urusan k
urusan saya. Apakah
laki-laki yang telah memecatnya begitu saja. Atasannya itu benar-benar sinting, seharus
idak menyelamatkan
di sisi sofa, lalu be
***