a
perti di kurung bersama singa, sama saja menyerahakan nyawanya secara cuma-cuma. Ya sebaiknya ia menyerah saja, ia tidak ingin terlibat dengan urusan Daniel. Sumpah, pisau taj
nya. Daniel mengambil handuk yang tergantung, diusapnya dipermukaan wajah. Daniel membuka pintu, ia mencari keberadaan Ayana. Ia menemukan sosok yang dicari. Ayana sedang duduk disudut ruangan. Ia menyandarkan pundaknya di sofa, Ayana sada itu yang
p saya itu keterlaluan, itu bi
satu-satunya pintu utama meninggalkan Daniel mematung menatapnya. Aya
Ayana memanjakan mata, melihat manekin-manekin berpose di estalase kaca. Brand-brand terkenal memenuhi setiap sudut ruangan. Setelah puas menatap manekin-manekin itu, Ayana menjatuhkan pilihanya disalah satu restoran cepat saji
ia kini terdampar di Melbourne demi menjemput laki-laki, yang sama sekali tidak dikenalnya. Ini hal tergila yang pernah ia lakukan selama hidupnya. Ayana juga tidak
ap laki-laki berjalan kearahnya. Dulu Ayana memang menyukai senyum seseorang, senyum menenangkan ha
" uc
enaikkan alisnya sebelah, ia mendorong kursi, lalu duduk men
da disini
laki-laki dihadapannya sangat tampan, balutan kaos hitam yang sangat pas menutupi tubuh bidangnya. Tubuh tegap itu begitu sempurna. Ayana masih diam, ia m
mu kabur tadi, apa kamu
arkan ucapannya, walau Aya
kan dengan senang hati, dan j
tidak akan kalah, ia pasti akan mengalahkan ego Daniel. Benar apa yang dikatakan orang tua Daniel, Daniel sangat keras kepala, pembangkang, dan egois. Ti
ap iris mata Daniel "saya tidak akan pul
nyali Ayana cukup besar "apa
saya tahu kamu menjebak saya, saya tidak sebodoh itu. Apa tu
laki-laki itu lekat-lekat "saya ingin m
n. Meluluhkan hati Daniel? Bisa-bisanya ia mengatakan seperti itu, tepat
ia tertawa "melul
a? Apa ada
berubah serius, "k
eja, ia menahan gugup. Jemarinya Daniel beralih ke dagu Ayana. Dielusnya d
kamu suka
a menatapnya sedekat ini. Iris mata hitamya sangat bening. Daniel beralih ke bibir tipis Ayana. Bibir tipis berwarna merah itu cukup
permukaan wajahnya. Ayana hanya terdiam, menahan kegugupannya. Danie
menjawab hemm"
aya menyukai karen
ang tampan, tapi sayang sekali kamu bukan
u, kamu akan bertekuk lutut di
kalau ka
*