b
iel. Daniel benar-benar menciumnya, menciumnya dengan intens. Ciuman itu efeknya sangat dah
, lalu memasang
ersuara. Begitu juga dengan Daniel, laki-laki itu tid
ah ini kamu mau kemana" tany
aran jantungnya, "sebai
tapi kita singgah dulu ke supermarket,
gguk dan kem
*
ap Tv. Daniel berjalan mendekat, lalu duduk disamping wanita itu. Di pegangnya bahu
anan kamu hanya d
tidak bisa diajak kompromi. "Saya hanya in
saja, "Apa ciuman saya men
n terbodoh yang pernah ia dengar. Jelas saja ia menikmati ciuman Daniel. Ciuman itu membuat hatinya berdegup kencang tanpa hen
tu hanya ciuman
hnya ia menikmati ciuman yang diberikan Daniel. Padahal jelas-jelas Daniel bukan siapa-siapa. Deru nafas terdengar, Daniel mengelus bibir lembut Ayana dengan jemarinya. Ada perasaan untuk mencicipi lagi bi
ong, t
lam hati. Siapa yang beran
da, untuk berpikir. Daniel dan Ayana menoleh ke arah sumber suara. Daniel berdiri tegak, diliriknya sek
semampainya, senyum indahnya sering menghiasi majalah fashion Indonesia. Daniel tidak tahu, Jessica pacaranya kebe
ucapnya lalu m
banget s
a tidak menyukai kehadirannya. Jessica jelas-jelas mengganggu moment kebersamaanya dengan Ayana. Daniel
ta bertubuh mungil, duduk di sofa. Tid
Jessica jari telunjuk it
asaanya saat ini tidak menentu, entahlah tidak dapat did
an dia
ta itu sangat familiar, ia sering melihat wajah cantik itu, Ayana mencoba mengingat. Ia pernah beberapa kali melihat wajah cantik itu, di Tv dan majalah Fame, jangan
ca pacar Dan
n Daniel" Ayana m
ntara dua wanita di hadapannya. Daniel
mu ada disini?"
el. Ayana menarik nafas, "kemarin
a?" Tanya Jessica lagi, ia
n Jessica, Ayana mengalihkan tatapanya, ada pera
sini?" Jesisica mulai
tretan pagi tadi, setelah pemotretan saya langs
yum, "hemmm i
lau kita ke hotel saja, disini ada teman kamu
kedatangan teman saya, tida
amu mementingin saya, atau teman
luar saja" ucap Daniel, Ia tidak enak Ayan
. Sementara Ayana mendadak gerah, suasana me
*