ayang dirinya di cermin.Baju terusan tersebut terl
an,' ucapnya dalam hati. Vania tidak memiliki pilihan, selain menuruti permin
pria yang menunggunya di luar t
abar, mengapa memaksanya m
an memperlihatkan pakaian
s melihat Vania dari atas ke bawah. Meski begitu, raut wajahnya te
lah, ki
ing, tetapi ia tahu dirinya tidak mungkin menentang pria tersebu
*
bir pria tersebut. Ini adalah telah kesekian kali Vania memperli
l dua helai lagi, iapun tersenyum kecil. Masalah akan segera usai. Namun, tepat setelah ia memikirkan itu, setumpuk pakaian kemb
nkan?" tanya Vania sambil menatap
rmu karena menemani Cio,"
menerima alasanmu itu, tapi tidak dengan pakaian yang beg
ka juga senang karena aku aka
kas Vania dengan m
h tidak waras
semua pakaian itu, jadi aku
m Vania sambil me
kauinginkan? Kau past
akan semua ini adal
ia sambil bergegas. Namun pria terseb
at keributan karenanya ia tidak bersuara dengan keras. It
nerimanya!" sah
paskan tangannya dari cekalan, tetapi pria tersebut justru menarik dia. Vania kini berada dalam rengkuha
ng!" desis Vania. Jantungnya berdegup keras karen
seperti itu. Mau sampai kapan kau akan terus seper
ria yang masih memeluknya tersebut sontak menol
nang sekali," ucapnya sambil meng
rgi. Ternyata hanya pertengkaran biasa suami i
*
antar kini berhenti di depan rumah Vania. Cio pula yang memaksa mengantar, meski sebelumnya Vania s
Ia tidak mau pulang," sahut pria y
ulang, kan?" tanya Cio den
dia tidak marah lagi
tukas Cio sambil melipat ta
pasti masih ting
rik ke arah Vani melalui spion depan mobil. Vania berdehem se
it kesal, jadi Mom tingga
kembali berbinar. Hanya ingin menyenangkan bocah tersebut, jadi Vania mengangguk saja. Vania kemudi
dulu. Kau tahu dia sangat buruk saat marah. Saat ti
setuju saja. Setelah beberapa saat, mobil berwarna hitam tersebut kemudian melaju
*
aian yang kini memenuhi tempat tidurnya. Ia bahkan tidak akan pernah mengenakan, tetapi pria tersebut
ti. Sekarang telah waktunya ia untuk segera
bergerak di bidang advertising. Mereka membuat iklan dari produk-produk yang diluncurkan pelanggan. Vania bertugas untuk merancang
i gedung perusahaan yang besar dan mewah tersebut. Waktunya telah mendesak.
di pintu masuk lift. Vania mengerutkan kening tidak mengerti. Lift tersebut ta
, tapi a
era ia berusaha melihat dan mulutnya menganga dengan mata membeliak lebar. Pria di dalam lift melepas kac