birnya. Kenapa yang lain biasa saja? Apakah karena sudah terbiasa? Berarti dia harus membiasa
rol dengan omnya. Avyana duduk di paha kakaknya itu tanpa malu. "Kakak
s yang berat membuat Avyana semakin memonyongkan bibirnya. "Dia menamparmu
u." Avyana mengedipkan sebelah matanya ke arah Drystan yang melongo tidak percaya dengan perkat
ngsung menunduk, menekuri sepatu
gan seperti itu, Kak. Aku tidak pernah salah memilih. Tung
ngnya, membayangkan Dryst
a hijau Drystan. "Jangan menunduk." Dia menepuk punggung Drystan lumayan kencang. "Punggung harus tegap dan pandangan mata lurus ke depan. Sedikit busungkan dada dan tangan terkepal di samping badan. La
ki kekuatan di kaki, dapat berlari mengelilingi lapangan sebanya
ungkin dia bisa berlari dengan cepat seraya membawa bom ke markas
. Membawa bom? Maksudnya dia dijadikan umpan?
dia melakukan itu." Avyana memeluk Drystan dari bel
aknya biarkan dia melakukan pelatihan itu." Roman menepuk pundak Drystan cukup kencang sebelum me
rus dia jaga agar tidak diambil. Lalu matanya bertemu dengan Adrastus yang me
rastus, singkat, padat, dan menyaki
yana berkata pada kelima bodyguard-nya yang berdiri di belakangnya. Setelah itu d
ab Drystan deng
bulu di sekujur tubuhnya berdiri, merinding dan seperti ada
lihat. Dia menyeruput minuman. Penasaran, kapan kiranya Avyana merasa bosan terhadap Drystan? Dia pun heran
ing berpandangan, lalu menatap pint
hari nanti dia akan merepot
rlari, aku pikir tidak terlalu b
kungan yang baik," ucap Newt yang waktu itu dis
emang berbeda." Mata
n kita berada di sini," ucap Rona
, mungkin Drystan bekerja di per
a, serempak semuanya ke kamar. Dia melirik kamar Drystan
*
Drystan!" Avyana memelotot tajam. "Masuk." Avyana mendorong tubuh Drystan dengan kesal hingga la
nekin, hanya matanya yang bergerak gelisah. K
Avyana ke kamar mandi setelah
di sini, dia merasa sebentar lagi dia akan kehilangan kewarasannya. Memiliki bos wanita yan
ucat Drystan. Entah kenapa dia menikmatinya. Dia membuka jas hitam yang bodyguard-nya itu kenakan. Drystan tida
rti akan meloncat keluar saking kagetnya. Bagaimana tidak? Avyana memeluknya dan meletak
Drystan. Semakin kencang debarannya dan tubuh yang menegang kaku. Avyana tidak dapat menah
ya mengenakan kaos putih dan celana jins pendek. Drystan menengadahkan kepala. Tuhan. Ini merupakan cobaan terberat dalam hidup
i telunjuk Avyana bermain-main di d
tan memelotot. Ke
ena, padahal bukan aku yang memberi tahu kakak. Bahkan kemarin aku kaget, mendenga
ar Avyana tidak memberi tahu Morland ata
berbeda warna itu saling bersitatap. "Kenapa baru sekarang kita bertemu?" Dia mengelus pi
rcaya diri, tetapi dari kemarin Avyana selalu me
u berbeda." Senyuman menghiasi bibir
mengerjapkan matanya. Kenap
mpuk karena ada rompi antipeluru yang berlapis-
da yang
ku hanya ingin leb
ood, cerita seperti apa yang dapat mengembalikan moo