irinya. Lagi pula, dia sama sekali tidak melamar pekerjaan di sini sebagai bodyguard, Avyana yang menawarinya dan demi nyawa orang tu
i hingga laki-laki itu melirik sekilas ke arahny
ia meneguk salivanya, mengumpulkan sisa-sisa keberanian
ki-laki itu memelotot melihat Avyana mengancingi kemejanya. "Aku bisa sendiri." Drystan mundur satu langkah, lalu buru-buru dia melakukannya hingga semua kancing terp
ia mengelus dagunya yang ditumbuhi rambut-rambut halus. Tampaknya Drystan tidak terlalu buruk. Dia berjalan mengitari Drystan, sekali lagi mengamati postur tubuh laki-laki yang suka menekuri lantai i
i lucu, Kak." Avyana mengelus perut Drystan, laki-laki itu kembali mundur satu langkah. Menjaga jarak dar
Dia tidak nyaman dengan tindakan
Drystan yang seperti itu, membuatnya semak
ampai ada air mata yang menggenang di sudut mata. "Kamu suka
perutnya agak buncit? Dan memangnya dia terlihat seperti laki-laki yan
u tangannya di pundak Drystan. Sontak saja tubu
a bertanggung jawab untuk melindungi kamu. Kalau dia lemah seperti
gi alasan yang membuatnya menawarkan pekerjaan pada Dryst
tapi lemah? Kalau begitu, pekerjakan saja dia sebagai tukang keb
alah satu caranya hanyalah dia harus menjadi bodygua
jadi beban bagi bod
eka tidak akan ada
u, tetapi dia membicarakanmu di belaka
ka adalah la
ik yang sedang berdebat karena diriny
di laki-laki kuat." Avyan
a sekali, bahkan perutnya buncit." Adrastus me
tanya terbelalak, kaget sendiri mendengar perkata
mudian mereka tertawa terbahak-bahak. Tampaknya Dry
takut dibunuh itu terdorong beberapa langkah ke depan. Kening Adrastus mengerut, melihat Drystan yang ham
ianugerahi iris mata warna hijau. Dia adalah spesies langka." Avyana melemparkan se
tampan. Masih kurang?" Adrastus kesal mend
Auranya seperti m
tus berked
berbadan gemuk, berkaki pendek, berbulu lebat warna putih, dan daun telinga yang melengku
akan dengan kucing dan bentuk tubuhnya disamakan
, karena tidak ada yang bisa menentang keputusan Avyana yang keras kepala, terutama kegilaannya terhadap laki-laki
ak Avyana itu lebih menyeramkan daripada Aramis. Jika Adra
ni, tidak ada jalan keluar dan kau tidak bisa mengundurkan diri. Kau akan selamanya berada di sini, mengabdi pada kami. Kehidu
ngangguk pelan. "Saya mengerti." Semua
yang berisi kontrak kerja
ali peraturan dan larangan yang harus dia patuhi dan taati. Dia memelotot ketika melihat durasi kontrak kerjanya, yaitu s
e arah Drystan yang bergidik nyeri. "Gores sedikit uju
rik dan mengembuskan napasnya secara perlahan, sebelum menggoreskan pisau tajam itu ke telunjuknya. Lalu Avyana mengarahkan jarinya ke kolom berisi tanda tangan itu. Dia mengen
i." Adrastus tidak menyangka dengan keberanian Drysta
ipi Drystan. Dia terkekeh melihat Drystan yang me
embentuk otot-ototmu. Kau juga harus bisa menguasai berbagai senjata tajam dan senjata api, dan minimal menguasai satu bidang ilmu beladiri, terutama judo." Adrastus berkat
nya, dia mengangguk pe
*
baik, walaupun dia sangsi akan hal itu. Dia berdoa dan berharap, semoga Drystan selalu dalam keadaan baik dan dapat bertahan bersama mereka yang menganggap remeh nyawa seseorang. "Tuhan, lindungilah anakku dan berikanlah dia kesehatan. Semoga aku bisa b
ambil oleh mereka adalah salahnya. Andai dia menyetorkan hasil penjualan dan tidak coba bermain-main dengan para mafia itu, hal ini tidak akan terjadi. Padahal dia hany
*
n kamar yang akan Drystan tempat
sar, lemari pakaian, dan kamar mandi. Kamarnya ini berada di lantai bawah di paling pojok. Terlalu mewah, seperti hotel yang pernah dia h
terperangah itu. "Aku tidak mengistimewakanmu, seperti inilah kamar semua bodygu
mbuka lemari, melongo melihat jejeran kemeja puti
edakan bodyguard-ku, kak Adras, dan ayahku." Avyana menunjukkan lencana beruku
i rak bawah yang kosong. Dulu dia bermimpi bekerja menge
erbicara tepat di depan wajah Drystan, lalu dia menempelkan bibir tebal dan mungilnya itu di bibir kering Drystan. "Kamu sudah ak
erjap-ngerjapkan matanya. Avyana sungguh berbahaya. Tadi pipinya,
mencuri ciuma