gedipkan sebelah matanya. "Kamu akan menanda tangani kontrak kerja, ketika sampai di rumah kami." Dia berdiri, mele
nekuri lantai. "Bangunlah, kita akan ber
a ayahnya yang berlinang air mata. "Ayah, tolong jaga Ibu. Jangan mengkhawatirkan aku." Dia tersenyum sangat lebar, ber
pat dia lontarkan. Mulutnya terasa terkunci. Hanya
mata Drystan meluncur, padahal sekuat tenaga dia menahan bendungan di matanya. "Ibu, jangan lupa makan dan minum obat. Jangan lupa kontrol dan melakukan cuci darah. Jangan makan makanan sembarangan." Dia berkata dengan nada suara yang bergetar hebat, beruntung
ut anaknya. "Jaga diri kamu baik-baik. Jangan lupa makan dan
ak sangat menyayangi orang tuanya dan orang tuanya rela melakukan apa pun demi si anak. Yah, se
vyana. Takut-takut menatap mata cokelat Avyana. "Bisa
tampan Drystan yang disempurnakan dengan ma
an celana yang ada di lemari ke dalam tas ransel. Dia tidak akan lagi
s menatap Orson sangat tajam seolah sedang menembak kepala pria tua itu. "Kau harus tetap mengembalikan uang itu, saya beri waktu 3 bulan. Saya akan menambahkan jumlah obat-onatan yang kau edarkan dan harus terjual habis. Jika kau tidak m
tangannya, memohon. "Tolong tepati ja
r saya kembali percaya padamu." Dia melirik Isabel, ngeri melihat banyak plester di tang
stan tidak melebihi batas waktu yang telah ditentuka
eh salah satu anak buah Aramis untuk berjalan di belakang Avyana, dia tidak melepas pandangannya dari orang tuanya hingga dia keluar dari unit apartemen. Dia memilih menekuri la
mata yang berkaca-kaca. Ternyata di mobil terdapat dua pria berpakaian serba hitam duduk di kursi depan. Wajah mereka tanpa ekspresi, seperti robot. Drystan bergidik ngeri, apakah wajah
ungi lima mobil mewah warna hitam ini? Dan biasanya jam segini anak-anak bermain bola. Ke mana mereka? Kenapa
gang itu dengan lembut dan sensual. Drystan menoleh ragu. Avyana men
uk bergentayangan di otaknya. Apakah dia akan
ik. "Hanya agar kamu tidak me
mikian rupa. "Jangan khawatir. Aku tidak akan kabur. Demi orang tuaku." Di
tan sangat menyayangi orang t
keningnya. "Kenapa k
ana merogoh saku kemeja Drystan tanpa persetuju
antung Drystan berdebar sang
ystan yang memerah padam. "Di mana? At
tidak dapat melihat pelototannya. "Jangan." Dia merogoh kantong celanany
rsi kemudi, yang langsung mengerti apa yang harus dia lakukan pada ponsel jadul itu. "Tenanglah, Drysta
*
i mana dia sekarang. Ini bukan waktunya untuk dia mengagumi apa pun. Karena selama berada di sini, satu saja kesalahan yang dia perbuat, nyawanya dan orang tuanya dalam bahaya. Drystan meneguk salivanya yang entah ke berapa kalinya itu. Dia d
perlihatkan tubuh kekarnya yang terdapat tato gambar naga melintang di s
hanya ada Adrastus, tetapi juga dua wanita berpakaian seksi yang sedang menemani anak sulungnya itu. Para anak buahnya dan body
nding bukan main. Avyana mengangkat wajah Drystan agar menatap kakaknya. "Perkenalkan,
ystan Cordner." Dia menunduk lagi, karena hawa yang menguar dari tu
eneliti penampilan laki-laki yang tubuhnya gemetar i
lantai. Apakah dia
elihatnya." Avyana menjerit-jerit kegira
hat bentuk tubuhmu." Adrastus curiga,
asaran. Aramis menikmati minumannya, sedangkan dua
ah ke ruangannya, Avyana mengikuti mereka
a Drystan. "Letakkan tas ranselmu di lantai dan buka kancin
k membuka kancing kemejanya. Dia melirik Avyana yang berdiri
ep
rsatu kancing kemejanya, terlihatlah
duga. Dia pusing dengan adiknya yang
uh Drystan. Dia menepuk kedua pipinya. Astaga. Kenapa pikiran
inan dan juga malu. Apakah dia sudah
atanya. "Apa yang kamu suka dari dia
terlalu tampan ini. Sebelum dia direkrut oleh agensi model atau artis, lebih baik aku duluan yang me
dari hidung mancung Adrastus
beberapa kali mengatakan bahwa wajahnya tampan? Tetapi kenapa dia m