r
ag
ting pintu ruang kerjanya kencang. Tidak memedulikan jika tindakan kasar itu mungkin diperh
da apapun yang ada di atasnya. Bahkan sebuah leptop se
engumpat. "Kenapa kedatanganmu justr
in. Mulai bermonolog ria dengan raut wajah yang mengisyaratkan duka
lu memiki
an dalam manik matanya. Raut wajah yang se
. Aku sangat membencimu,
menajam, melukiskan tekad yang membara. Deng
k kembali! Aku pasti
*
sh
terbungkus sepatu kets hitam menelusuri pemuk
mbur membuatnya baru pulang saat jam menunjukan pukul setengah sepuluh. Ibu dari s
u
atangan tiga orang Preman yang memblokir akses lewatnya. De
ang. Saya m
utan, saat salah satu dari pria itu mulai menggodanya. "Jan
merinding. Terlebih mereka mulai berlaku tak senonoh.
ya jalan. Anak saya su
ena mengetahui jika dirinya bukan lagi seorang gadis. Namun, respon tak ter
tu akan lebih seru karena sudah berpengalaman," ucap tak senon
mberontak, berusaha melepaskan diri dari p
kalian lakukan
ya, bergegas ia berlari untuk berlindung di balik seorang pria
campur urusan kami?" tany
. Pergi kalian!" usir Pria
nar saja culun. Urusi dulu
pai dirinya babak belur. Di tengah kepanikan dan rasa prihatin melihat penolongnya
penolong, tanpa menyadari bahwa pria tersebut mengacungkan ib
memukul orang aja, ki
nar hari keberunt
pria penolong Felicia, yang tak lain adalah Akmal alias Arkana
ya malah membantu mengobati luka Arkana di Minimarket terdeka
*
saat kemu
ara menolong saya,
s hati. Jika tidak dalam penyamaran mode Akmal,
ak masalah. Sesama Manusia mema
iri. Namun, penyamaran tidak boleh terbongkar
ertemu?" tanya Felicia m
lisahan menjawab pasti. "Belum. Ini kali pertama kit
alah mengira Anda sebagai kenalan s
menjulurkan tangan kanannya. "Perke
langsung menjabat tangannya sambil
Minggu lalu. Sayangnya kini Arkana sedang berada di tubuh Akmal, se
i sebelah mana?" tanya Arkana pura-pura
anti merepotkan," balas
eman itu datang lagi," jawab Arkana menakuti. Bagaimanapun Akmal harus bisa d
ak sabar untuk mena
in, Felici
saya?" tanya Arkana membuyarkan lamunan Feli
l tidak keberatan. Terima k
duduknya, Felicia sendiri merapikan peralatan yang
anya ditemani dengan sinar rembulan yang menyorot teduh, sampai keheni
n Sang CEO Muda menatap miris keadaan
asing berambut ikal yang telah menjadi penolongnya. Entah kenapa, meski penampilan
wajah Felicia yang sendari tadi menatapnya. Arkana tahu,
enomer satukan fisik, buk
gan teguran Arkana. "Maaf, Tuan. Sa
ing. Sebisa mungkin menyembunyikan kejengkelan akan sik
lagi? Apa pertan
ak. Tidak. Ini memang benar alamat ru
eng. "Oh, tidak. Ini sudah larut malam, tidak baik juga b
ng." Sekali lagi Felicia me
Tidak apa," balasnya lal
erima kasih atas bantuannya,"
ma-sama,
anya Felicia me
Arkana k