img Aisyah (Kisah Pilu Gadis tak Beribu)  /  Bab 5 Di Ambang Dilema | 4.20%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Di Ambang Dilema

Jumlah Kata:1185    |    Dirilis Pada: 07/07/2022

ke rumah Abah, Mbah?" tany

an itu. "Maksud kamu apa, Nduk? Kamu s

yah tak lagi mau menjadi beban bagi Mbah Kakung dan juga Mbok. Bagaimanapun juga, Abah

kan apa yang dikatakan cucunya itu. Aisyah bukan lagi anak kec

a pria itu bertanggung jawab. Seharusnya ia tidak menelantarkan putrinya be

adi piatu. Tentu ia ingin menjadi seperti kebanyakan anak lainnya. Hidup bahag

bah tidak apa-apa," ucapkan Ri

memang sebaiknya berhenti sekolah saja, Mbah. Lagi pula, Aisyah sudah bisa b

syah hendak menyerah seperti itu. "Bagi ka

h kalianlah

dikannya. Namun, di sisi lain keadaan membuatnya untuk berpikir lebih j

g mana ia sudah berdiri di depan pintu. Sedari tadi ia mendengar ucapan s

imunah yang mana A

ngun? Mbok butuh apa?" tanya Aisyah cemas

butuh apa-apa. Apakah Mbahmu sudah seles

udah, Mbok. Lihat saja. Mba

Tampan. Bagi Mbok Mbahmu it

h menikah, Aisyah ingin menjadi pasangan seperti Mbah

n juga. "Masih kecil sudah berbicara nikah-

geleng. "Tidak, Mbok. Aisyah Mah

a di antara mereka yang pacaran. Itu kata mereka. Tapi, Aisyah sama sekali tidak tahu itu pacaran. Selama ini ia hanya fokus se

ada orangnya. Maka berhati-hatilah sebagai a

a yang tidak ada orangnya itu. "Apakah itu, Mb

ah teman-temanmu ada yang megang HP?" tanya

dengar suara tanpa melihat orangnya dengan teleponan. Kita bisa

sung membenarkan u

dah banyak tahu,

ni karena Mbok sayang padamu. Mbok tidak ingin kala

Simbok. Aisyah akan ingat

Syah? Aku mau salat zuhur, ini," ucap Ridwan y

mau ambil sabun d

n mandi, Maimunah menuntun suaminya menuju kamar ma

sedikit terhuyung. "Ken

k!" Ia terbatuk lagi dan seperti biasa, terdapat darah dari sela ba

h mengambil peralatan mandi. Maimunah sama sekali tidak ingin m

i kejauhan. Ia pun bergegas menghampiri p

m," pinta Aisyah seraya mengganti posi

wudu juga, Syah,

saja dulu ke ini, ya? Aisyah

ma mengantar menuju kamar mandi, Maimunah bertanya

, Syah. Memangnya, Aisyah bene

ngan mata berkaca-ka

ana-mana, kok, Mbok. Maafkan pertanyaan konyol Aisyah barusan," u

iji yang berbuah lebat di sisi kjanan di samping kamar

tidak keberatan, N

rumah ini. Bersama kalian," tutur Aisyah cepat. "Biarlah Aisyah tidak merasakan cinta dan kasi

hnya segalanya akan mudah. Namun, ternyata ia sudah keliru mengemukakan pendapat.

memang sudah saatnya kamu mendapatkan kebahagiaan dari orang tuamu. Kamu punya h

mengalir ke wajah keriput Simbok, mengucur di lengan dan

akan rasa penasaran cucunya. Ia pun melanjut

u menitipkan kamu pada kami. Jika memang pilihanmu sekarang akan tinggal bersama Abahmu untuk menggapai mimpi dan cita-citamu, tidak apa-apa , Nduk. Kami ikhlas. Apalagi, Mbok da

gkan Aisyah bergeming. Ridwan kini berjalan menuju ke arahnya, segera meminta untuk dimand

sudah menjadi orang tua terbaik untuknya. Merangkap ant

reka demi mendapatkan sebuah pertan

img

Konten

Bab 1 Setelah Lulus Mau Sekolah di Mana Bab 2 Ketakutan yang Teramat Sangat Bab 3 Rindu yang Membelenggu Bab 4 Ketulusan Hati Bab 5 Di Ambang Dilema Bab 6 Mencoba Bertemu Bab 7 Perlakuan yang Berbeda Bab 8 Meminta Pertanggung Jawaban Bab 9 Dua Pilihan yang Sulit Bab 10 Sindiran yang Menyakitkan
Bab 11 Aisyah Azzahra
Bab 12 Foto Usang di Sepanjang Kenangan
Bab 13 Kehangatan Keluarga
Bab 14 Dua Sisi Dua Kubu
Bab 15 Kejadian yang Hampir Mengancam Nyawa
Bab 16 Kondisi yang Menghawatirkan
Bab 17 Biang Mala Petaka
Bab 18 Ada Benci Ada Peduli
Bab 19 Tamu yang Ditunggu-Tunggu
Bab 20 Suara Hati Simbah
Bab 21 Keputusan Seorang Abah
Bab 22 Bernostalgia dengan Masa Lalu
Bab 23 Risiko Dari Mengambil Keputusan
Bab 24 Perdebatan Sengit
Bab 25 Ada Benci Ada Sayang
Bab 26 Apa Maksudnya
Bab 27 Hal yang Tidak Biasa
Bab 28 Jangan Seperti Itu
Bab 29 Tak Kuasa Melepas
Bab 30 Kembali Pulang
Bab 31 Hal yang Paling Ditakutkan
Bab 32 Semangat, Aisyah!
Bab 33 Tawa Ejekan
Bab 34 Hari Pertama
Bab 35 Larangan Berjualan
Bab 36 Anak dan Menantu Durhaka
Bab 37 Ide Licik si Tamak
Bab 38 Lidah Manis Hasutan Dendam
Bab 39 Dewasa Sebelum Waktunya
Bab 40 Dilarikan ke Rumah Sakit
Bab 41 Tetap Tenangkan Dia
Bab 42 Hanya Berjanji, Sulit Ditepati
Bab 43 Surat Cinta Ummi
Bab 44 Jangan Tinggalkan Aisyah, Mbok!
Bab 45 Pesan Mbah Kakung
Bab 46 Kehilangan Keduanya
Bab 47 Rumah untuk Pulang
Bab 48 Jatah untuk Aisyah
Bab 49 Aksi Nekat Demi Tidak Terlambat
Bab 50 Maukah Kau Jadi Temanku
Bab 51 Perlakuan yang Berbeda
Bab 52 Diskriminasi Itu Menyakitkan
Bab 53 Fakta Apa Lagi Ini
Bab 54 Benar-benar Jahat
Bab 55 Kejadian Janggal
Bab 56 Mimpi Buruk
Bab 57 Antara Sadar dan Tak Sadar
Bab 58 Kekasih Simpanan
Bab 59 Misteri yang Disembunyikan
Bab 60 Ancaman Ekonomi
Bab 61 Pengaruh Jahat
Bab 62 Mau Menjual Tanah
Bab 63 Semakin Ngelunjak
Bab 64 Dalam Pengaruh Sihir
Bab 65 Awal yang Baru
Bab 66 Nasihat Kebaikan
Bab 67 Apa Cita-citamu
Bab 68 Masa Remaja Memang Penuh Warna
Bab 69 Hadiah untuk Aisyah dan Ahmad
Bab 70 Asrama
Bab 71 Ungkapan Hati
Bab 72 Pertemuan Kembali
Bab 73 Kehangatan Keluarga
Bab 74 Luka Itu Masih Ada
Bab 75 Bertemu Si Pengkhianat
Bab 76 Malam Keberangkatan
Bab 77 Dunia yang Penuh Sandiwara
Bab 78 Cemburu
Bab 79 Sepertinya Ada yang Suka
Bab 80 Calon Imam
Bab 81 Sakit Karena Rindu
Bab 82 kedekatan dengan Abah
Bab 83 Pembelajaran Berharga
Bab 84 Pertemuan Setelah Cukup Lama Terpisah
Bab 85 Tidak Sadarkan Diri
Bab 86 Penyesalan Terdalam
Bab 87 Jatuh Sakit
Bab 88 Pulang Karena Sakit
Bab 89 Pengakuan Mengejutkan
Bab 90 Kembalilah Padaku
Bab 91 Pernikahan ke Dua
Bab 92 Khitbah Langsung Nikah
Bab 93 Bagaimana, Aisyah
Bab 94 Surat Rahasia
Bab 95 Dear Aisyah
Bab 96 Percaya Kemampuan Diri
Bab 97 Kepanikan di Hari Bahagia
Bab 98 Pesaing Cinta
Bab 99 Apa Opname
Bab 100 Di Antara Dua Pilihan
img
  /  2
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY