img Aisyah (Kisah Pilu Gadis tak Beribu)  /  Bab 9 Dua Pilihan yang Sulit | 7.56%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 9 Dua Pilihan yang Sulit

Jumlah Kata:1196    |    Dirilis Pada: 13/07/2022

gsung main hakim sendiri seperti itu," bujuk Musto

di tangannya dan Silvi yang sama sekali tak mengerti atas apa yang terjadi den

a dengan raungan

ya ia berkata, "Diam! Jangan menangis. Kita akan per

sana tak tinggal diam. "Pergi ke m

an Abahmu sama saja. Diam! Ti

mendengar bentakan tersebut. Rasa penasarannya semakin membuncah. Ia sebenarnya sedih, tak enak hati, juga takut. Namu

lesaikan segalanya dengan kepala ding

arus tenang-tenang saja, gitu?" Karmila menggeleng, "tidak!" imbuhnya tegas. "Aku tidak sebodoh yang kamu kira. Aku di

bentak Mu

gitu emosi. "Memang seper

i tak menyangka jika istrinya

hanya bisa menyusahkanku, tidak pernah membahagiakanku. Aku ikut mengarit, ikut panas-panasan membuat batu-bata demi bisa membangun

itu sudah ada yang mengatur? Jangan terlalu takut berlebihan, Dek. Jangan kufur nikmat. Aisy

ipada aku dan Silvi. Jadi biarkan aku pulang ke rumah Emak. Aku masih punya orang

lotot. Tangannya gemetar, he

amu mau memukulku?" tanyan

eredam emosinya yang se

ti kamu sering memukul Ibu dari anak itu! Bukan

n, Karmila! Kamu sema

ah aku pelajari dari sikapmu selama ini. Mantan ist

ia

erkejut hingga tanpa sa

ilan dari putrinya itu dan l

us kemudian ia segera berlalu begitu

" panggi

Mustofa. Semua yang didengarnya ba

k memiliki seorang Abah rupanya bukan hanya sekadar ummi tirinya yang membencinya, melaink

ukuli Ummi? Bena

gubur segala keinginannya untuk tinggal bersama sang A

panggil

sya

terus b

ngg

bertekat untuk tidak akan lagi peduli dengan abah

aih tangan Aisyah dan kini memeluk erat

!" Aisyah

bah tidak akan

tuk waktu Abah yang sudah terbuang sia-sia. Aisyah tidak akan pernah muncul lagi di kehidupan Abah. B

angan pernah berkata seperti

ali tidak diinginkan

a meng

sering memukuli Ummi? Apa benar selama ini Abah tidak peduli pad

seperti itu!" Musto

itu tidak benar. Dia memang sering

kan, beralih memegang pipi Aisyah dengan lembut dan menatap taj

mau tinggal sama Abah, 'kan?" tanya begitu lembut

rnah terjadi," sahut Aisyah s

fa me

mengurus keluarga. Tapi, Abah mencintai Ummimu. Abah juga mencintaimu. Ab

bersama mereka. Mereka baik, tidak pernah jah

sangat mengerti, Nak. Maka dari itu beri

h tergetar. Ia menatap manik sang Abah. Ada

ada Aisyah. Benar katamu, Nak. Simbok dan Simbah sudah sepuh. Sudah saatnya kamu kembali kepada Abah. Abah akan mempe

erpaksa ia melakukan semua

t ketersediaan Aisyah un

e dalam dulu, ya, Nak? Nanti Ab

erbalik badan lalu berjalan denga

n sang Ummi tirinya selanjutnya, Aisyah hanya m

di saat itu ia pura-pura tegar, tersenyum seolah tidak pernah terjadi ap

tanya sudah sembab karena terlalu lama menangis, ia pun berbelok arah m

panggil Aisyah lirih sembar

danya bergemuruh. Napa

Ummi ap

nduan mendadak menyergapnya.

saja, 'kan? Aisyah ingin bercerita

di tenggorokan saja. Gadis kurus itu menunduk de

.," isak

img

Konten

Bab 1 Setelah Lulus Mau Sekolah di Mana Bab 2 Ketakutan yang Teramat Sangat Bab 3 Rindu yang Membelenggu Bab 4 Ketulusan Hati Bab 5 Di Ambang Dilema Bab 6 Mencoba Bertemu Bab 7 Perlakuan yang Berbeda Bab 8 Meminta Pertanggung Jawaban Bab 9 Dua Pilihan yang Sulit Bab 10 Sindiran yang Menyakitkan
Bab 11 Aisyah Azzahra
Bab 12 Foto Usang di Sepanjang Kenangan
Bab 13 Kehangatan Keluarga
Bab 14 Dua Sisi Dua Kubu
Bab 15 Kejadian yang Hampir Mengancam Nyawa
Bab 16 Kondisi yang Menghawatirkan
Bab 17 Biang Mala Petaka
Bab 18 Ada Benci Ada Peduli
Bab 19 Tamu yang Ditunggu-Tunggu
Bab 20 Suara Hati Simbah
Bab 21 Keputusan Seorang Abah
Bab 22 Bernostalgia dengan Masa Lalu
Bab 23 Risiko Dari Mengambil Keputusan
Bab 24 Perdebatan Sengit
Bab 25 Ada Benci Ada Sayang
Bab 26 Apa Maksudnya
Bab 27 Hal yang Tidak Biasa
Bab 28 Jangan Seperti Itu
Bab 29 Tak Kuasa Melepas
Bab 30 Kembali Pulang
Bab 31 Hal yang Paling Ditakutkan
Bab 32 Semangat, Aisyah!
Bab 33 Tawa Ejekan
Bab 34 Hari Pertama
Bab 35 Larangan Berjualan
Bab 36 Anak dan Menantu Durhaka
Bab 37 Ide Licik si Tamak
Bab 38 Lidah Manis Hasutan Dendam
Bab 39 Dewasa Sebelum Waktunya
Bab 40 Dilarikan ke Rumah Sakit
Bab 41 Tetap Tenangkan Dia
Bab 42 Hanya Berjanji, Sulit Ditepati
Bab 43 Surat Cinta Ummi
Bab 44 Jangan Tinggalkan Aisyah, Mbok!
Bab 45 Pesan Mbah Kakung
Bab 46 Kehilangan Keduanya
Bab 47 Rumah untuk Pulang
Bab 48 Jatah untuk Aisyah
Bab 49 Aksi Nekat Demi Tidak Terlambat
Bab 50 Maukah Kau Jadi Temanku
Bab 51 Perlakuan yang Berbeda
Bab 52 Diskriminasi Itu Menyakitkan
Bab 53 Fakta Apa Lagi Ini
Bab 54 Benar-benar Jahat
Bab 55 Kejadian Janggal
Bab 56 Mimpi Buruk
Bab 57 Antara Sadar dan Tak Sadar
Bab 58 Kekasih Simpanan
Bab 59 Misteri yang Disembunyikan
Bab 60 Ancaman Ekonomi
Bab 61 Pengaruh Jahat
Bab 62 Mau Menjual Tanah
Bab 63 Semakin Ngelunjak
Bab 64 Dalam Pengaruh Sihir
Bab 65 Awal yang Baru
Bab 66 Nasihat Kebaikan
Bab 67 Apa Cita-citamu
Bab 68 Masa Remaja Memang Penuh Warna
Bab 69 Hadiah untuk Aisyah dan Ahmad
Bab 70 Asrama
Bab 71 Ungkapan Hati
Bab 72 Pertemuan Kembali
Bab 73 Kehangatan Keluarga
Bab 74 Luka Itu Masih Ada
Bab 75 Bertemu Si Pengkhianat
Bab 76 Malam Keberangkatan
Bab 77 Dunia yang Penuh Sandiwara
Bab 78 Cemburu
Bab 79 Sepertinya Ada yang Suka
Bab 80 Calon Imam
Bab 81 Sakit Karena Rindu
Bab 82 kedekatan dengan Abah
Bab 83 Pembelajaran Berharga
Bab 84 Pertemuan Setelah Cukup Lama Terpisah
Bab 85 Tidak Sadarkan Diri
Bab 86 Penyesalan Terdalam
Bab 87 Jatuh Sakit
Bab 88 Pulang Karena Sakit
Bab 89 Pengakuan Mengejutkan
Bab 90 Kembalilah Padaku
Bab 91 Pernikahan ke Dua
Bab 92 Khitbah Langsung Nikah
Bab 93 Bagaimana, Aisyah
Bab 94 Surat Rahasia
Bab 95 Dear Aisyah
Bab 96 Percaya Kemampuan Diri
Bab 97 Kepanikan di Hari Bahagia
Bab 98 Pesaing Cinta
Bab 99 Apa Opname
Bab 100 Di Antara Dua Pilihan
img
  /  2
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY