rbagai hidangan seafood kesukaan Sunandar dan Almarhumah istrinya. Seolah tau jika ayah Mel sudah lama menginginkan diner bersama sang almarhumah. Meja, kursi serta tempat itu pun
diisi dengan foto ibu Mel. Sementa
amun, perlahan ia berjalan mendekat. Sambil terus menatap tajam Axel yang terus mengembangkan senyum pen
kata Mel sambil menjulurkan tangan
un pernikahan Ayah dan Bunda. Kamu mau mengganggu kemesraan
at ya, Yah!" kata Mel sambil menjulurkan tangannya. Namun,
udah dibuka, kan? Kamu dan pacarmu ini memang pandai meng
. Sedang lelaki itu segera mengalihkan perhatiannya deng
saja! Gue pasti bakal kasih dia perhitungan,' batin Mel kesal
u boleh tau ini namanya apa Nak Axel? Kok saya baru liat
xel yang sedang menjelaskan isi mangkuk Sunandar yang berisi penuh dengan telur Caviar yang sangat mahal. Namun, Mel tak memperdulikan hal itu. Matanya
ngnya!" ucap Axel sok manis. Tangannya tampak sangat halus tanpa kapalan sedikit
ndiri kok," kata Mel deng
an kita kok. Jadi, ngapain harus ditutupi lagi. Iya kan, Ayah?" kata Axe
m hati. Di saat Mel sedang menahan kesal. Sunandar malah te
in. Udah jangan sungkan-sungkan. Ayah justru senang kalau melihat kalian berdu
gelak, tapi Axel malah menyodorkan
n tatapan penuh harap. Bahkan, kepalanya sedikit mengangguk. Seolah memerintah Mel untuk menerima suapan lelaki itu. Mau tidak mau, Mel pun membuka
hal. Rasanya enak banget
ang langsung membuat lamunan Mel buyar. Mel
itu Axel semakin ingin menggoda Mel. Ia mende
rena dia takut kejadian kemarin terulang lagi. Tetapi, dia merasa sayang harus membuang makanan yang bisa jadi tak mungkin dirasakan oleh lidahnya lagi. Apalagi di depan Mel ada ayahnya yang akan curiga pada Mel
sudah selesai. Kini mereka bertiga sedang berdiri di de
tkan waktu untuk datang dan membuat kejutan yang
kata Axel yang langsung mendapatkan cibiran dari Mel yang berdiri di belakang Sunandar. Axel yang melihat hal itu pun langsung mendapatkan ide brilian. "Tapi, tentunya semua ha
h agen properti dan mau memaksa Ayah untuk menjual rumah peninggalan Bunda. Hati-hati Yah. Jangan mudah terhasut," ujar Mel se
nar itu
, teganya dia memfitnah saya seperti ini," kata Axel dengan w
an dari saya itu apa sebena
inya mata Mel membulat. Begitu juga dengan Su
ndengarnya. Kalau urusan yang satu itu. Tenang saja. Ayah pasti
sambil menepuk-nepuk pundak Axel beberapa kali. Setelah itu ia pun balik badan dan kembali ke dalam ruang terapi.
rjalan tertatih menyusul kepergian Mel. Axel segera menarik tangan Mel saat langkahnya hampir mendekati Mel. "Apa-apaan si
loe apa?! Loe tiba-tiba datang ngelamar gue. Terus loe juga deketi
meleleh hatinya?" ujar Axel sambil melengkungkan senyum manisnya. Bahkan, ia juga mengusa
selingkuhan? Atau malah cuma jadi pemuas nafsu? Yang artinya gue harus hidup dalam cibiran orang, dalam persembunyian dan dalam kesengsaraan batin. Sementara elo. Elo bebas memperlakukan gue. Elo bisa bersenang-senang dengan siapapun. Lalu kembali ke tempat gue di saat loe butuh. Oh My God. Hebat banget loe. Oops, maksud gue... uang loe," ujar Mel dengan menekan kata terakhirnya. Axel tak bisa memba
bisa gue taklukkin," gumam Axel. Ia menepuk tangannya ke udara. Lalu sebuah mobil sedan bermerek BMW 8 series berjalan mend
a!" ujarnya saat Ax