...." Lelaki paruh baya yang memakai kacamata tebal dan rambut penuh uban itu sengaja menggantung kalimatnya. Seketika suasana ruang rapat itu menjadi
h tidak bisa diragukan lagi. Mereka terkenal dengan kualitas dan model yang sangat bagus. Sehingga tak mungkin sulit mereka saingi. Namun, diantara mereka semua yang tampak legawa. Justru
erikan model terbaik dan terunik untuk memeriahkan acara besar
li duduk di tempatnya. "Baiklah. Saya kira pertemuan kita cukup sampai disini. Kami ucapkan terima kasih atas kerjasamanya
ingga akhirnya menyisakan Axel dan lelaki yang duduk di seberang mejanya. Ia menata
n elo yang ke seratus sembilan puluh sem
um sekilas. Sambil memali
a dalam angka genap dua ratus kalinya. Hahahaha."
itu. Karena pada kesempatan berikutnya. Gue yang akan menang dan akan me
impi indah loe itu untuk nanti malam. Hahaha," kata Axel meremehkan. Ia beranjak lalu memutar badannya untuk segera meninggalkan tempat itu. Tetapi, baru beberapa langkah ia kembali menghentikanny
u
i depannya dengan cukup
kan kasih perhitungan nanti," kat
g menyuapi Sunandar deng
anya Mel dengan senyum
is buatan ibumu du
bu." Mel membalas sambil mengumpulkan sisa-sis
ru saja gajian. Tapi, alangkah baiknya kalau kamu simpan saja sebagian uang kamu. Kamu kan juga butuh uang untuk menyena
akai untuk berangkat bekerja. Lagian di sana juga Mel harus ganti seragam w
i, M
lagi." Mel mengangkat sendok yang tak terisi penuh. Lalu ia mengarahkan benda itu masuk ke dalam mulutnya. Ia tau betul Sunandar sangat suka bubur ayam. Apalagi
biar Ayah ambil s
ke dalam dulu ya," pamit Mel seraya
ngan peralatan masak sederhana. Hidupnya memang jauh dari kesan
l. Ia sadar jika ia tak punya waktu untuk sekedar membersihkan tumpukan cucian
drrtttt. D
uk tadi. Mendadak ponsel di dala
l sambil meraih lap tangan yang tergantung di rak piring di sebelahnya. Bur
anya Mel pada teman sej
ti akan melompat kegirangan setelah mendengar kabar ini," ujarn
ta apa sih sampa
akal lebih heboh lagi
apa sih? Gue j
apat penghargaan sebagai
n gue nggak mungkin melewatkan acar
lahnya. Loe jangan asal potong-pot
a. Udah
arLight Lounge ntar malem," kata Selvi cepat.
a niat untuk ngeprank gue, kan?"
buat ngerjain loe." Kalimat Selvi
bertemu sama dia dong. Bisa ngajak foto bareng. Minta tanda
erlihat muram. "Mel. Loe ikutan, kan? Ada Debi, Karina dan Salsa juga lho," tambah Selvi dengan nada lebih rendah. Ia tau betul bagaima
ermasuk menggunakan sebagian besar penghasilannya untuk biaya terapi non medis Ayahnya. Padahal, sudah lama Sunandar menjalani terapi itu dan dia belum terlihat lebih baik sedikitpun.
e juga udah mau abis. Hehe." Selvi berusaha mengalihkan pembicaraan untuk menyenangkan hati sahabatnya itu. Mel pun ter
ks ya
u begitu sampai jumpa
i tempat itu hingga beberapa saat. Ia hanya mematun
berdiri di belakang Mel. Reflek Mel terkej
ya
? Ada yang sedang kamu piki
tv. Kayaknya ntar Mel berangkat lebih awal deh," kata Mel
ang bikin acar
pasti kaget s
ng si
Artis favori
r. Kamu pasti s
ee
*
apapun untuk menyambut kedatangan artis tampan yang menjadi idolanya itu. Bahkan, Mel juga belum dandan sama sekali. Sambil menggenggam erat tali Sling bagnya yang sudah
loker ia mengeluarkan sebuah kotak kecil berisi lipstik, baby cream, bedak dan parfum. Kulit wajahnya yang puti
luar dari ruang ganti. Ia pun terlonjak kaget saat ber
apain lo
r Selvi sambil menyodorkan kot
a gue mau gini aja de
ak
ee
an para waitress cewek lain yang tidak sedang melayani pengunjung berkumpu
ja menyewa jasa kedua orang berbadan kekar itu untuk mengawasi pertemuannya dengan Milano malam ini. Tentu saja Axel merasa was-was harus
Jika saya panggil. Segera
balas keduany
diri. Ia sempat terkejut melihat Milano
ambut Milano saat melihat Axel datang. Axel yang terdiam sejenak ke
ya Axel dingin sambil menunjuk
sudah ada disini. Ayo! Kita rayakan kemenangan loe tadi siang!" Milano menuangkan wine ke dalam gelas yang masih kosong sebelum menyodorkannya pada Axel. Mau tak mau Axel langsung menerima b
n berkurang. Karena harus bertugas melayani pengunjung
anteng banget
g VIP ya. Kan kita jadi nggak bisa
an kaki gue udah gemetaran deh," ujar Salsa lagi. Sedangkan Mel lebih memilih untuk d
h. Sungguh ia ingin sekali mendekat. Anda
ngebayangin kenalan sa
pesanan dia? Kan loe bisa minta
tampak berbisik di telinga Sam sesaat. Lalu ia mengeluarkan sebuah bungkusan plastik kecil dari saku dress-nya yang sangat ketat. Setelah melihat kiri kanan ia membuka bungkusan itu dan memutar sedotan di dalamnya. Sam segera mel
nya bingung. Mel segera mengusap mulutnya yang sedikit basah. "Maaf, Tuan. Saya akan ganti minumannya segera," kata Mel. Kemudian ia segera berlari meni
ya teman Ezio yan
i cewek yang menaburkan serbuk tadi langsung cemberut. Dia ingin seka
jaran!" ujar cewek i
erlu!" c
pi,
k," tambahnya. Kemudian kembali terduduk, tapi
a dan Selvi sambil menge
o?" tanya Selvi penasaran. Belum sempat
disini? Cepat keluar! Banyak pengu
mau menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pun berg
adanya pun berdegup sangat kencang dan pikirannya mulai membayangkan hal-hal jorok. Mel menghentikan gerak
ki itu yang langsung
cepat Mel meninggalkan tempat itu. Karena efek obat itu sudah semakin bekerja. Dia tau betul apa efek obat itu, makanya ia tak mau mela
tuh. Mel pun semakin tak kuat menahan gejolak dalam dirinya itu. Makanya tanpa pikir panjang ia langsung masuk ke dalam sebuah toilet. Ia masuk ke salah satu toilet yang kebetulan s
. Berulang kali Axel menggerakkan kemejanya pada bagian kancing paling atas. Untuk memberikan hawa sejuk di tubuhnya. Namun, hal itu ternyata tidak ber
iknya. Ia segera memberikan kode pada
Gue keluar
mau k
dong. Santai aja," jawab Milano. Kemudian nyelonong p
dang Axel. Awalnya Axel menikmati sentuhan itu. Apalagi batang kenikmatannya mendadak terbangun dari
era menepis tangan wanita itu. Kemudian mendorong
tu Bodyguard Axel saat melihat
ekat! Dan pastikan temp
buah toilet. Lalu mengusir semua pengunjung yang ada di tempat itu. Sayangnya, mereka tak memeriksa
ah kosong," ujar salah satu
am ruangan ini. Apapun yang terjadi dan apapun yang kalian
mengerti," timpal
menegang. Segera membuka celana bahannya yang berwarna sama dengan jas yang dikenakan. Keringat dingin
k klimaksnya. Axel kembali mengocok batangnya. Hingga tak pernah ia duga
seorang wanita dengan suar