dengan suara lebih keras
memanjat dan akan menyusul
ngkah mundur untuk memisahkan
berkedip denga
ebelum berjalan ke pintu. "Gue mencint
*
sa menghubungimu saat itu dan semua chat yang dia kirimkan padamu gagal. Dia pikir kamu sibuk karena belum mendengar atau menerima apa pun darimu Tidak ada panggilan, tidak ada chat, bahkan m
ak lagi mengetahui durasinya karena tertidur. Kamu baru saja membang
n saat memasuki pintu masuk utamanya. "Selam
an kelucuan petugas itu, yang mencerahkan mata deng
as sambil menyambar dompet da
rbisik sebelum tersenyum manis padamu. "Tidak p
samping untuk berjalan bersamamu. Sementara di belak
ana sampai kalian tiba
. Maksud saya, jika Anda butuh sesuatu," ucao petugas yang mengganggu sebelum
s tenang
gin meneriaki wanita itu, dan menyuruhnya untuk diam. Dia juga ingin menum
Apa lo baik-baik saja? Lapar? Lelah? M
i, yang melingkari meja kayu memanjang. Ruangan itu seperti a
enelepon tadi saat lo lagi tidur. Dia bilang baka
tas pertanyaanmu bisa melakukan sesu
"Gak, tapi gue gak punya pilihan. Gue harus setuju dengan Pak Andr
. Namun, kita benar-benar mengunjungi tempat di mana pengusaha tua itu tinggal. Mereka juga dapat berbicara denganmu di re
a itu, dibandingkan dengan Andre Global. Jadi, menurutnya begitulah kam
lo mau? Ini hany
Gue masih ada pe
i lain." Suasana hatimu pun
un, yang dia inginkan hanyalah kamu memaksanya. Dia harap kalian pergi ke
emaja yang berkencan ketika kalian dulu pergi ke sana. Namun, dia
g gak ka
kita bak
o suka?" kamu bertan
bisa, tetapi kalau di taman hiburan, mungkin kamu akan memutar otak jika itu terjadi. Ja
ra yang tidak dijawab olehmu, kare
ria itu tinggi, putih, kurus dan muda, mungkin dua tahun lebih tua dari Zahra. Apakah itu Pak Andre
tersenyum saat ma
ir Pak Andre menangk
Zahra juga berdiri. Jadi,
yakin apakah benar-benar orang itu Pak Andre, karena matanya tampak t
n di dadanya, dan bertindak seolah-olah kesakitan. Namun, di
ping Zahra. "Apaan sih lo?" kamu bertanya dengan kas
jawab p
lain? Sungguh menakjubkan apa yang telah pria
belumnya. Waktu konferensi bisnis, dia
idak mungkin apa yang pria itu memang benar. Akan tetapi, tatapan pria tampan itu .... Sayangnya
ya Andre," lanjut pria itu sambil mengulurkan
sa dikatakan, saat merasakan sensasi famil
lalu menarik tubuh Zahra lebih dekat. Jantung Zahra pun berdetak