elihat suaminya telah mengusir anak tiri yang
dah berkurang karena tidak harus capek-capek mengeluarkan energiku untuk
an dari putrinya, Rini berjalan mendekati Cakra. Ia bahkan sudah menampilkan ekspre
lam kenakalan remaja. Lebih baik aku mengejarnya. Aku tidak tega, Mas." Berpura-pura berjalan
lah memberinya seorang putra berusia 3 tahun yang diberi
eluar tidak membawa apa-apa dan hanya memakai seragam sekolah. Bukanka
pada putriku. Bagaimana kalau dia kelaparan dan tidak bis
sang istri. "Tenang saja, Zaara pasti pergi ke rumah Nina.
aik temani suamimu berisitirahat di kamar, aku sangat merindukanmu," bisik
Senyum semanis mungkin sudah ia tampilkan di depan suami yang sebenarnya tidak pernah dicintain
. Apakah dia akan menepati janjinya padaku? Arkan, kapan kamu datang? Aku sangat merindukanmu. Semoga kamu menepati janjimu padaku yang
**
ma 17 tahun. Dengan kasar ia menghapus bulir bening yang menghiasi wajah pucatnya. Segala kesedihan yang ia rasakan selama lima tahun belakangan ini mencapai
pi, aku harus kemana? Aku tidak mungkin pergi ke rumah Nina, karena pasti papa akan mencariku di sana. Astaga, percaya diri sekali kamu Zaa
at mendengar suara dari pria paruh b
ar lagi?" tanya secu
Zaara berjalan menyusuri jalanan kompleks perumahan elite yang hanya ditempati oleh para konglomerat. Ka
ada bangunan-bangunan yang dikelilingi gerbang tinggi menjulang di kanan kirinya. Seolah sua
kili perasaanku saat ini. Mama, aku sangat merindukanmu. Kuatkan
ang sudah merasa sangat lemas kakinya untuk berdiri karena efek tubuhnya yang ber
ang berhenti di belakangnya. Buru-buru ia menghapus bulir bening yang menghiasi
tengah berjalan ke arahnya. Dia adalah kakak kelasnya yang
Niz
, serta wajahnya yang tampan, membuatnya banyak disukai oleh para m
ap bisa bertemu atau pun melihat sosok perempuan yang memang telah menarik hatinya itu. Hingga akhirnya hari ini kei
rena diketahuinya bahwa Zaara terlihat sangat ceria saat ber
ng teramat mendalam. Karena tidak tega dan ikut merasa kesakitan saat melihat gadis yang sudah lama disukainya
kenapa mena
Zaara yang sama sekali tidak menjawab pertanyaa
rmasuk siswa paling populer di sekolah. Namun, karena ia sama sekali tidak pernah tertar
rnya. "Aku bertanya padamu tadi, kenapa tidak dijawab? Kenapa kamu menangis di sini s
t lebih baik, membuatnya kembali menjadi sosok yang ceria karena ia selalu menjadi sosok gadis periang
itu. Oh ya, darimana Kakak tahu kalau aku mempunyai mama ti
tiri." Nizam mencoba tersenyum untuk menyembunyikan kegugupannya. Tentu saja
yang bertanya?" selidik Zaa
gungan untuk menjawab pertanyaan ska
kelasnya. "Sudahlah, sepertinya aku sudah tahu jawabann
mu membutuhkan apa?" jawab Niza
li ponsel baru dulu karena semua barang-barangku disita oleh mama tiriku. Aku pun harus membeli pa
saja uang aku nanti," jawab Nizam yang mengamati penampilan Zaara mulai dari ujung kaki hi
mempunyai hutang budi pada orang lain. Ayo, kita berangkat
jalan ke arah motornya dengan tangan yang s
upa berpegangan erat biar kamu nggak jatuh, oke!" uc
pikirannya sedang tidak fokus setelah diusir oleh papanya, sehingga ia hanya menurut saja saat Nizam m
punggung kekar itu seraya memejamkan kedua
adi ia berikan, aku bisa membeli apa pun dan memenuhi kebutuhan hidupku. Aku nanti minta nomor po
mpat kos sangat cocok untukku. Akan tetapi, aku tidak ingin kak Nizam sampai mengetahuinya.
cintainya tidak ragu-ragu untuk memeluknya erat saat ia sudah
uhan, atas kebahagiaan ini. Semoga Zaara mau membuka hatinya untukku d
contin